yellow banana fruit on gray table

Sumber gambar : Unsplash

Kawasan Lampung Barat sudah lama dikenal akan potensinya dalam menghasilkan salah satu komoditas pisang terbaik di Indonesia. Dalam pasaran lokal, pisang hasil tani dari Tanggamus punya nama baik dan digemari secara luas. Sayangnya, meski memiliki kualitas ciamik, sistem pengembangan komoditas pisang ini masih terbilang lemah. Karena itulah, pemerintah melirik potensi sistem kemitraan sebagai salah satu jalan untuk membuka peluang pasar lebih lebar bagi petani pisang Tanggamus.

Meskipun berjalan pelan, namun melalui edukasi dan bimbingan langsung dari pihak pemerintah daerah maupun pusat, komoditas Pisang Tanggamus mulai diperhitungkan di pasar mancanegara. Dampaknya luar biasa, kesejahteraan petani meningkat dan kualitas pisang yang dihasilkan pun menjadi lebih baik. Ke depannya, bukan tidak mungkin, komoditas pisang Tanggamus bisa diekspor dalam skala yang lebih luas lagi. Simak perjalanan para petani di Lampung Barat menuju kesejahteraannya berikut ini.

Meningkatkan Kinerja Ekspor Pisang Lampung

Dilansir dari website Jawa Pos, Kementerian Pertanian Republik Indonesia saat ini terus mendorong pengembangan usaha pertanian berbasis kemitraan. Salah satu tujuannya tak lain adalah meningkatkan daya ekspor hasil tani sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, adalah salah satu target yang ingin mereka capai.

Baca Juga : Melirik Peluang Bisnis Di Sektor Pertanian Lewat Inovasi

Meski telah lama memproduksi pisang-pisang lokal terbaik, namun petani di kawasan ini masih memiliki daya ekspor rendah. Pengembangan pola kemitraan antara pelaku usaha dan petani pemasok komoditas ini, dipercaya dapat meningkatkan performa produk pisang segar di pasar internasional. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik, volume ekspor pisang segar lokal meningkat sebanyak 67% di tahun 2018, dibandingkan tahun sebelumnya.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan pula bahwa melalui program pengembangan semacam ini, petani pisang akan dibina untuk membudidayakan varietas pisang yang populer di pasaran. Jika berpegang pada prinsip budidaya yang baik, maka tentunya komoditas yang dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. Dan dengan kualitas baik yang memenuhi standar permintaan pasar mancanegara, maka peluang ekspor produk pun akan meningkat.

Efek Langsung Peluang Ekspor Pada Kesejahteraan Petani

Peningkatan ekspor pisang segar tidak lepas dari peran kemitraan antara petani dan pelaku usaha. Salah satunya dengan program pengembangan kawasan pisang komersial. Salah satu yang sudah berhasil adalah pisang para petani di Kabupaten Tanggamus.

Baca Juga : Potensi Ekspor Buah Dan Sayur Segar

Suroto, salah satu petani di Kabupaten Tanggamus mengaku sejak bergabung dalam program kemitraan, pendapatannya jauh meningkat. Sebelum bermitra, pendapatan bersihnya hanya Rp 6 juta yang diterima setelah 4 bulan bertani padi dan jagung. "Setelah bermitra bukan hanya dapat pasar, harganya juga stabil. Lahan saya seluas 0,7 hektar menghasilkan 0,5 ton pisang tiap minggunya. Dari itu saya mendapat keuntungan bersih Rp 5 juta per bulan," ucap Suroto.

Suroto bukan satu-satunya petani di Kabupaten Tanggamus yang bermitra. Ahmad Sudarwan, Ketua Kelompok Tani Nakula, Desa Margoyoso Kabupaten Tanggamus mengaku pendapatannya dari budidaya pisang tanduk, muli dan janten seluas 1,5 hektare sebelum bermitra hanya mencapai Rp 1 juta per dua minggu. "Setelah bermitra selama 2 tahun, saya bisa menghasilkan pendapatan bersih mencapai Rp 5 juta per dua minggu," ucapnya.

Petani lainnya, Bardi mengungkapkan bahwa sebelum bermitra harga pisang hasil budidayanya fluktuatif. Bahkan setelah pada perayaan Idul Fitri harga pisang menurun tajam hingga Rp 600 per kg. "Sekarang saya tidak perlu khawatir lagi mencari pasar dan harga yang layak. Dengan perusahaan, semua pisang ada grade-nya dengan harga yang layak," ucap Bardi bangga.

Baca Juga : Peluang Pasar Buah dan Sayuran

Saat ini sebanyak tujuh kelompok tani di 38 desa dan 8 kecamatan di Kabupaten Tanggamus atau 276 petani sudah bergabung dalam program tersebut. Kumpulan kelompok tani tersebut menjalan kerja sama dengan perusahaan swasta dengan perantara Koperasi Tani Hijau Makmur. Terus meningkatnya jumlah petani yang bermitra menunjukkan betapa menggiurkannya program kemitraan tersebut. Kemitraan ini berawal dari lahan 5 hektare kawasan pisang oleh Kementerian Pertanian melalui program pengembangan kawasan pisang komersial pada 2016.

Kemitraan Sebagai Jalan Memperluas Jangkauan Pasar

Saat ini, sistem kemitraan di Kabupaten Tanggamus terus meningkat hingga luas lahan yang diolah mencapai 300 hektare. Melalui kemitraan ini, petani didorong dan dibina untuk membudidayakan varietas pisang yang diminati pasar dengan mengacu pada budidaya yang baik, sehingga dapat menghasilkan pisang yang bermutu tinggi. Selain itu pisang hasil budidayanya dijamin pemasarannya. Selain dipasarkan ke pasar domestik, pisang ini juga telah menembus pasar ekspor.

Terbukti, dalam perjalanannya, komoditas pisang Tanggamus dari Lampung pernah menikmati ekspor hingga ke Singapura dan Tiongkok. Pisang Mas Tanggamus yang dikembangkan melalui pola ini ternyata memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Bahkan kebutuhannya belum dapat dipenuhi karena banyaknya permintaan dari negara-negara seperti Singapura, Tiongkok dan Timur Tengah. Permintaan ekspor ke Singapura baru seperlimanya dapat terpenuhi. Ekspor pisang melalui program kemitraan ini telah berkontribusi terhadap peningkatan ekspor pisang segar Indonesia. Menurut data BPS volume ekspor pisang segar pada 2018 meningkat 67 persen menjadi 30.373 ton dibandingkan dengan 2017 sebesar 18.192,5 ton.

Baca Juga : Menyusun Skema Kemitraan untuk Tingkatkan Penjualan

Provinsi Lampung kini juga bisa menambah daftar komoditas ekspornya dengan Pisang Mas Tanggamus dari yang biasanya didominasi pisang Cavendish. Volume ekspornya memang belum sebanyak Cavendish yang mencapai 14.757 ton per tahun di 2017.

Namun harapan baru telah ditanam di hamparan luas perbukitan dan persawahan Tanggamus dan Lampung Barat. Luas lahan Pisang Mas Tanggamus yang dikelola secara kemitraan sejak 2017 terus bertambah dari tahun ke tahun. Tidak menutup kemungkinan ekspor pisang segar Indonesia akan terus meningkat seiring dengan meluasnya kemitraan antara petani dan perusahaan swasta. Terlebih, pasar global hortikultura masih membentangkan karpet merah untuk Pisang Mas Tanggamus.

Besarnya peluang bisnis yang bisa ddigeluti di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat ini sudah seharusnya lebih disoroti untuk para pelaku UMKM di Indonesia. Kemajuan teknologi dan edukasi mengenai sistem yang tepat dalam mengelola berbagai industri potensial di wilayah ini bisa jadi sangat berguna untuk mendukung kemajuannya. Tak kalah penting, adalah dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan hal tersebut. Sebab, sayang sekali jika berbagai potensi besar dibiarkan saja.

Karena itulah, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, memberikan support penuh bagi kabupaten Lampung Barat, untuk memaksimalkan berbagai komoditas potensial di daerah tersebut. Untuk cerita lebih lengkapnya, teman-teman UKM bisa langsung berkunjung ke channel YouTube Teten Masduki yang selalu update tentang potensi dan peluang bisnis serta koperasi di berbagai wilayah Indonesia.

Tonton video lengkapnya lewat tautan berikut ini https://www.youtube.com/channel/UCJkyk4t272lLRzITcHlbmEA

Yuk, sudah saatnya UKM Naik Kelas!

Baca Juga: Potensi UMKM Purbalingga Menembus Pasar Ekspor

Referensi :

  1. https://www.jawapos.com/jpg-today/26/03/2019/ekspo...
  2. https://www.swadayaonline.com/artikel/2832/Kemitra...
  3. https://lampungpro.co/post/29462/kemitraan-ggp-pet...