Sumber : Unsplash
Sahabat Wirausaha, seiring berjalannya waktu bisnis kita pasti mengalami banyak permasalahan setiap waktunya. Tak jarang kita berpikir, apakah ini bisa dipecahkan sendirian? Sejatinya, banyak pelaku usaha yang gagal karena tidak meminta bantuan ketika permasalahan terjadi. Di sinilah peran seorang mentor atau penasihat usaha kita butuhkan. Sebab, lewat pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki, kita bisa menemukan solusi atas problema bisnis yang tengah dihadapi.
Nah, masalah seperti apa saja yang seharusnya kita konsultasikan ke mentor saat menjalankan usaha? Dan bagaimana cara mendiskusikannya dengan tepat? Yuk kita bahas di artikel berikut ini.
Berbagai Permasalahan yang UMKM Alami
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan pada kinerja perekonomian berbagai negara tidak terkecuali Indonesia. Selain pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi, jumlah pekerja yang terdampak juga cukup besar. Ada 29.12 juta orang terdampak dan 24.03 juta orang jam kerjanya berkurang (BPS, 2020).
Selain itu, terdapat tambahan 2.56 juta orang menganggur dan 1.77 juta orang tidak bekerja. Dengan bertambahnya pengangguran, maka jumlah orang miskin juga bertambah di mana berdasarkan hasil olah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan September 2020 menunjukkan ada kenaikan 2.76 juta orang miskin dan membuat tingkat kemiskinan absolut (P0) Indonesia kembali ke level 2 digit yaitu 10.19%.
Baca Juga: Cara Beradaptasi Sesuai Dengan Perkembangan Permintaan Pasar
Pengangguran juga meningkat di semua level pendidikan dengan level Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling banyak yaitu 13.6%. Dengan segala bentuk kontraksi yang terjadi di dalam perekonomian domestik, pembatasan mobilitas juga berakibat menurunnya ekspor. Per Desember 2020, ekspor non minyak dan gas tumbuh negatif yaitu -0.6%.
Artinya selain produksi domestik yang menurun, performa ekspor juga menurun. Implikasinya adalah akan makin banyak orang yang terdorong untuk menjadi pelaku usaha khususnya pelaku usaha mikro. Keadaan “memaksa” mereka yang terdampak ini untuk bertahan hidup menjadi pelaku usaha. Namun, sayangnya pelaku usaha yang sifatnya necessity ini justu akan menimbulkan tantangan ke depannya.
Sumber: Kemenkop UMKM (2018)
Dari grafik di atas dapat terlihat bahwa selama 10 tahun terakhir, komposisi usaha tidak ada perubahan yang signifikan. Pelaku usaha masih didominasi pelaku usaha mikro bahkan ultra mikro. Hal ini membuat sumbangan pertumbuhan UMKM masih di bawah nasional meskipun kontribusi ke Produk Domestik Bruto (PDB) cukup besar. Usaha mikro yang mendominasi akan menimbulkan pola pertumbuhan output atau ekonomi seperti di bawah ini:
Baca Juga: Design Thinking Bagi UKM dalam Inovasi
Sumber: Kemenkop UMKM (2018)
Dari grafik di atas, terlihat bahwa pertumbuhan output usaha mikro masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Jika ingin menambah pertumbuhan ekonomi lebih cepat khususnya selama pemulihan dari Pandemi COVID-19 maka dibutuhkan lebih banyak usaha skala kecil karena pertumbuhannya di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Fakta ini membuat kita harus mencari strategi yang efektif untuk membuat lebih banyak UMKM naik kelas.
Dua Cara Cerdas Mencari Solusi dengan Pihak Lain
Sayangnya, upaya membuat UMKM naik kelas tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak persoalan yang dihadapi oleh UMKM dari berbagai aspek khususnya pada saat krisis seperti pandemi Covid-19.
Sahabat Wirausaha tidak mengetahui harus bertanya kepada siapa dan menentukan tindakan secara rasional. Hasil studi UKM Center FEB UI (2020) bekerjasama dengan BKF menemukan bahwa hanya 41% pelaku usaha mikro yang mendapat pendampingan. Pendampingan yang dilakukan pun hanya bersifat pertemuan dengan durasi maksimal 30 menit. Tidak ada pembahasan khusus mengenai masalah yang dihadapi dalam bisnis.
Baca Juga: Tips Memilih Mitra Ahli untuk Melakukan Inovasi
Selain minimnya pendampingan yang dilakukan pada Sahabat Wirausaha, tidak mengetahui goals yang akan dituju merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh Sahabat Wirausaha pada umumnya. Rentetan fenomena tersebut akhirnya menghasilkan pelaku usaha yang tidak naik kelas atau bahkan sering mengalami kegagalan. Namun, Sahabat Wirausaha tidak boleh patah semangat meskipun banyak rintangan yang dihadapi.
Ada beberapa street smart (cara cerdas ala kehidupan jalanan) yang dapat diambil untuk membuat Sahabat Wirausaha tidak terjebak dalam kondisi sulit naik kelas, antara lain:
1. Punya Mentor yang Lebih Senior
Mungkin banyak Sahabat Wirausaha yang merasa bahwa karena memiliki keahlian teknis dalam menjalankan usahanya maka sudah mengetahui seluk beluk usaha yang dijalani. Padahal menjalankan sebuah bisnis bukan hanya semata – mata keahlian teknis.
Salah satu contoh yang baru – baru ini saya temui adalah seorang pelaku usaha mebel di Tuban, Jawa Timur yang sangat andal dalam membuat mebel tapi dalam setahun pesanannya hanya satu buah lemari.
Setelah saya fasilitasi untuk berbincang – bincang dengan pelaku usaha mebel yang lebih senior ternyata masalahnya adalah tidak ada pemasaran sama sekali bahkan si pengrajin tidak memiliki nomor handphone yang dapat dihubungi padahal rumahnya sangat jauh dari pusat kota. Dibantu oleh para pelaku usaha mebel senior akhirnya diajari cara promosi menggunakan whatsapp dan media sosial dan akhirnya ada 10 pesanan lemari hanya dalam satu bulan.
Baca Juga: 10 Tipe Inovasi Bisnis yang Perlu Dilakukan
Namun, permasalahan tidak berhenti sampai di situ. Ketika mendapat pesanan lebih banyak ternyata sulit mendapatkan bahan baku dengan cepat serta tenaga kerja tambahan padahal konsumen sudah melakukan pembayaran down payment. Dengan masalah tersebut, pengrajin mebel tersebut berkonsultasi dengan pelaku usaha mebel senior sehingga dapat dikoneksikan ke PT. Perhutani yang ada di Tuban sehingga bahan baku sudah dapat cukup untuk memenuhi pesanan.
Dari ilustrasi di atas dapat dilihat betapa pentingnya punya partner komunikasi untuk berbicara ketika menghadapi masalah dalam bisnis. Namun perlu diingat, partner komunikasinya harus konstruktif dan solutif sehingga bukan malah menjadi debat kusir dan membuat semakin pusing.
Baca Juga: Tips Mengelola Stok Barang Untuk
Kelancaran Arus Kas
Bayangkan saja jika pengrajin mebel tadi bertemu dengan pelaku usaha mebel senior sepuluh tahun yang lalu maka bisa saja saat ini pengrajin mebel tersebut sudah memiliki ratusan ribu pesanan dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Tahu akan hal teknis bukan berarti bisa menjual. Seperti pengrajin mebel tersebut mengetahui cara membuat mebel bukan berarti bisa menjualnya dan menghasilkan lebih banyak manfaat baik dari sisi uang tapi juga penyerapan tenaga kerja.
2. Bermitra Dengan Organisasi Lain
Bertemu mentor senior mungkin bagai mencari jarum dalam jerami. Sangat sulit bahkan jarang sekali yang cocok sehingga butuh kegigihan lainnya untuk dapat bertemu mentor yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan bermitra dengan organisasi lain misalnya dengan asosiasi atau program dari pemerintah daerah setempat misalnya Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang menyediakan pendamping untuk mencetak lebih banyak UMKM naik kelas.
Untuk dapat bermitra maka Sahabat Wirausaha harus aktif mencari informasi dan ikut serta dalam berbagai kegiatan sehingga dapat memiliki koneksi ke organisasi yang tepat. Jika dirasa harus mengikuti kegiatan terlalu berat, maka Sahabat Wirausaha dapat memulai di lingkungan sekitarnya. Contohnya pengrajin mebel tadi membentuk kelompok usaha mebel di desanya sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran dan akhirnya dapat membagi jadwal untuk ikut kegiatan.
Baca Juga: Tips Memilih Mitra Distributor
Jadi, bebannya dibagi sehingga nantinya ketika mendapat akses ke mentor senior pun akan bermanfaat lebih besar tingkatannya tidak hanya untuk diri sendiri. Bukankah masyarakat kita adalah masyarakat yang menjunjung nilai gotong royong sehingga tidak sulit untuk menjalankan ini.
Kesimpulannya adalah punya mentor yang lebih senior secara pengalaman sangat penting untuk memecahkan masalah dalam bisnis sehingga UMKM naik kelas akan semakin banyak. Kedua langkah di atas dapat berhasil jika Sahabat Wirausaha aktif berupaya tanpa menunggu datangnya bantuan. Jika Sahabat Wirausaha sudah memiliki niat dan aktif maka pihak lain pun dapat tergerak untuk ikut berpartisipasi.
Baca Juga: Menyiapkan Company Profile, Rencana
Usaha, dan Proposal Bisnis untuk Mengundang Investor
Seperti dikatakan di awal artikel bahwa UMKM naik kelas bukan hanya berkontribusi pada ekonomi mikro tetapi juga dapat memperbaiki kinerja perekonomian kita secara makro sehingga seharusnya UMKM naik kelas adalah tanggung jawab kita semua dalam ekosistem bukan hanya pelaku UMKM. Namun, kita tahu bahwa memang ekosistem pendukung UMKM naik kelas masih banyak kekurangan tapi bukankah lebih baik kalau kita mulai dari diri kita sendiri? Yuk Saatnya UMKM Naik Kelas dengan memiliki mentor!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.