Sumber: Holland & Barret dan Strongus
Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Teh
Maka dari itu, teman-teman bisa mulai cari kerjasama dengan sektor farmasi dan suplemen makanan di pasar Eropa. Untuk memenuhi kebutuhan mereka, penting untuk melakukan tes laboratorium untuk keamanan dan kandungan produk. Berhati-hatilah dalam mempromosikan manfaat kesehatan pada rempah-rempah. Hal ini dikarenakan terdapat regulasi ketat dalam labelling di Eropa. Klaim yang menuliskan bahwa rempah-rempah dapat menyembuhkan penyakit tertentu tidak dapat ditulis, dikarenakan tidak ada penelitian kuat.
5. Mempromosikan dalam Produk Kuliner
Meskipun restoran terdampak besar oleh pandemi COVID-19, namun jasa online food delivery masih mampu untuk meningkatkan sektor ini, termasuk ke industri kuliner Asia. Penduduk Eropa memiliki keingintahuan dan penasaran tinggi untuk mencoba kuliner dari negara lain. Ini yang belum mampu dimanfaatkan oleh Indonesia. Padahal Indonesia memiliki budaya kuliner yang sangat kaya. Setiap daerah memiliki keunikan kulinernya tersendiri. Namun sosialisasi ini belum berhasil untuk mempromosikan kuliner Indonesia ke pasar Eropa. Kuliner yang masih populer di Eropa adalah kuliner India, Jepang, Afrika, serta Timur Tengah.
Baca Juga: Menerapkan Pelabelan (Labelling) yang Layak dalam Standar Ekspor
Meskipun masih kurang populernya kuliner Indonesia, saat ini di Eropa selalu mencari produk masak dengan rasa yang unik dan baru. Contohnya pasta Umami sangat populer dicari. Tidak hanya itu, saus Jepang sepri miso, teriyaki, dan katsu juga dicari banyak. Oleh karena itu cari kerjasama dengan perusahaan yang memproduksi produk masak rempah-rempah (spice blends). Namun perlu diperhatikan bahwa kadar kuatnya rempah-rempah dalam produk masak perlu disesuaikan dengan cita rasa penduduk lokal di Eropa.
Rempah-rempah di Indonesia juga perlu dipromosikan lebih agresif dalam social network marketing. Kita perlu untuk meminta blogger dan celebrity chef terkenal dari Eropa (seperti Jamie Oliver) untuk bisa mempromosikan rempah-rempah Indonesia. Platform-platform digital seperti Facebook, Linkedin, Youtube, dan Instagram juga perlu dioptimalkan strategi marketing rempah-rempah kita ke Eropa.
Baca Juga: Sukses Ekspor dengan Penggunaan Platform Digital
6. Memanfaatkan Permintaan Rempah-Rempah Pedas
Permintaan impor cabe kering meningkat 7% per tahun selama lima tahun terakhir. Menurut riset dari Kalsec, penduduk Eropa memakan kuliner pedas lebih banyak daripada setahun lalu. Ini juga diprediksi akan terus berkembang kedepannya. Namun tetap, konsumen Eropa lebih memilih memakan dengan tingkat kepedasan menengah, bukan yang terlalu pedas.
Maka dari itu tawarkan produk cabe kering kita dan rempah-rempah pedas lainnya ke importir. Cari rempah-rempah dengan pedas yang tidak tinggi sehingga cocok dengan lidah konsumen Eropa.
Nah itulah artikel Bedah Kasus kita kali ini yang membahas potensi ekspor rempah-rempah Indonesia ke pasar Eropa. Dari artikel ini, kita sudah mengetahui bahwa besarnya potensi dan peluang untuk mengekspor rempah-rempah ke pasar Eropa. Namun disini kita juga dapat melihat bahwa Indonesia belum mengoptimalkan potensi ekspor tersebut.
Dari sini, Sahabat Wirausaha perlu untuk terus mengidentifikasi tren-tren yang terjadi dalam permintaan rempah-rempah di Eropa. Keamanan produk rempah-rempah menjadi yang paling wajib untuk dipenuhi, karena faktanya banyak pembeli Eropa tidak percaya membeli rempah-rempah kita karena masalah ini. Namun selain itu, banyak hal yang belum kita optimalkan.
Baca Juga: Perencanaan Ekspor Produk Makanan yang Efektif bagi UKM
Praktik sustainability perlu diprioritaskan untuk dapat meningkatkan value proposition rempah-rempah kita di pasar Eropa. Bahkan tidak hanya Eropa, berbagai negara maju dan berkembang memperhatikan aspek ini dalam membeli rempah-rempah. Promosi rempah-rempah Indonesia juga perlu digenjot melalui platform digital dan diaspora kita.
Pandemi COVID-19 memang berdampak buruk bagi perdagangan kita. Namun, rempah-rempah seharusnya menjadi suatu peluang dalam meningkatkan perdagangan Indonesia. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan rempah-rempah karena manfaat kesehatan yang terkandung. Teman-teman hanya perlu untuk memanfaatkan momentum ini dengan baik. Rempah-rempah Indonesia pasti bisa maju. UKM pasti bisa ekspor!