Cara Membuat Nama Brand  Nama sebuah brand adalah fondasi dari identitas bisnis. Ini bukan sekadar label, melainkan kesan pertama yang akan melekat di benak pelanggan. Cara membuat nama brand bisa membangun kepercayaan, menceritakan sebuah kisah, dan membedakan produkmu dari kompetitor.

Sebaliknya, nama yang kurang sesuai bisa menjadi penghambat. Memilih nama yang tepat memang sebuah tantangan, namun ini adalah langkah strategis yang akan menentukan perjalanan bisnis ke depan. Proses ini membutuhkan kreativitas dan riset agar hasilnya maksimal dan berdampak positif bagi pertumbuhan usahamu.

1. Gunakan Nama Deskriptif

Salah satu cara membuat nama brand yang paling lugas adalah dengan menggunakan nama deskriptif. Nama jenis ini secara langsung menjelaskan produk, layanan, atau manfaat yang kamu tawarkan. Pelanggan tidak perlu menebak-nebak karena namanya sudah sangat jelas.

Misalnya, sebuah merek seperti Rumah Makan Padang Sederhana langsung memberitahu kita jenis usaha dan apa yang bisa diharapkan. Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah kejelasan. Pesanmu sampai ke audiens tanpa perlu penjelasan panjang. Ini sangat membantu di tahap awal bisnis saat kamu ingin membangun kesadaran pasar dengan cepat.

Namun, ada juga kekurangannya. Nama deskriptif kurang menonjol dan cenderung generik. Hal ini membuatnya lebih sulit untuk didaftarkan sebagai merek dagang karena sifatnya yang umum. Contoh lain yang terkenal adalah Internet Explorer atau General Electric, keduanya sangat gamblang dalam menjelaskan industri mereka.

Baca Juga: 10 Tips Memilih Nama Brand yang Menarik dan Mudah Diingat untuk Bisnis

2. Manfaatkan Akronim atau Inisial

Jika nama deskriptif bisnis terlalu panjang, menggunakan akronim atau inisial bisa menjadi jalan keluar yang cerdas. Akronim adalah singkatan yang dibentuk dari huruf awal setiap kata dalam sebuah frasa. Cara membuat nama brand ini menjadi lebih ringkas, modern, dan mudah diucapkan. Banyak perusahaan besar dunia yang mengadopsi strategi ini.

Sebut saja KFC yang berasal dari Kentucky Fried Chicken, atau BMW dari Bayerische Motoren Werke. Di Indonesia, kita mengenal GOTO yang merupakan gabungan dari Gojek dan Tokopedia. Kelebihannya adalah nama menjadi lebih singkat dan terdengar profesional.

Kekurangannya, akronim tidak memiliki makna inheren. Kamu perlu budget pemasaran yang cukup besar untuk membangun asosiasi antara akronim tersebut dengan brand-mu di benak konsumen. Tanpa itu, akronim hanyalah kumpulan huruf tanpa arti.

3. Pilih Nama Sugestif atau Asosiatif

Ini adalah cara membuat nama brand yang bermain dengan emosi dan imajinasi. Nama sugestif tidak mendeskripsikan produk secara langsung, tetapi menyiratkan sebuah manfaat, kualitas, atau perasaan tertentu. Nama ini memancing rasa penasaran dan membangun koneksi yang lebih dalam dengan pelanggan.

Contohnya adalah Nike, nama dewi kemenangan dalam mitologi Yunani, yang menyiratkan performa dan keberhasilan. Atau Amazon, nama sungai terbesar di dunia, yang menyiratkan skala dan koleksi yang sangat luas. Nama sugestif punya potensi besar untuk menjadi ikonik. Tantangannya adalah memastikan audiens bisa menangkap pesan yang ingin kamu sampaikan. Jika koneksinya terlalu jauh atau abstrak, pesanmu bisa jadi tidak sampai.

4. Ciptakan Kata Baru (Neologisme)

Jika kamu mencari cara membuat nama brand yang benar-benar berbeda dan 100% original, menciptakan kata baru adalah jawabannya. Metode ini, dikenal sebagai neologisme, melibatkan pembuatan kata yang belum pernah ada sebelumnya. Keuntungan terbesarnya adalah keunikan. Nama ciptaanmu kemungkinan besar akan tersedia untuk didaftarkan sebagai merek dagang dan nama domain.

Brand seperti Kodak, Google, atau Xerox adalah contoh sukses dari pendekatan ini. Nama-nama tersebut pada awalnya tidak memiliki arti apapun, tetapi melalui pemasaran produk yang konsisten, mereka berhasil membangun makna dan identitas yang kuat.

Sisi negatifnya, karena nama tersebut benar-benar baru, kamu harus bekerja ekstra keras dan mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk "mengajari" pasar tentang brand milikmu. Ini adalah kanvas kosong yang memberimu kebebasan penuh, tetapi juga tanggung jawab besar.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

5. Kombinasikan Dua Kata (Compound Word)

Menggabungkan dua kata yang relevan adalah cara membuat nama brand yang populer. Kamu bisa mengambil dua kata utuh (atau bagiannya) lalu menggabungkannya untuk menciptakan sebuah nama baru yang menangkap esensi bisnis. Biasanya hasilnya terdengar familiar namun tetap segar dan mudah diingat. Nama jenis ini bisa bersifat deskriptif sekaligus kreatif.

Lihat saja Facebook (face dan book) atau Pinterest (pin dan interest). Nama-nama ini dengan cerdas menjelaskan fungsi inti dari platform mereka. Di ranah lokal, kita punya Traveloka yang bisa jadi gabungan dari travel dan loka (yang berarti tempat dalam bahasa Sansekerta). Kunci dari metode ini adalah menemukan kombinasi yang pas, terdengar enak diucapkan, dan secara intuitif mudah dipahami oleh target pasar.

6. Ambil dari Bahasa Asing

Menggunakan kata dari bahasa asing bisa memberikan kesan berbeda pada brand-mu. Sebuah kata dalam bahasa lain mungkin memiliki suara yang lebih merdu atau makna filosofis yang mendalam, yang sesuai dengan citra brand yang ingin kamu bangun.

Ini adalah strategi yang sering digunakan di industri mode, kuliner, dan kecantikan untuk menambah kesan premium. Misalnya, Samsung, sebuah kata dari bahasa Korea yang berarti "tiga bintang", menyimbolkan sesuatu yang besar, banyak, dan kuat.

Atau Häagen-Dazs, yang meskipun terdengar Skandinavia, sebenarnya adalah kata buatan yang dirancang untuk memberikan kesan kualitas dan tradisi Eropa. Saat menggunakan metode ini, pastikan kamu melakukan riset. Periksa kembali arti dan konotasi kata tersebut di budaya aslinya agar tidak menimbulkan arti negatif yang tidak kamu inginkan.

7. Gunakan Nama Pendiri (Founder)

Menggunakan nama pribadi pendiri sebagai nama brand adalah tradisi yang sudah ada sejak lama. Ini adalah cara membuat nama brand yang paling personal. Pendekatan ini secara otomatis menanamkan sentuhan manusiawi dan kisah di balik bisnis tersebut. Nama seperti ini membangun warisan dan diasosiasikan dengan keahlian serta kualitas yang terjamin secara pribadi oleh sang pendiri.

Banyak brand legendaris yang mengikuti jalur ini, seperti Ford, Disney, atau Ben & Jerry's. Di Indonesia, nama-nama seperti Martha Tilaar atau Susi Pudjiastuti dengan brand Susi Air-nya juga menjadi contoh kuat.

Kelebihannya adalah menciptakan otentisitas. Namun, kekurangannya, brand menjadi sangat terikat dengan reputasi satu individu. Selain itu, bisa menjadi rumit jika suatu saat kamu ingin menjual bisnis tersebut.

Baca Juga: 10 Cara Marketing untuk Usaha Baru yang Belum Memiliki Nama Besar

8. Terinspirasi dari Nama Geografis

Nama tempat atau lokasi bisa menjadi sumber inspirasi yang kaya untuk sebuah brand. Nama geografis bisa digunakan untuk menunjukkan asal-usul produk, menonjolkan kualitas bahan baku dari daerah tertentu, atau sekadar membangkitkan citra dan gaya hidup yang terkait dengan lokasi tersebut. Ini bisa menjadi cara yang bagus untuk membangun cerita di sekitar brand-mu.

Contohnya adalah Nokia, yang sebenarnya adalah nama sebuah kota di Finlandia tempat perusahaan itu berasal. Atau brand fesyen Patagonia, yang mengambil nama dari wilayah pegunungan di Amerika Selatan, untuk membangkitkan semangat petualangan dan alam liar. Menggunakan nama geografis bisa memberikan fondasi cerita yang kuat, tetapi pastikan nama tersebut tidak membatasi ekspansi bisnis ke wilayah lain di masa depan.

Cara membuat nama brand adalah keputusan besar. Luangkan waktu untuk melakukan curah pendapat, riset, dan uji coba. Nama yang paling sesuai adalah yang selaras dengan visi bisnis, mudah diingat oleh pelanggan, dan mampu bertahan seiring berjalannya waktu. Selamat mencoba!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.