Pempek Crispy Cek Ya – Sahabat Wirausaha pasti tahu bahwa orang Indonesia paling suka ngemil. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah. Tak heran jika kita bisa menemukan beraneka ragam cemilan pedas nan gurih yang bisa kita santap.
Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh Raden Ayu Annisa, seorang wanita asal Palembang berumur 40 tahun yang melakukan inovasi cukup unik pada makanan khas daerah asalnya, yaitu pempek. Nah, seperti apa inovasi bisnis yang dijalankan Annisa, hingga bisa meraih omzet sampai 15 juta per bulannya? Simak kisahnya berikut, ya!
Memulai Bisnis dengan Modal Awal 350 Ribu Rupiah
Annisa memulai bisnisnya pertama kali di tahun 2015, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga membantu suaminya. Kala itu, dirinya adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah mempunyai tiga orang anak. Bisnis kecilnya, didirikan Annisa dengan hanya bermodal pinjaman sebesar 350 ribu rupiah dari keluarga terdekat.
“Untuk menambah penghasilan, saya mencari usaha rumahan yang pas, namun kendalanya adalah modal yang belum ada. Suami bekerja di perusahaan swasta, tapi untuk penghasilannya hanya cukup untuk bayar hutang, nggak berani dan agak malu minta/pinjam sama orang tua maupun mertua meskipun ekonominya sangat mencukupi,” jelas Annisa
Akhirnya, dengan segala tekad Annisa memberanikan diri untuk meminjam uang sekitar Rp350 ribu kepada saudara laki-lakinya untuk kursus pempek secara offline. Setelah kursus, hasilnya dibawa pulang dan dibagi-bagi ke teman-teman suami Annisa. Rezeki memang tak kemana, karena akhirnya ada teman suami Annisa yang tertarik dan membeli dagangan tersebut. Keuntungan yang diperoleh saat itu, lantas ia jadikan modal awal untuk membeli bahan baku.
Sama seperti bisnis UKM pada umumnya, Annisa memulai jangkauan bisnisnya di area terdekat sekitar rumah. Kala itu, Annisa mulai berjualan di depan sekolah dan ternyata laris manis. Banyak tetangga dan guru-guru di sekitar sekolah sangat menyukai pempek crispy rasa original dan balado hasil produksinya yang berbahan dasar daging merah tenggiri.
Produksi dan Beroperasi dari Subuh hingga Malam
Jika banyak orang menyangka bahwa berbisnis itu enak, mungkin mereka tidak tahu apa yang sebenarnya harus dihadapi para pebisnis. Tidak ada jam kerja yang pasti, tidak ada libur, bahkan sering mengalami kerugian di awal. Hal seperti ini juga dialami oleh Annisa di awal-awal membangun bisnis. Maklum, saat itu Annisa tidak memiliki karyawan atau tim operasional khusus yang membantunya, sehingga semuanya masih dikerjakan sendiri. Bahkan, Annisa mengerjakan semuanya sambil mengurus dan menggendong buah hatinya.
“Kesulitan awal sih di bagian produksi dan pemasaran mbak, karena tenaga kerja nya masih sendirian saat itu yang mengerjakan mulai dari produksi sampai packaging, sambil gendong anak dan sambil goreng pempeknya. Alhamdulillah untuk setiap paketan ekspedisi bisa jemput ke rumah jadi saya nggak perlu repot harus keluar rumah,” tutur Annisa.
Menurutnya, hal yang paling penting untuk diperhatikan saat mendirikan bisnis di awal adalah manajemen waktu sehingga semuanya bisa selesai sesuai dengan target. Karena ia bekerja sendirian, maka resiko yang harus ditanggung Annisa saat itu adalah jam kerja yang padat dan multitasking dari tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga.
“Kalau habis sholat subuh lanjut mengerjakan pekerjaan rumah, lalu disusul pukul 6 pagi saya mengangkat booth untuk jualan di depan SD yang kebetulan dekat rumah. Saya jualan dari pagi sampai siang pulang sekolah, lalu saya lanjutkan berjualan di depan rumah sampai sore. Malamnya, saya lanjut ngadon pempek lagi sambil nungguin anak-anak yang sudah tidur,” paparnya.
Dari kisah Annisa, bisa kita ketahui bahwa menjadi pebisnis harus tahan dengan lelah. Hal ini bisa mematahkan perspektif kebanyakan orang yang mungkin ingin resign dari pekerjaan karena tidak ingin bekerja dari pagi hingga sore. Lihatlah Annisa yang bekerja dari pagi hingga malam, nih!
Rajin Belajar dan Aktif Ikut Pelatihan Bisnis
Siapa yang rajin berusaha, maka pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Hal inilah yang menjadi prinsip Annisa dalam menjalankan bisnisnya. Dengan rutinitas yang sama seperti harinya, Annisa tetap konsisten dan terus memperbaiki kualitas produk dan pemasarannya.
Selama ini, Annisa hanya fokus berjualan offline di sekolah depan rumah, lalu seiring berjalannya waktu, Annisa belajar digital marketing dan mulai berjualan juga lewat sosial media seperti Facebook dan Instagram.
Seiring perjalanan, bisnis Cek Ya milik Annisa mulai mencari komunitas yang bisa diikuti dengan harapan usahanya bisa lebih maju dan dikenal. Pada saat itu Cek Ya mendapatkan info-info komunitas UKM IKM Nusantara di Instagram dan akhirnya memutuskan untuk bergabung di komunitas pada akhir 2019.
“Setelah masuk di komunitas, alhamdulillah banyak dapat ilmu yang bisa dikembangkan di usaha Cek Ya, salah satunya mengikuti pelatihan kewirausahaan yang diadakan salah satu satu Dinas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan,” papar Annisa.
Nah, ini bisa menjadi inspirasi untuk kita yang mungkin ingin memperluas wawasan bisnis namun tidak tahu harus berguru ke siapa dan dimana. Kita bisa mengikuti akun-akun UKM yang pastinya akan menginfokan pelatihan rutin dan bisa diikuti oleh siapa saja.
Jangkauan Pasar Berkembang Hingga ke Luar Negeri
Setelah banyak mengikuti pelatihan baik secara online maupun offline, Cek Ya juga mengikuti bazar-bazar dan disaat itulah Cek Ya memperkenalkan produk pempek crispy kepada khalayak masyarakat yang lebih luas.
Seiring berjalannya waktu, Cek Ya mulai bertahap mulai mengurus izin usaha. Pada awal tahun 2021, Cek Ya mulai berinovasi dengan memproduksi pempek crispy yang siap santap tanpa harus digoreng kembali.
“Alhamdulillah, respon masyarakat sangat baik sekali dengan adanya pempek crispy ini dengan 4 varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju. Menariknya, pempek crispy ini bisa dicocol langsung dengan cuko yang ada didalam kemasan snack tersebut dan alhamdulillah izin halal sudah ada karena saat itu ada program gratis dari pemerintah,” cerita Annisa.
Kabar baik tidak cukup sampai disitu saja, karena di tahun 2021 Cek Ya mencoba ikut ajang AKI dari Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan ternyata berhasil lolos. Dari sinilah Cek Ya mendapatkan banyak bimbingan mulai dari pemasaran digital baik penjualan via media sosial maupun e-commerce, laporan keuangan, hingga teknik ekspor.
“Senang terharu semuanya campur-campur ucapan selalu bersyukur dan bersyukur bisa sampai sejauh ini. Penjualan Cek Ya alhamdulilah makin berkembang sudah sampai ke Jepang meskipun hand carry sebagai oleh-oleh khas Palembang.” kata Annisa bersemangat. Kini, bisnis Cek Ya milik Annisa telah menghasilkan omzet hingga Rp15 Juta per bulannya, dan telah membuka toko di Palembang.
“Alhamdulillah mbak, kebetulan toko persis di sebelah rumah. Terkadang saya bisa mengurus anak-anak dan suami sambil memantau penjualan. Selain itu, saya juga ikut di komunitas UKM IKM Nusantara dan setiap minggu kita suka kumpul dan sharing tentang usaha yang kita jalani. Alhamdulillah waktunya bisa dibagi untuk mengurus anak dan suami serta kegiatan lainnya.” Kata Annisa.
Untuk teman-teman pegiat UMKM lainnya, Annisa berpesan untuk jangan pernah takut melangkah. Pasalnya, semua hal akan dimulai dari yang kecil sebelum kemudian berproses untuk menghasilkan secara maksimal. Tak hanya itu, ia juga mengingatkan agar kita tak lelah berinovasi dan terus belajar. Jangan sampai semangat berbisnis padam di tengah jalan hanya karena kita malas beradaptasi dan mencari informasi baru. “Kalau bukan kita siapa lagi untuk membangkitkan ekonomi yang kuat?,” pungkas Annisa.
Untuk kedepannya, Annisa berharap pempek crispy buatannya bisa dikenal dunia. Annisa berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnis pempeknya dengan konsisten menambah wawasan ilmu bisnis dan mempraktekkannya. Dengan begitu, produknya bisa lebih dicintai oleh masyarakat Indonesia dan dunia.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi :
Wawancara langsung dengan Raden Annisa, founder dan owner Cek Ya selama bulan Desember 2022.
Katalog UKM JagoWAn Cek Ya