Dalam dunia bisnis, yang namanya risiko itu pasti sudah seperti roti dan selai. Tidak ada satupun kegiatan bisnis yang sepenuhnya bebas dari risiko. Terutama saat kita membahas soal mata uang dan harga komoditas yang naik turun secara fluktuatif.

Lalu, bagaimana solusinya untuk mengatasi risiko itu? Apa kita hanya harus pasrah begitu saja dan berharap risiko itu tidak terjadi? Tentunya tidak dong! Karena segala bentuk risiko itu pasti ada cara untuk meminimalisirnya. Yang dimaksud dengan meminimalisir bisa dalam dua hal, meminimalisir peluang terjadinya risiko tersebut, dan yang kedua adalah meminimalisir dampak dari risiko tersebut bila terjadi.

Nah, salah satu cara untuk meminimalisir risiko disebut sebagai Hedging. Yuk Sahabat Wirausaha, kita bahas bersama di artikel ini.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM


Apa itu Hedging?

Hedging, berdasarkan investopedia.com, adalah sebuah upaya perlindungan aset finansial yang perkembangan harganya bersifat fluktuatif. Contoh aset finansial yang bersifat fluktuatif antara lain; saham, komoditas, mata uang, obligasi, dan bunga. Konsep cara kerja hedging mirip dengan cara kerja asuransi.

Misalkan Sahabat Wirausaha memiliki rumah di daerah yang rawan banjir, Sahabat Wirausaha bisa mengasuransikan rumah tersebut dengan asuransi banjir. Kalau hal yang dikhawatirkan yaitu banjir tidak terjadi, maka Sahabat Wirausaha rugi sebesar biaya asuransi tersebut. Tetapi, bila yang dikhawatirkan itu terjadi, Sahabat Wirausaha akan “untung” sebesar jumlah kerugian yang seharusnya Sahabat Wirausaha emban dari bencana tersebut.

Baca Juga: Apa itu Payables Turnover?


Cara Kerja Hedging

Umumnya, hedging di dunia finansial dilakukan melalui sekuritas yang bergerak sejalan dengan aset finansial (saham, obligasi, komoditas, dan bunga). Sekuritas yang dimaksud di sini ada beberapa jenis, yaitu; opsi, tukar, futures, dan forward contract. Sekuritas ini bersifat sama dengan asuransi, yaitu dibeli di awal dan hanya Sahabat Wirausaha rasakan manfaatnya bila risiko yang dikhawatirkan (menurunnya harga) terjadi.

Sebagai contoh, misalkan Sahabat Wirausaha membeli 100 lembar saham dengan harga Rp. 100,000,- per lembarnya. Lalu Sahabat Wirausaha melihat ada peluang terjadinya penurunan harga saham tersebut ke tingkat Rp. 50,000,- per lembar. Maka, Sahabat Wirausaha bisa membeli sekuritas put option, yaitu sebuah asuransi yang menjamin bahwa Sahabat Wirausaha bisa menjual saham tersebut dengan harga paling kecil Rp. 80,000,- per lembarnya di tahun depan. Biaya untuk membeli put option tersebut sebutlah Rp. 10,000,- per lembar saham, sehingga total biaya yang Sahabat Wirausaha keluarkan untuk melindungi seluruh saham yang dimiliki adalah Rp. 1,000,000,-.

Baca Juga: Inilah Platform E-Commerce yang Mendorong Omset UKM

Misalkan ada dua kemungkinan kejadian yang terjadi tahun depan, yaitu harga saham naik ke Rp. 150,000,-, dan yang kedua adalah harga saham jatuh ke Rp. 50,000,-. Maka perhitungan untung rugi Sahabat Wirausaha adalah sebagai berikut:

Harga Saham Rp. 150,000,-:

Keuntungan dari penjualan saham = Rp. 150,000 x 100 (jumlah saham yang dimiliki) - Rp. 100,000 (harga
saham saat dibeli) x 100 - Rp. 1,000,000 (biaya put option)

= Rp. 15,000,000 - Rp. 10,000,000 - Rp. Rp. 1,000,000

= Rp. 4,000,000,-

Harga Saham Rp. 50,000,-:

Keuntungan dari penjualan saham = Rp. 80,000 (karena dijamin put option) x 100 - Rp. 100,000 x 100 -
Rp. 1,000,000 (biaya asuransi / put option)

= Rp. 8,000,000 - Rp. 10,000,000 - Rp. 1,000,000

= - Rp. 3.000.000,-

Baca Juga: Homeware International Indonesia, Merambah Ekspor Lewat Kerajinan Berprinsip Sustainability

Secara sekilas memang terlihat bahwa Sahabat Wirausaha tetap mengalami kerugian meskipun sudah membeli put option untuk melindungi aset saham tersebut. Tetapi, mari kita coba hitung bila kemungkinan buruk terjadi tanpa membeli put option.

Harga Saham Rp. 50,000,-:

Keuntungan dari penjualan saham = Rp. 50,000 (tanpa perlindungan) x 100 - Rp. 100,000 x 100

= Rp. 5,000,000 - Rp. 10,000,000

= - Rp. 5,000,000

Dari perhitungan tersebut terlihatlah bahwa Sahabat Wirausaha akan menanggung kerugian sebesar 5 juta rupiah bila tidak menggunakan put option sehingga bisa dibilang bahwa biaya put option sebesar 1 juta rupiah adalah untuk melindungi Sahabat Wirausaha dari kerugian lebih dari 3 juta rupiah. Jangan lupa, masih ada kemungkinan harga saham jatuh lebih jauh lagi dari harga Rp 50,000 per lembar, jadi manfaat dari hedging akan lebih besar lagi kalau sampai hal itu terjadi.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Teh

Perlu diingat juga bahwa biaya hedging akan menyesuaikan tingkat risiko terjadinya penurunan harga aset finansial yang dilindunginya. Semakin besar peluang harga aset finansial tersebut turun, maka semakin tinggi juga biaya yang harus Sahabat Wirausaha keluarkan untuk hedging aset tersebut.

Jadi, untuk mempertimbangkan dengan tepat apakah Sahabat Wirausaha sebaiknya melakukan hedging atau tidak, perlu juga menghitung peluang tersebut dan dampak yang bisa disebabkan. Bagaimanapun, hedging hanyalah sebuah solusi dari risiko finansial yang sering ditanggung oleh pelaku usaha, jadi perlu juga bagi Sahabat Wirausaha untuk berhati-hati dan strategis dalam penggunaannya.

Referensi:

  1. https://www.educba.com/hedging/
  2. https://www.investopedia.com/terms/h/hedge.asp