Cara Mengevaluasi Risiko Usaha Setiap langkah dalam membangun usaha tentu membawa peluang sekaligus tantangan. Kadang, kita terlalu fokus pada potensi keuntungan, sampai-sampai lupa ada risiko yang harus diwaspadai. Padahal, memahami cara mengevaluasi risiko usaha adalah salah satu keterampilan penting agar bisnismu bisa bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tuntas bagaimana kamu bisa mengevaluasi risiko usaha secara sistematis, lengkap dengan contoh nyata. Tujuannya, agar keputusan yang kamu ambil menjadi lebih bijak dan strategis. Yuk lanjut!


Mengapa Evaluasi Risiko Itu Penting?

Sebelum kita masuk ke langkah teknisnya, mari kita pahami dulu kenapa evaluasi risiko itu menjadi krusial atau sangat penting. Dalam dunia bisnis, risiko bukanlah sesuatu yang bisa dihindari, tapi bisa dikelola. Jika mampu memahami cara mengevaluasi risiko usaha, kamu bisa:

  • Menghindari kerugian besar
  • Meningkatkan kepercayaan investor dan pelanggan
  • Mengambil keputusan berdasarkan data, bukan asumsi

Contohnya, jika kamu menjalankan bisnis makanan, mengetahui risiko seperti keterlambatan pasokan bahan baku atau perubahan tren konsumen bisa membantumu membuat rencana cadangan.

Baca Juga: 8 Bagaimana Cara Mengevaluasi Usaha Secara Berkala Atau Rutin


Cara Mengevaluasi Risiko Usaha Untuk UMKM

Setiap bisnis pasti punya risiko. Tapi bukan berarti kita harus takut melangkah. Justru dengan mengevaluasi risiko, UMKM bisa lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk, sekaligus menyusun strategi buat bertahan dan tumbuh lebih kuat. Bagaimana caranya? Yuk, pelajari cara mengevaluasi risiko usaha berikut ini!

1. Identifikasi Semua Jenis Risiko

Langkah pertama dalam cara mengevaluasi risiko usaha adalah mengidentifikasi semua risiko yang mungkin muncul. Risiko ini bisa bersifat:

  • Operasional: Misalnya, kerusakan mesin produksi atau ketidakhadiran staf kunci.
  • Keuangan: Seperti fluktuasi nilai tukar atau pelanggan yang gagal bayar.
  • Hukum dan Regulasi: Perubahan aturan pemerintah atau lisensi usaha.
  • Reputasi: Ulasan negatif dari pelanggan di media sosial.
  • Pasar dan Persaingan: Masuknya kompetitor baru atau pergeseran tren pasar.

Contoh nyata:
Sahabat Wirausaha menjalankan usaha kopi kekinian. Salah satu risiko operasionalnya adalah mesin espresso rusak saat jam sibuk. Risiko ini bisa membuat pelanggan kecewa dan memilih kedai lain. Identifikasi risiko ini sejak awal bisa membuat kamu bersiap dengan rencana cadangan, seperti menyewa mesin cadangan.

2. Analisis Kemungkinan dan Dampaknya

Setelah risiko diidentifikasi, langkah berikutnya dalam cara mengevaluasi risiko usaha adalah menilai kemungkinan terjadinya dan seberapa besar dampaknya. Di sinilah analisis risiko (risk assessment) berperan. Kamu bisa menggunakan matriks risiko sederhana seperti berikut:

Kemungkinan

Dampak

Kategori Risiko

Tinggi

Tinggi

Kritikal

Tinggi

Rendah

Signifikan

Rendah

Tinggi

Signifikan

Rendah

Rendah

Rendah

Contoh nyata:
Misalnya kamu menjual produk secara online, dan risiko yang teridentifikasi adalah sistem pembayaran down. Kemungkinannya sedang, tapi dampaknya tinggi karena pelanggan tidak bisa bertransaksi. Ini masuk kategori signifikan, dan butuh perhatian segera.

3. Prioritaskan Risiko

Tidak semua risiko perlu ditangani sekaligus. Dalam cara mengevaluasi risiko usaha, kamu harus tahu mana yang paling mendesak dan berbahaya. Fokuskan energi dan sumber daya pada risiko yang berpotensi merugikan besar dan kemungkinan terjadinya tinggi.

Gunakan prinsip Pareto 80/20: fokuslah pada 20% risiko yang bisa menimbulkan 80% dampak kerugian.

Contoh nyata:
Sahabat Wirausaha yang membuka usaha katering mungkin menghadapi berbagai risiko. Namun, risiko kebersihan makanan (yang bisa berdampak pada kesehatan pelanggan) jauh lebih prioritas dibandingkan risiko salah cetak brosur menu.

4. Buat Rencana Mitigasi

Setelah mengetahui risiko prioritas, langkah selanjutnya dalam cara mengevaluasi risiko usaha adalah menyusun rencana mitigasi. Ini adalah strategi untuk mengurangi kemungkinan risiko terjadi atau memperkecil dampaknya.

Strategi mitigasi bisa berupa:

  • Avoid (menghindari): Menghapus aktivitas berisiko tinggi.
  • Reduce (mengurangi): Mengubah proses agar risiko berkurang.
  • Transfer (memindahkan): Menggunakan asuransi atau kerja sama pihak ketiga.
  • Accept (menerima): Bila risikonya rendah dan dampaknya bisa diterima.

Contoh nyata:
Sebuah toko online menghadapi risiko paket hilang dalam pengiriman. Strategi mitigasinya bisa:

  • Mengurangi risiko dengan memilih kurir terpercaya,
  • Mentransfer risiko dengan mengambil asuransi pengiriman,
  • Menerima risiko untuk nilai barang di bawah jumlah tertentu.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

5. Monitor dan Evaluasi Secara Berkala

Risiko bisnis itu dinamis. Yang hari ini dianggap kecil, bisa jadi besar esok hari. Oleh karena itu, dalam cara mengevaluasi risiko usaha, penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala.

Buat sistem pencatatan insiden dan near-miss (kejadian nyaris gagal) agar kamu bisa belajar dari kejadian sebelumnya. Evaluasi ini bisa dilakukan bulanan atau per kuartal, tergantung skalanya.

Contoh nyata:
Sahabat Wirausaha yang mengelola tempat wisata alam perlu memantau potensi risiko cuaca ekstrem secara berkala. Evaluasi ini bisa membantunya merencanakan penutupan sementara atau promosi di luar musim hujan.

6. Libatkan Tim dalam Proses Evaluasi

Evaluasi risiko tidak bisa dilakukan sendirian, apalagi kalau kamu sudah memiliki tim. Libatkan mereka, karena mereka yang paling dekat dengan operasional harian dan bisa memberikan insight berharga.

Contoh nyata:
Dalam usaha percetakan, staf produksi mungkin menyadari bahwa tinta sering habis mendadak dan menghambat proses. Dengan melibatkan mereka dalam proses evaluasi risiko, kamu bisa menyusun SOP baru untuk pengecekan stok tinta setiap pagi.

7. Gunakan Teknologi untuk Membantu Proses Evaluasi

Di era digital ini, banyak tools yang bisa membantu cara mengevaluasi risiko usaha. Beberapa software manajemen risiko dapat memetakan, memonitor, dan memberi peringatan dini terhadap risiko yang muncul.

Beberapa tools populer:

  • Trello atau Asana untuk manajemen proyek dan pengawasan tugas
  • ERM software (Enterprise Risk Management) untuk usaha dalam skala besar
  • Google Sheet atau Microsoft Excel dengan template matriks risiko

Contoh nyata:
Sahabat Wirausaha yang memiliki bisnis logistik bisa menggunakan dashboard real-time tracking untuk memantau pergerakan armada dan mengurangi risiko keterlambatan atau kehilangan barang.

Baca Juga: Jangan Salah Nilai, Ini 10 Cara Mengevaluasi Kinerja Karyawan

8. Dokumentasikan Semua Proses Evaluasi

Bagian penting dalam cara mengevaluasi risiko usaha yang sering dilupakan adalah dokumentasi. Catatan ini bisa jadi acuan untuk pengambilan keputusan di masa depan dan bukti bahwa kamu menjalankan usaha dengan prinsip kehati-hatian.

Dokumentasi bisa meliputi:

  • Daftar risiko dan kategori
  • Skor kemungkinan dan dampak
  • Strategi mitigasi yang sudah dan akan dilakukan
  • Evaluasi hasil setelah tindakan

Contoh nyata:
Sebuah perusahaan event organizer menyimpan catatan risiko dari proyek-proyek sebelumnya, seperti risiko listrik padam saat acara. Dokumentasi ini membantu mereka mempersiapkan genset untuk event berikutnya.

Sahabat Wirausaha, menjalankan usaha tanpa memahami cara mengevaluasi risiko usaha ibarat mengemudi tanpa rem. Kita memang tidak bisa menghilangkan risiko sepenuhnya, tapi kita bisa mempersiapkan diri dan mengelolanya dengan bijak. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, serta terus mengembangkan bisnis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, kamu bisa membangun bisnis yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan.

Ingat, kunci keberhasilan bukanlah menghindari risiko sepenuhnya, tetapi mampu membuat keputusan yang tepat saat risiko itu datang. Semoga artikel ini membantu kamu lebih memahami cara mengevaluasi risiko usaha dan siap menghadapinya dengan bijak, ya!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.