Persona Pelanggan – Sahabat Wirausaha pastinya sudah pernah mendengar quotes bijak yang bunyinya, “Kita tidak bisa menyenangkan semua orang”. Nah, hal ini juga berlaku dalam bisnis, lho. Produk yang kita jual pastinya hanya cocok untuk kalangan tertentu saja, dan tidak dibutuhkan oleh kalangan yang lain.

Namun, apakah hal tersebut menjadi bukti bahwa produk kita gagal? Tentu saja tidak. Justru, kalau kita paham dengan siapa target konsumen kita, malah akan mempermudah peningkatan penjualan dalam bisnis kita. Nah, gimana sih caranya? 

Pahami Dulu Apa itu Persona Pelanggan

Persona pelanggan adalah karakter fiksi yang digambarkan sebagai contoh karakter pelanggan kita. Tujuan dibuatnya hal ini adalah agar Sahabat Wirausaha bisa menjadikannya patokan untuk pengambilan keputusan bisnis. Kita memiliki gambaran tertulis lengkap tentang siapa persona pelanggan kita, apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka inginkan. Coba analisa info tersebut, dan simpulkan informasi yang terkait dengan "peran" mereka. Hal ini akan menjadi info yang relevan dengan jabatan dan peran mereka di tempat kerja, tentu saja, tetapi juga dapat berbicara tentang peran mereka di rumah atau dimanapun mereka sering berada.

Misalnya, Sahabat Wirausaha punya produk berupa frozen food. Setelah riset, ternyata kita menemukan tiga jenis customer yang berminat membeli produk kita. Ketiga costumer ini adalah ibu-ibu yang punya anak, karyawan kantor, dan juga mahasiswa kos. Mereka bertiga memiliki alasan yang sama saat membeli produk frozen food, yaitu tidak punya waktu untuk sarapan sehingga perlu sesuatu yang praktis untuk dimasak di pagi hari. Nah, sebagai penjual, kita perlu mencari tahu kebutuhan setiap customer yang berbeda ini. 

Bagaimana Cara Memahami Kebutuhan Persona Pelanggan? 

Kita bisa memahami kebutuhan setiap persona pelanggan dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut :  

  • Tempat tinggal 

Misalnya, jika customer kita ternyata lebih banyak tinggal di perkotaan besar seperti Jakarta, maka frozen food yang biasanya laku adalah sesuatu yang memiliki citra khas luar negeri, seperti makanan Amerika, Korea atau Jepang. Dengan begitu, dapat disimpulkan kalau pelanggan tipe ini butuh dengan frozen food yang berupa kentang goreng stik, nugget, sushi, topokki, odeng, dan sebagainya. 

  • Usia 

Mengetahui usia kebanyakan customer dapat membantu Sahabat Wirausaha dalam menentukan variasi produk. Misalnya, jika kita jualan nugget, dan ternyata kebanyakan yang membeli adalah ibu-ibu yang mempunyai anak, kemungkinan besar tujuan mereka membeli untuk dikonsumsi anak-anak mereka.

Dengan begitu, kita bisa menyimpulkan bahwa kita bisa menjual variasi produk yang lebih spesifik lagi, yaitu dengan menjual nugget dengan bentuk-bentuk yang lucu sebagai pembangkit selera makan anak-anak. Misalnya, bentuk huruf atau angka, bentuk binatang, dan masih banyak lagi. 

  • Tempat mereka biasa berkumpul

Kita juga bisa memahami kebutuhan persona pelanggan yang bersumber dari lokasi tempat mereka berkumpul. Misalnya, jika pelanggan kita adalah tipe karyawan kantoran yang butuh cemilan untuk selingan pekerjaan, maka kita bisa menjual produk frozen food yang mengenyangkan namun praktis untuk dimakan, misalnya adalah dimsum. Varian ini praktis untuk dimakan, karena hanya perlu dipanaskan dalam microwave di pantry kantor dan tanpa perlu ditemani nasi. Sangat berbeda dengan nugget yang biasanya merupakan didesain untuk lauk nasi.   

  • Hobi 

Sesekali coba cari tahu hobi pelanggan Sahabat Wirausaha untuk mengetahui produk apa yang harus dijual. Coba ambil contoh pelanggan tipe mahasiswa kosan, yang biasanya hobi menonton drama korea setelah kuliah. Nah, ini bisa dijadikan informasi patokan untuk menjual frozen food khas Korea, misalnya odeng, topokki, suki, kimchi, dan sebagainya. 

Manfaat Memahami Persona Pelanggan 

Memahami persona pelanggan sangat penting, terutama pada saat kita ingin rilis produk baru pada bisnis kita. Nah, apa saja sih manfaatnya? 

  • Meningkatkan loyalitas konsumen 

Konsumen yang merasa didengarkan kebutuhannya dan merasa dimengerti, pastinya tidak mau ambil resiko dengan berpindah ke lain hati. Mereka akan terus-terusan repeat order jika sudah terlanjur nyaman. Apalagi jika produk Sahabat Wirausaha telah terbukti berkualitas dan telah membantu permasalahan mereka. 

  • Meningkatkan penjualan

Selain repeat order, Sahabat Wirausaha juga punya peluang untuk meningkatkan penjualan. Kok bisa? Iya, karena pelanggan yang sudah jatuh cinta dengan produk kita akan secara sukarela menceritakannya kepada teman-temannya, keluarganya, dan siapapun yang mereka kenal. Fenomena word of mouth pasti akan terjadi. Efeknya, ini akan menjadi rantai yang saling sambung menyambung dalam merekomendasikan produk kita. Wah, menarik sekali, bukan? 

  • Mengetahui lokasi strategis untuk berjualan 

Siapa bilang membangun hubungan dengan konsumen itu tidak ada gunanya? Justru, kalau kita tahu kebutuhan persona pelanggan kita, pastinya nanti akan muncul data hasil analisa lokasi yang sering dijadikan tempat kumpul para calon pembeli. Hal ini bisa kita manfaatkan untuk membangun hubungan dan mencari tahu bahan keluhan untuk memperbaiki produk bisnis kita kedepannya. Dengan begitu, tidak hanya tumbuh secara kuantitas, namun bisnis kita juga tumbuh lebih berkualitas. 

Cara Membuat Persona Pelanggan 

Nah, setelah mengetahui definisi dan manfaatnya, sekarang saatnya kita praktik membuat persona pelanggan dan kebutuhannya. Kita bisa mencatat poin-poin pada selembar kertas atau file khusus pada perangkat teknologi kita. 

Poin-poin berikut merupakan info yang dibutuhkan untuk membuat penggambaran persona pelanggan bisa lebih spesifik : 

  1. Rangkuman profil 
  2. Kepribadian 
  3. Minat/ketertarikan 
  4. Umur 
  5. Pekerjaan
  6. Status 
  7. Lokasi 
  8. Motivasi 
  9. Permasalahan 
  10. Pola dasar 

Ke-sepuluh poin tersebut sebenarnya tidak harus diisi semua, namun jika semakin lengkap akan semakin baik efeknya pada bisnis kita. Luangkan waktu untuk membuat lebih spesifik. Semakin banyak tantangan yang dapat kita identifikasi untuk setiap persona, semakin banyak peluang yang kita miliki untuk memberikan solusi. Dan semakin banyak solusi yang kita berikan, semakin menarik dan membantu perusahaan kita bagi prospek yang memenuhi syarat tersebut. Untuk lebih lengkapnya, Sahabat Wirausaha bisa melihat template berikut sebagai gambaran : 

(Sumber: Econsultancy)

Sebagai data tambahan, kita juga bisa menambahkan kisaran jumlah penghasilan mereka pada tabel. Harapannya, kamu bisa menentukan harga produk sesuai dengan kebutuhan dan kesanggupan dengan pembeli. 

Untuk mendapatkan seluruh data dari poin-poin di atas secara lengkap, kami punya tips untuk kita:

  1. Melakukan riset di Google dengan kata kunci tipe pelanggan 
  2. Mendatangi langsung tempat-tempat dimana pelanggan tersebut tinggal atau berkumpul 
  3. Jangan lupa mencantumkan nama dari setiap persona pelanggan yang berbeda. Hindari menggunakan label “pelanggan A” atau “pelanggan 1” karena akan mempersulit kita dalam mengingat secara cepat kebutuhan setiap pelanggan. 
  4. Memperhatikan keseharian mereka di vlog dan konten sosial media 
  5. Mencari keluhan mereka pada kolom testimoni kompetitor di sosial media atau marketplace. Dengan begitu, kamu bisa menjual produk yang membantu permasalahan mereka. 

Demikian, tips dalam memahami persona pelanggan dan kebutuhannya. Bagaimana? Apakah sudah tercerahkan dan tertarik untuk buru-buru praktik? Eits, tunggu dulu, sebelumnya jika Sahabat Wirausaha merasa bahwa artikel tips bisnis ini bermanfaat dan membawa perubahan, jangan lupa untuk membagikannya kepada publik yang lebih luas lagi. Semoga bermanfaat dan selamat praktik! 

Referensi : 

https://komerce.id/blog/customer-persona/

https://blog.skillacademy.com/buyer-persona-adalah

https://www.ekrut.com/media/customer-persona

https://wartaekonomi.co.id/read443287/apa-itu-customer-persona