Instagram @pempekkamsoli_by_mangdedi

Jika bicara soal pempek, tentu yang ada di benak Sahabat Wirausaha adalah kuliner khas Palembang, Sumatera Selatan. Namun, bagaimana jika sebuah brand pempek justru dari sebuah kampung yang ada di Semarang, Jawa Tengah? Tentu identitas ini akan menjadi sebuah anomali yang menarik. Dan kisah tak biasa itulah yang terurai dari perjalanan Pempek Kamsoli.

Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner

Terlahir sebagai orang Palembang yang harus merantau jauh dari kampung halamannya, Artanti Wulan Sari sudah pasti merasakan problem yang sama seperti para orang-orang rantau. Ya, ia merasa kesulitan menemukan kuliner asal tanah kelahiran yang persis dengan seleranya. Pasalnya, saat kuliner khas sebuah daerah dibawa jauh dari tempat asalnya, citarasanya akan berubah dan mengalami penyesuaian tekstur hingga aroma dengan tempat dirinya berada saat ini yang membuatnya berbeda.

Hal itulah yang akhirnya mendorong Artanti untuk membuat sendiri pempek yang menjadi ciri khas Palembang, sesuai dengan seleranya. Pucuk dicinta ulam tiba, ternyata pempek yang dibuat sendiri olehnya justru disukai banyak orang. Tak hanya oleh keluarga dekat, tapi juga teman-temannya. Lantaran rasanya yang lezat dan cocok di lidah banyak orang, Artanti pun mulai mempertimbangkan menjual pempek buatannya itu seperti saran banyak orang.

Bak gayung bersambut, Artanti sendiri rupanya juga memendam asa untuk mengangkat pempek sebagai salah satu kuliner asli Indonesia, supaya tidak kalah dengan berbagai kudapan mancanegara yang disukai oleh generasi muda. Harapannya kala itu sederhana, agar anak-anak muda bersedia mengonsumsi pempek, kuliner tradisional Palembang yang akhirnya menjadi pijakan awal bagaimana Pempek Kamsoli berdiri.

Baca Juga: Percepat Pertumbuhan UMKM Kuliner Dengan Cloud Kitchen

Baca Juga: Se’i Sapi Kana: Pesona Daging Asap Khas NTT


Pergantian Nama yang Lebih Bawa Hoki

Perjalanan Artanti dalam mengarungi dunia bisnis bersama Pempek Kamsoli bukanlah kisah indah satu malam. Artanti sudah memulai usahanya sejak tahun 2013 dan saat itu produknya menggunakan nama Pempek Mang Dedi yang berasal dari nama suaminya, Dhedy Kusworo. Tiga tahun berjalan dengan nama Pempek Mang Dedi, Artanti pun melakukan salah satu keputusan yang cukup berani yakni mengubah brand produknya menjadi Pempek Kamsoli.

Usut punya usut, nama Pempek Kamsoli rupanya diambil dari nama kampung tempat dirinya tinggal yakni Kamsoli alias Kampung Ndeso Pinggir Kali. Sekadar informasi, lokasi Pempek Kamsoli ini sendiri berada di Jalan Tugu Suharto no.17 A RT 06/RW 04, Keluarahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang.

Baca Juga: Membangun Bisnis Kuliner Dari WhatsApp

Pada tahun 2016, Bendan Duwur diresmikan sebagai salah satu kampung tematik bernama Kamsoli. Karena populer di kalangan masyarakat Semarang, Bambang selaku Camat Gajah Mungkur kala itu menyarankan agar pempek buatan Artanti diubah namanya jadi Pempek Kamsoli, sekaligus menjadi ciri khas kampung tempatnya tinggal.

“Sedari kecil saya itu memang sudah hobi jualan. Saya sering bantu Ibu berjualan gorengan dan kue di koperasi sekolah, sampai ikutan bazaar juga. Karena memang saya hobi makan dan jualan ya jadinya keterusan lah ini bisnis Pempek Kamsoli. Selain jualan pempek, kami juga beberapa kali menerima pesanan kuliner khas Palembang lainnya seperti pindang ikat patin, pindang tulang, pepes tempoyak sampai yang lain-lain,” jelas Artanti antusias.

Artanti memang patut bangga karena kehadiran Pempek Kamsoli memang begitu mengubah hidupnya. Cukup menarik bagaimana pempek asal Palembang mampu memberikan penghidupan di Semarang, hingga dirinya mencatatkan omzet rutin sebesar Rp6 juta setiap bulannya. Bahkan lewat Pempek Kamsoli pula, dirinya berjumpa dengan pesohor negeri ini salah satunya putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming yang kini menjabat sebagai Walikota Solo.

Baca Juga: Membangun Diferensiasi Produk Pada Bisnis Kuliner

Sumber: Instagram @pempekkamsoli_by_mangdedi

“Saat itu mas Gibran datang ke kedai kami dan kami benar-benar tidak tahu kalau beliau akan berkunjung. Dengan persiapan yang seadanya, kami berbincang soal bisnis UMKM dengan mas GIbran. Karena terlalu menikmati diskusi, sampai lupa foto-foto apalagi minta endorse ke mas Gibran. Yaa, untung aja ada tim yang mendokumentasikan,” kenang Artanti sambil tergelak.


Omzet Turun Saat Pandemi, Pempek Kamsoli Tetap Optimis

Kendati memang banyak menyimpan kisah yang menyenangkan, bukan berarti Pempek Kamsoli tak pernah mengalami masa-masa berat. Sebagai pelaku bisnis UMKM, Artanti tak menampik bahwa dirinya pun pernah merasakan kerasnya berjuang mengenalkan kembali brand yang sudah dibangunnya, ketika pindah ke tempat tinggal baru. Beruntung pelanggan setia yang begitu puas dengan produk serta layanan Pempek Kamsoli adalah kunci bisnisnya bertahan.

Baca Juga: Tang Kitchen: Usaha Kuliner yang Dirintis di Usia Muda

Dan sama seperti mayoritas pelaku bisnis lainnya yang anjlok saat pandemi Covid-19, Pempek Kamsoli pun mengalami hal serupa dengan omzet bulanan yang menurun yakni di angka Rp4 juta. Hanya saja Artanti boleh berbangga jika bisnis yang dia jalankan mampu melewati pandemi dengan baik-baik saja, bahkan sempat mengalami kenaikan penjualan di awal wabah corona melanda Tanah Air.

“Waktu awal pandemi itu penjualan kami malah meningkat, soalnya kan kami sudah berjualan online terlebih dulu dan punya varian pempek frozen. Jadi waktu itu orderan bertambah karena banyak orang yang takut keluar rumah.

Setelah dua tahun pandemi, penjualan normal kembali tapi ini bukan berarti kami berhenti. Kami akan terus melakukan inovasi baik dari segi varian produk, kemasan, hingga layanan,” papar Artanti panjang lebar dengan begitu optimis.

Sumber: Instagram @pempekkamsoli_by_mangdedi

Baca Juga: Jenis-Jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

Bukan hanya membuktikan diri sebagai pelaku bisnis UMKM yang mampu bertahan melewati pandemi, Pempek Kamsoli rupanya juga sudah melakukan langkah antisipasi jika terjadi kenaikan harga bahan baku, sehingga tak perlu repot-repot menaikkan harga jual yang berpotensi kehilangan calon konsumen.

“Jadi memang dari awal kami sudah menetapkan harga produksi yang bisa mengakomodasi jika terjadi kenaikan harga bahan baku, sehingga harga jual produk kami tak begitu terpengaruh. Kita memang nggak sering-sering naikin harga, mungkin biasanya dua tahun sekali tapi itupun kualitas dan porsi produknya tidak berubah. Kami baru saja menaikkan harga pada bulan Maret tahun 2022 ini,” ungkap Artanti.

Tentu saja apa yang dipaparkan oleh Artanti ini sesuai dengan misi panjang Pempek Kamsoli yang memang senantiasa konsisten menjaga cita rasa lewat standarisasi resep sekaligus proses produksi. Selalu belajar dan berinovasi adalah dua hal yang begitu dipegang teguh oleh Artanti bahkan Pempek Kamsoli tak ragu untuk memodifikasi hingga mengadaptasi model usaha kuliner yang sudah terbukti sukses ke dalam sistem bisnis mereka, tentunya dengan penyesuaian.


Inovasi Tiada Henti, Bahan Bakar Semangat Pempek Kamsoli

Kini di tahun kesembilan usahanya berjalan, Artanti pun mulai mengurai asa dengan ingin menjadikan Pempek Kamsoli sebagai salah satu top brand pempek di Semarang. Mengusung slogan Teraso Nian Iwaknyo (terasa sekali ikannya), Pempek Kamsoli pun selalu berharap bisa memberikan kontribusi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Hingga sejauh ini, ada dua varian utama yang dijual Pempek Kamsoli yakni pempek reguler dan pempek kecik. Untuk pempek reguler yang dijual dengan harga mulai 17 ribu rupiah sampai 23 ribu rupiah itu, kita bisa menikmati kapal selam, lenggang goreng, lenjer dan cordon bleu yang merupakan produk pempek dengan isian daging asap serta keju lumer. Sedangkan untuk pempek kecil yang berisi 10 buah pempek dijual mulai harga 55 ribu rupiah sampai 70 ribu rupiah.

Baca Juga: Cerita Inspirasi Tentang Proses Membangun Identitas Brand Maicih

Ada banyak sekali pilihan untuk paket pempek kecik mulai dari PemPia yang dibungkus kulit lumpia dengan isiannya adalah campuran pempek serta irisan jipang/labu siam. Lalu ada juga telor kecik yang merupakan pempek dengan isian telur ayam kocok, mini-cordon blue, pempek kecik keju, pistel yang merupakan pempek berisi isian tumis baik daun pepaya.hingga pempek army-bomb yang diisi oleh daging asap, keju lumer dan potongan cabe.

“Hingga sejauh ini Pempek Kamsoli memang belum ekspor ya, tapi produk kami sudah punya langganan sampai luar pulau Jawa yakni di Bali sana. Pempek Kamsoli ini berbeda dengan produk sejenis karena produk kami punya cita rasa yang khas sekaligus varian produk yang berbeda, tapi harganya tetap terjangkau,” pungkas Artanti lewat percakapan online via WhatsApp degan penulis beberapa hari lalu.


Harga dan Jenis-jenis Produk yang Dijual Pempek Kamsoli

Nah, Sahabat Wirausaha jika ingin mencicipi produk sekaligus mengenal lebih jauh Pempek Kamsoli dan belajar lebih mendalam lagi soal bisnis pempek, bisa mampir di kontak berikut:

  1. IG: @pempekkamsoli_by_mangdedi
  2. WA: https://wa.me/6285267285014
  3. Marketplace: pempekkamsoli (Shopee) | pempekkamsoli (GOFOOD/GRABFOOD)
  4. Narasumber: Artanti Wulan Sari, Pemilik dan Pendiri Pempek Kamsoli

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.