Belakangan, perkembangan bisnis di sektor pariwisata berlangsung cukup pesat. Hal ini tak mengherankan jika melihat fokus beberapa pemerintah daerah saat ini lebih banyak mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang terdampak oleh pandemi. Meski begitu, ada pandemi COVID-19 lalu menghadirkan tantangan tersendiri bagi sektor ini, hingga tak sedikit diantaranya yang terpaksa gulung tikar.

Tantangan tersebut ternyata tidak berlaku pada bisnis pariwisata yang diusung Cimory, sebuah perusahaan makanan dan minuman ternama. Hal ini terbukti dari keberhasilan Cimory untuk melantai di pasar saham pada tahun 2021. Hingga saat ini, Cimory terus tumbuh dan melakukan berbagai ekspansi. Yuk, kita pelajari lebih jauh bagaimana Cimory dapat menjalankan bisnisnya sejauh ini. 


Memulai Usaha dari Niat Mulia

Bisnis dengan nama Cimory sendiri baru dimulai pada tahun 2004 ketika Bambang Sutantio sebagai pendiri Cimory Group mendirikan pabrik pengolahan susu di Cimory Restaurant di Puncak, Bogor. Hal ini dimulai dari niat baik Bambang untuk memberdayakan para peternak susu di daerah Cisarua. Sebelumnya Bambang telah memiliki perusahaan yang bernama PT. Macroprima Panganutama yang didirikan pada tahun 1993 dan berfokus pada industri olahan daging. 

Sumber foto: Hops.id

Di luar ekspektasi, bisnis pengolahan susu ini pun terus berkembang hingga akhirnya pada tahun 2005 Cimory memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan koperasi di sekitar Kecamatan Cisarua demi meningkatkan kapasitas produksi yang dimiliki. 

Keberhasilan yang semakin terlihat pada sektor makanan dan minuman tidak membuat Cimory berhenti berinovasi. Rencana Cimory untuk masuk pada sektor pariwisata sebenarnya telah terlihat dari pendirian Cimory Mountain View yang berada di Puncak, Bogor pada tahun 2006. Pabrik pertama Cimory ini tidak hanya menjadi tempat produksi, tetapi juga dapat difungsikan sebagai restaurant dan tempat oleh-oleh. Kunjungan dapat dilakukan untuk melihat proses pembuatan produk-produk Cimory.

Baca Juga: 7 Ide Bisnis Pariwisata Kekinian yang Potensial dan Cocok Untuk Wirausaha Pemula


Mengembangkan Bisnis Pariwisata dan Oleh-Oleh

Keseriusan Cimory untuk masuk ke sektor pariwisata semakin terlihat ketika mereka mendirikan Cimory Riverside di Cisarua pada tahun 2012, tidak jauh dari pabrik pertama yang dimiliki oleh Cimory. Berbeda dengan Cimory Mountain View, tempat ini memang sejak awal ditargetkan sebagai tempat pariwisata. Tempat ini sendiri mengangkat konsep kedekatan dengan alam dan hewan dimana kebanyakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung berkaitan dengan kedua hal tersebut.

Selain sebagai tempat wisata, Cimory juga memastikan bahwa pengunjung juga dapat menemukan produk mereka di Cimory Riverside. Selain destinasi, Cimory juga menyediakan tempat oleh-oleh yang berisi produk-produk Cimory, mulai dari susu, olahan susu hingga olahan daging. Cimory juga menyediakan restoran dimana beberapa menu makanan tersebut menggunakan produk Cimory.

Setelah sukses dengan Cimory Riverside, perusahaan kemudian melebarkan lini pariwisatanya ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada beberapa lokasi tersebut terdapat fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan ketiga beberapa wisata sebelumnya. Beberapa fasilitas tambahan tersebut adalah magic village dan kolam renang yang dapat dikunjungi oleh pengunjung. Selain beberapa fasilitas baru tersebut, Cimory juga kembali hadir dengan menyediakan desa yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk mengenal proses pertanian dan peternakan.


Inovasi Jadi Kunci Bertahan di Tengah Pandemi

Keberhasilan Cimory untuk melakukan ekspansi pada masa pandemi ini tentu tidak terlepas dari beragamnya produk yang dimiliki. Pada saat masa pandemi, sektor pariwisata dari Cimory juga mengalami dampak dari pembatasan sosial yang dilakukan. 

Akan tetapi, pada saat yang sama, sektor makanan dan minuman Cimory mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari produk lain Cimory yang merupakan produk hasil peternakan seperti daging dan susu. Selama masa pandemi, konsumsi makanan sehat, dimana salah satunya adalah yogurt dan susu, mengalami peningkatan. Hal ini yang kemudian membuat Cimory dapat terus tumbuh pada masa pandemi.

Perluasan lini bisnis yang dilakukan oleh Cimory juga memberikan gambaran peran strategis dari pariwisata bagi bisnis yang bergerak di bidang lainnya. Pariwisata dapat menjadi sebuah pilihan ekspansi dengan memanfaatkan proses bisnis yang sudah dimiliki. Cimory dalam hal ini memanfaatkan usaha kuliner yang telah dimiliki untuk kemudian dijadikan lini bisnis baru dalam menyentuh konsumen.

Baca Juga: 9 Jenis Inovasi Digital pada Bisnis Makanan dan Minuman untuk Tingkatkan Kualitas Produk dan Layanan


Inspirasi dari Cimory, Pentingnya Diversifikasi Bagi Pengembangan Bisnis UMKM

Belajar dari pengalaman usaha yang dimiliki oleh Cimory, Sahabat Wirausaha dapat melihat pentingnya melakukan diversifikasi usaha. Diversifikasi adalah sebuah proses dimana perusahaan tidak hanya memiliki satu jenis produk usaha saja. Hal ini dapat meminimalisir resiko usaha yang Sahabat Wirausaha hadapi karena ketika satu lini bisnis jatuh, masih terdapat lini usaha lain yang dapat diandalkan. Diversifikasi dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

1. Diversifikasi Substitutif

Diversifikasi substitutif dilakukan dengan melakukan pengembangan terhadap produk yang tidak berkaitan secara langsung dengan produk yang sudah ada saat ini. Sebagai contoh, Sahabat Wirausaha memiliki produk roti rasa cokelat. Diversifikasi substitutif dapat dilakukan dengan membuat roti baru dengan rasa yang lain seperti stroberi. 

Kedua jenis produk tersebut bersifat saling substitutif dengan tujuan memberikan konsumen lebih banyak pilihan pada produknya. Secara umum, diversifikasi ini juga dapat lebih murah karena menggunakan bahan yang sama untuk pembuatan produk baru.

2. Diversifikasi Komplementer 

Diversifikasi yang bersifat komplementer adalah sebuah diversifikasi berupa penyediaan produk yang dapat melengkapi produk yang sudah ada sebelumnya. Produk ini dapat kemudian menambah pengalaman konsumen terhadap brand yang telah dimiliki oleh bisnis Sahabat Wirausaha. Sebagai contoh, Sahabat Wirausaha yang memiliki produk minuman dapat membuat sebuah produk baru berupa makanan sebagai bentuk diversifikasi yang bersifat komplementer. Dengan adanya diversifikasi tersebut, konsumen dapat menikmati lebih banyak produk dari bisnis yang dimiliki oleh Sahabat Wirausaha.

Menariknya, diversifikasi dengan membuat lini bisnis pariwisata dapat menggabungkan kedua manfaat dari kedua jenis diversifikasi. Pada satu sisi, dengan membuat lini bisnis pariwisata dari produk yang sudah ada, Sahabat Wirausaha dapat memberikan pengalaman produk yang lebih lengkap dari bisnis yang dimiliki. Pada sisi lain, lini bisnis pariwisata juga tidak memerlukan tambahan sumber daya baru ketika didirikan.

Sebagai contoh, Sahabat Wirausaha yang memiliki usaha menjahit baju dapat memberikan jasa pariwisata berupa kunjungan ke tempat produksi untuk merasakan pengalaman menjahit. Konsumen dapat diajarkan untuk membuat sebuah produk sederhana dengan mesin jahit yang telah disediakan. 

Dalam pendirian lini bisnis ini, Sahabat Wirausaha tidak memerlukan investasi yang terlalu besar karena mesin jahit mungkin sudah dimiliki. Investasi yang perlu dilakukan adalah melakukan penyesuaian tempat produksi supaya layak untuk dikunjungi. Pada sisi lain, konsumen juga akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak terhadap brand bisnis yang dimiliki oleh Sahabat Wirausaha.

Sebagai tambahan, diversifikasi ini perlu juga disertai dengan sinkronisasi. Hal ini yang dilakukan oleh Cimory dimana sektor pariwisata yang dibangun juga disinergikan dengan produk makanan dan minuman yang dimiliki. Sinkronisasi ini dapat membuat konsumen memiliki banyak opsi dalam memilih produk yang ingin mereka beli. 

Dalam contoh sebelumnya, Sahabat Wirausaha juga dapat memberikan fasilitas untuk membeli produk baju memang merupakan produk utama dari bisnis yang dimiliki. Apabila Sahabat Wirausaha memiliki produk yang lebih banyak, maka dampak dari jasa pariwisata ini akan semakin terasa manfaatnya.

Baca Juga: Cara Mengembangkan Inovasi pada Industri Manufaktur, Temuan pada UMKM Sektor Makanan, Minuman, dan Otomotif


Identifikasi Peluang Wisata dari Kegiatan Operasional Usaha

Pembelajaran lain yang dapat diambil dari kegiatan bisnis ini adalah peluang usaha pariwisata yang sebenarnya dapat dimulai dari proses usaha yang Sahabat Wirausaha miliki. Sahabat wirausaha tidak memerlukan terlalu banyak proses riset dan persiapan karena sebenarnya produk tersebut telah dimiliki oleh Sahabat Wirausaha.

Sebagai contoh, Sahabat Wirausaha memiliki usaha pembuatan kerajinan, bukan tidak mungkin proses pembuatan dari kerajinan itu sendiri dapat menjadi objek wisata. Apabila dibandingkan dengan membuat jenis kerajinan baru yang belum tentu diterima pasar tetapi memerlukan bahan baku yang tidak sedikit, bisnis pariwisata cenderung tidak memerlukan bahan baku. Sahabat wirausaha cukup memulai usaha ini dengan merapikan lokasi usaha dan melakukan pemasaran. 

Nah, dengan berbagai pembelajaran tersebut, sekarang waktunya Sahabat Wirausaha untuk mempraktikkannya. Mendirikan bisnis pariwisata diharapkan bisa menambah pemasukan Sahabat Wirausaha dan di saat yang mensosialisasikan produk bisnis dengan lebih luas. Semoga berhasil.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.