hrd

Mengenal Cash on Delivery - Meningkatnya tren belanja online ke berbagai lapisan masyarakat ternyata mendorong terciptanya inovasi sistem pembayaran, salah satunya Cash on Delivery (COD). Ternyata sistem pembayaran ini sangat diminati konsumen di Indonesia karena kepraktisannya.

Namun, di sisi lain, sistem pembayaran ini juga menimbulkan polemik bagi sebagian konsumen lantaran belum paham seutuhnya cara kerja sistem COD. Lantas, bagaimana sebenarnya cara kerja sistem dan solusi yang bisa dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman yang terjadi saat transaksi?


Statistik Jenis Transaksi Belanja Online

Untuk menilai apakah sistem pembayaran ini efektif, mari kita lihat Laporan Statistik E-Commerce dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dari total 17 ribu transaksi yang terjadi sepanjang tahun 2019, ada 73,04% pembeli yang memilih bertransaksi dengan sistem pembayaran COD, 21,2% bertransaksi dengan transfer bank dan 4,67% dengan e-wallet atau dompet digital.

Sementara itu, sisanya bertransaksi dengan kartu kredit dan metode lainnya. Data ini cukup mengejutkan karena ternyata mayoritas pembeli online banyak yang memilih sistem pembayaran COD dibandingkan transfer bank yang muncul lebih awal.


Sumber : BPS 2020, dikutip dari Lokadata

Pembayaran dengan menggunakan sistem transfer bank dan kartu elektronik lebih sering dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti DKI Jakarta (47,25%), kemudian masyarakat yang tinggal di area Jawa Barat (29,14%), Jawa Timur (24,96%), Sulawesi Selatan (23,38%), dan Sulawesi Barat (23,11%).

Baca Juga: Inilah Platform E-Commerce yang Mendorong Omset UKM

Sementara itu, metode pembayaran COD banyak dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di luar Pulau Jawa seperti Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Provinsi Gorontalo (93,48%), Kalimantan Utara (90,48%), Bengkulu (89,78%), Kep. Bangka Belitung (89,05%), Papua (88,97%) menempati lima provinsi tertinggi yang berbelanja dengan sistem COD.


Mengapa Konsumen Menyukai COD?

Sebagai pelaku usaha, mungkin kita bertanya-tanya, mengapa konsumen banyak yang memilih metode COD dibandingkan metode pembayaran lainnya. Seberapa menarik COD bagi konsumen ?

Nah, untuk menjawab ini, kita akan menganalisisnya dari beragam faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih metode pembayaran, antara lain faktor infrastuktur teknologi, penguasaan teknologi, ekonomi, dan budaya masyarakat.

Baca Juga: Bangun Customer Engagement Lewat Gimmick Promosi di Media Sosial

Pertama, kondisi infrastuktur teknologi berbeda-beda di tiap wilayah Indonesia. Perkembangan dan pertumbuhan teknologi penunjang tidaklah sama di semua wilayah. Kesenjangan teknologi inilah yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi yang tersedia. Ada wilayah yang keberadaan mesin ATM-nya terbatas sehingga konsumen perlu menempuh jarak berkilo meter untuk melakukan transaksi ATM. Ini menjadi kendala tersendiri untuk melakukan pembayaran non tunai.

Selain pembayaran ATM, masyarakat sebenarnya bisa melakukan pembayaran non tunai melalui minimarket terdekat. Namun metode pembayaran ini tetap kurang praktis karena konsumen harus melakukan pembayaran dalam limit waktu tertentu dan membayar biaya administrasi sebesar Rp 2.500 per transaksi.

Baca Juga: Optimalisasi Facebook untuk UMKM melalui Facebook Ads

Kedua, faktor penguasaan teknologi juga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih metode pembayaran. Selain pembayaran non tunai melalui ATM dan minimarket, metode pembayaran non tunai lain yang tersedia dan terjangkau adalah mobile banking dan e-wallet. Namun untuk melakukan pembayaran ini, orang harus tahu bagaimana menggunakan aplikasi mobile banking dan e-wallet yang mana tidak semua orang menguasai dan tahu cara memanfaatkannya.

Ketiga, faktor ekonomi juga mempengaruhi preferensi metode pembayaran yang digunakan. Masyarakat yang jarang menyimpan uang di bank karena pendapatannya terbatas untuk konsumsi umumnya jarang menggunakan kartu debit untuk bertransaksi, melainkan menggunakan uang tunai.

Mengenal QRIS: Metode Pembayaran Digital Baru yang Bermanfaat Bagi UKM

Keempat, faktor budaya masyarakat yang terbiasa bertransaksi kalau sudah melihat fisik barangnya. Tidak menutup fakta jika ada di antara konsumen yang pernah mengalami pengalaman pahit belanja online. Sudah pesan dan transfer, tapi barang tidak sesuai harapan dan tidak dikirim. Hal ini menyebabkan metode pembayaran COD lebih disukai karena dirasa lebih terpercaya. Kurir datang, barang diterima, dan langsung bayar.

Dengan segala pertimbangan tersebut, tidak mengherankan apabila pembayaran COD semakin dan lebih digemari konsumen Indonesia ketika berbelanja online dibandingkan metode pembayaran lainnya. Jika melihat semakin banyak konsumen yang memilih COD, hal ini kemungkinan besar dapat mempengaruhi preferensi mereka dalam memilih toko online.

Konsumen yang terbiasa bertransaksi dengan metode COD cenderung akan memilih toko online yang menyediakan fasilitas pembayaran tersebut dibanding yang tidak menyediakannya.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM


Hal yang Perlu Diperhatikan Pelaku Usaha Mengenai COD

Beberapa waktu lalu sempat ada video viral yang beredar seorang wanita marah-marah dengan kurir yang mengantar paket dengan sistem pembayaran COD. Wanita tersebut marah-marah kepada kurir dan tidak mau membayar karena barang yang diantar tidak sesuai dengan harapannya. Ini memang salah satu resiko yang mungkin dihadapi pihak ekspedisi dan penjual ketika barang tidak memenuhi ekspektasi konsumen.

Meskipun berita itu sempat membuat heboh, kejadian seperti itu sebenarnya kecil sekali kemungkinannya terjadi dengan sistem pembayaran COD. Sebagian besar penjual dan pembeli sama-sama puas dan diuntungkan dengan COD karena membuat proses jual beli semakin mudah. Terbukti sejak tahun 2019, COD menjadi metode pembayaran terfavorit konsumen berdasarkan Sensus E-Commerce Badan Pusat Statistik.

Baca Juga: Soft Selling, Hard Selling

Namun tidak ada salahnya kita sebagai pelaku usaha atau penjual mengantisipasi terjadinya resiko itu dengan melakukan hal-hal berikut ini sebelum bertransaksi dengan konsumen.

1. Mendisplay Foto dan Deskripsi Produk yang Sesuai Dengan Kondisi Barang

Seringkali yang menjadi penyebab konsumen tidak puas dengan barang yang kita kirimkan adalah karena barang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Kita perlu memajang foto produk yang sesuai dan mendekati bentuk aslinya. Cukup edit seperlunya seperti menambahkan efek kecerahan dan ketajaman.

Selain foto, deskripsi produk juga penting untuk dicantumkan. Cantumkanlah deskripsi produk secara jujur mengenai ukuran, bentuk, warna, dan spesifikasi secara jelas. Sampaikan bagaimana cara pemesanan, apakah dengan metode pre-order atau ready stock.

Walaupun dalam pemasaran itu perlu, kurangi mendramatisir penggunaan bahasa yang tidak perlu. Konsumen sebenarnya sudah paham dengan membaca kegunaan produk dan mengamati foto yang terdisplay di toko online kita.

Baca Juga: Search Engine Optimization (SEO)

2. Mengedukasi Konsumen Dengan Sistem COD

Walaupun sudah banyak konsumen terbiasa belanja online dan melakukan pembayaran dengan COD, tidak serta merta konsumen paham syarat dan ketentuan COD secara menyeluruh. Cash on Delivery (COD) bukan sekedar mengetahui sistem pembayarannya saja, tetapi juga tahu ketentuan pengembaliannya jika barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan.

Baca Juga: Mengenal Psikologi Konsumen Untuk Mengambil Keputusan Pemasaran

Tugas dari penjual, bukan hanya memastikan barang laku terjual, tetapi juga menginfokan kepada pembeli prosedur COD secara benar. Penjual harus melakukan langkah-langkah berikut sebelum mengirim barang :

  1. Memeriksa kesesuaian barang yang sudah dipesan pembeli;
  2. Memberikan nomor yang bisa dihubungi dan memastikan telpon selalu terhubung/aktif sehingga konsumen tahu kemana harus melakukan komplain;
  3. Menjelaskan prosedur COD dengan tepat;
  4. Memastikan untuk merespon komplain dari pembeli; dan
  5. Bekerja sama dengan ekspedisi yang menyediakan fasilitas COD dan memahami prosedur pengembalian/retur.

Penjual perlu menyampaikan prosedur pengembalian barang jika tidak sesuai dengan pesanan pembeli dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Jika barang sampai, terima paket dari kurir dan lakukan pembayaran.
  2. Buka isi paket dan lakukan pengecekan apakah barang sudah sesuai pesanan.
  3. Jika paket yang dikirimkan tidak sesuai, pembeli harus menghubungi penjual dan melakukan retur pembelian.

Baca Juga: Unique Selling Proposition


COD dan Peluang Pengembangan Bisnis

Sistem pembayaran COD terbukti diminati oleh masyarakat di Indonesia yang gemar melakukan belanja online. Selain karena menyediakan sistem pembayaran yang mudah, sistem COD dapat dijangkau oleh masyarakat dari semua segmen dan kalangan.

Dengan semakin meningkatnya masyarakat yang tertarik dan bertransaksi dengan metode pembayaran COD, menyediakan opsi pembayaran ini di toko online kita ternyata dapat meningkatkan peluang produk kita terjual karena memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memiliki akses terbatas pada fasilitas teknologi pembayaran.

Baca Juga: Apa itu Digital Wallet?

Mungkin ada konsumen yang bermaksud membeli produk toko online kita, namun karena selama ini sistem pembayaran yang tersedia hanya bisa dilakukan menggunakan transfer bank dan e-wallet, konsumen enggan untuk melakukan pembelian karena menghadapi kendala untuk melakukan pembayaran non tunai. Jika toko online Anda belum menyediakan metode pembayaran tersebut, Anda mungkin bisa mempertimbangkan untuk menambahkan COD sebagai salah satu opsi pembayaran yang tersedia.

Untuk membuka akses pembayaran ini, Anda harus melakukan kerjasama dengan mendaftarkan usaha Anda ke perusahaan ekspedisi yang menyediakan fasilitas COD. Saat ini ada banyak pilihan ekspedisi yang menyediakan sistem ini seperti J&T, JNE, Pos Indonesia, SiCepat, Ninja Express, Shopee Express, dan sebagainya.

Baca Juga: Tren-tren dalam GoFood/GrabFood yang Penting Bagi Digital Marketing

Menyediakan fasilitas pembayaran COD memberi konsumen kesempatan lebih besar untuk menjangkau dan membeli produk dari toko online Anda. Apalagi saat pandemi seperti sekarang lebih banyak konsumen yang semakin antusias berbelanja online dan menghindari keluar rumah karena pembatasan sosial.

Bagaimana, apakah Anda tertarik menambahkan metode pembayaran COD di toko online Anda? Semoga artikel ini dapat memberikan nilai tambah dan memperluas wawasan Anda mengenai sistem pembayaran COD.