Peluang Ekspor Bawang Merah - Sahabat Wirausaha, bawang merah merupakan salah satu bumbu dapur yang wajib digunakan oleh masyarakat tak hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Tingginya kebutuhan akan bawang merah membuat rempah populer ini dibudidayakan oleh banyak orang mulai dari warga negara sub tropis hingga tropis. Kendati sebetulnya bawang merah berasal dari wilayah Iran, Pakistan dan kawasan pegunungan di bagian utara negara-negara tersebut.
Bahkan untuk Indonesia sendiri, bawang merah termasuk dalam 10 komoditas utama Kementan di tahun 2023. Seperti dilansir Katadata, Mentan Syahrul Yasin Limpo menjelaskan kalau ada empat program kerja yang dijalankan Kementan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, serta transformasi ekonomi inklusif yang berkelanjutan. Di mana dalam target produksi Kementan itu, bawang merah menempati posisi enam besar dengan jumlah 1,71 ton.
Jumlah besar ini jelas membuat bawang merah Indonesia tak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal, tapi sudah pasti punya peluang ekspor yang menjanjikan. Seperti apa? Simak terus ulasannya dalam artikel berikut ini!
Naik Turunnya Harga Bawang Merah Hingga Panen Raya di 2023
Bukan tanpa alasan jika Kementan memang menggenjot produksi bawang merah karena harganya sempat melonjak di awal 2023 silam. Di mana menurut CNBC Indonesia, harga bawang merah kala itu meningkat hingga lebih dari Rp10 ribu jika dibandingkan dengan Januari 2022. Tak heran kalau akhirnya Kementan menargetkan ada 7.732 hektar lahan produksi bawang merah nasional di tahun ini yang tersebar di 33 provinsi dan 100 kabupaten seluruh Indonesia.
Sedangkan untuk budidaya bawang merah teknologi TSS (True Shallot Seed) yang disebut dapat meningkatkan hasil umbi bawang merah hingga dua kali lipat, mengambil porsi 300 hektar dari total lahan produksi nasional. Hanya saja target ambisius itu memang butuh dorongan yang lebih maksimal karena sebagian wilayah Indonesia mengalami kekurangan produksi bawang merah seperti hampir seluruh Kalimantan, Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Utara yang terbesar.
Baca Juga: 7 Negara Potensi Ekspor Pisang Indonesia, Cek Daftarnya!
Dilaporkan hanya tujuh wilayah yang surplus produksi bawang merah yakni Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Agar tetap mampu memenuhi target, Prihasto Setyanto selaku Dirjen Hortikultura Kementan dalam Rakernas di awal 2023 menyebutkan kalau instansinya terus melakukan penyediaan benih bawang merah dengan soil block yang disebarkan masing-masing sekitar dua juta benih di setiap provinsi.
Dan seperti yang sudah diprediksi pada awal tahun termasuk adanya ancaman resesi global, bawang merah menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi pada bulan Mei 2023 sebesar 0,03%. Dilansir dari Kompas, kala itu harga bawang merah sempat naik karena memang belum banyak produksi dari pihak petani sehingga pasokan terbatas.
Namun tidak cukup lama karena harga bawang merah langsung anjlok ketika terjadi panen raya di pertengahan Juli 2023 ini. Bahkan dari semula Rp25 ribu per kilogram, menjadi Rp10 ribu per kilogram yang membuat banyak petani di Kabupaten Brebes yang merupakan salah satu sentra produksi bawang merah nasional, memilih menunda menjual hingga menyimpannya di gudang.
Seperti dikutip dari Detik, Juwari selaku Ketua ABMI (Asosiasi Bawang Merah Indonesia), panen raya bawang merah terjadi tak hanya di Brebes tapi juga di Nganjuk dan Pati yang membuat harganya makin terjun bebas. Stok melimpah bawang merah bahkan terlihat di Pasar Kramatjati Jakarta yang jika biasanya mendapat kiriman 25 truk per hari dengan kapasitas masing-masing tujuh ton, saat ini meningkat jadi 47 truk per hari.
Melihat kondisi yang terjadi di lingkup nasional, sudah seharusnya para petani bawang merah semakin mempertimbangkan peluang ekspor tanamannya ke luar negeri.
Mengintip Peluang Ekspor Bawang Merah Asal Indonesia
Sejatinya kegiatan ekspor bawang merah sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Info Publik, beberapa perusahaan bahkan sudah melakukan ekspor hortikultura ini. Dilaporkan di Gudang Marunda Tarumajaya Bekasi, Jawa Barat ada pengiriman bawang merah sebanyak 2.760 ton ke Thailand dan Singapura pada tahun 2019 silam. Kala itu, PT Karya Tani Semesta mengekspor bawang merah varietas Super Philips yang dihasilkan petani di Kabupaten Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Pitriansyah Kosim selaku Direktur PT Karya Tani Semesta, harga jual bawang merah ke Thailand dan Singapura memang cukup menguntungkan yakni di kisaran Rp26.200 per kilogram untuk Singapura dan Rp22.600 per kilogram untuk Thailand. Tak heran kalau jumlah ekspor bawang merah tetap menjanjikan setiap tahunnya. Bahkan dalam laporan Trademap, Thailand dan Singapura tetap jadi dua negara teratas tujuan ekspor bawang merah.
Foto: laporan Trademap soal negara tujuan ekspor bawang merah asal Indonesia
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Thailand tetap ada di posisi teratas pengiriman bawang merah dengan nilai total ekspor tertinggi menyentuh US$13,8 juta (sekitar Rp207 triliun) di tahun 2020. Jumlah itu kemudian mengalami penurunan di tahun 2021 menjadi senilai US$7,028 juta (sekitar Rp105,4 triliun) dan US$3,985 juta (sekitar Rp59,7 triliun) pada tahun 2022.
Baca Juga: 7 Negara Potensi Ekspor Nanas Indonesia, Mana Paling Cuan?
Dari jumlah itu, bawang merah lokal yang juga kerap disebut shallot baik dalam bentuk segar usai dipanen atau telah melewati proses pembekuan, memang menjadi komoditas yang paling dibutuhkan oleh Thailand.
Di posisi kedua masih ditempati Singapura yang juga mencatat nilai ekspor terbesar di tahun 2020 yakni mencapai US$9,305 juta (sekitar Rp139,6 triliun). Nilainya anjlok perlahan di tahun 2021 dan 2022 yang masing-masing menyentuh US$4,662 juta (sekitar Rp69,9 triliun) dan US$2,819 juta (sekitar Rp42,2 triliun). Yang menarik dari 10 besar negara tujuan ekspor bawang merah asal Indonesia, setengah diantaranya dikirim keluar Asia Tenggara.
Taiwan adalah negara non Asia Tenggara yang terbanyak mengimpor bawang merah asal Indonesia dengan nilai ekspor terbesar terjadi pada tahun 2019 yakni sebanyak US$513 ribu (sekitar Rp7,6 triliun). Sempat anjlok hanya mencapai US$1.000 (sekitar Rp15 juta) di tahun 2021, ekspor bawang merah ke Taiwan kembali meningkat jadi US$14 ribu (sekitar Rp210 juta) di tahun 2022 silam.
Foto: daftar negara-negara pengimpor bawang merah Indonesia
Dengan semakin terkendalinya pandemi Covid-19, optimisme untuk ekspor bawang merah menjadi lebih baik di tahun 2023 ini memang diharapkan terjadi. Apalagi Kemendag juga mengutarakan komitmennya untuk mendorong perluasan ekspor bawang merah ke pasar di luar benua Asia. Tak hanya itu saja, bawang merah yang dijual ke luar negeri juga tak akan terpaku pada bentuk umbinya saja, melainkan dalam produk olahan lain seperti bawang merah goreng.
Hal itulah yang sudah dilakukan oleh UD Dua Putri Solehah dari Desa Tegalrejo di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo lewat brand Hunay. Dilansir website resmi pemerintah Kabupaten Probolinggo, Disperindag lokal melaporkan bahwa sejak tahun 2019, Hunay sudah diekspor ke Jepang dengan kapasitas mulai dari 990 kilogram di tahun 2019, meningkat jadi 2 ton di tahun 2020 dan mengalami penurunan hingga 1,8 ton di tahun 2021 silam.
Tentu berdasarkan fakta ini, semakin meyakinkan jika peluang ekspor bawang merah masih terbuka lebar. Tinggal Sahabat Wirausaha mempelajari kebutuhan pasar di negara-negara tujuan, lalu mempersiapkan produk kualitas terbaik karena bawang merah lokal Indonesia tidak kalah dengan yang dihasilkan negara-negara lain.
Jika Sahabat Wirausaha merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman lainnya. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.