Harus diakui bahwa bumi kita saat ini tidak sedang baik-baik saja. Salah satu permasalahan lingkungan terbesar di Indonesia saat ini adalah tumpukan sampah plastik, yang tidak hanya mencemari daratan, tetapi juga lautan. Dalam hal ini, pelaku usaha sebagai produsen bisa dibilang turut andil. Kemasan produk mendominasi tumpukan sampah yang mencemari lingkungan, terutama yang berbahan plastik. Padahal, plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai dan hancur, bisa puluhan bahkan ratusan tahun.
Ironisnya, banyak pelaku usaha menggunakan plastik sebagai bahan utama kemasan produknya. Alhasil, permasalahan lingkungan akibat sampah plastik pun tak kunjung usai. Nah, kini saatnya Sahabat Wirausaha menerapkan prinsip sirkular dalam berbisnis yang mencakup reduce, reuse, dan recycle. Selain bisa menjaga kelestarian dan kesehatan bumi, hal ini pun akan berdampak pada bisnis Sahabat Wirausaha, di mana peluang untuk maju dan berkembang lebih terbuka, dan kelangsungan bisnis pun menjadi lebih lama. Seperti apa penerapan prinsip ekonomi sirkular dalam bisnis? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Ragam Bentuk Pelestarian Lingkungan Untuk UMKM
Mengenal Prinsip Ekonomi Sirkular dalam Bisnis
Pemanasan global (global warming) menjadi isu kerusakan lingkungan yang butuh penanganan serius dari masyarakat dunia. Salah satu tindakan nyata yang kini telah dilakukan, terutama oleh para pelaku usaha adalah prinsip ekonomi sirkular.
Ekonomi sirkular dapat dipahami sebagai suatu model produksi dan konsumsi yang mendorong optimalisasi sumber daya, mengurangi konsumsi bahan mentah, dan memulihkan limbah melalui proses daur ulang guna menciptakan produk baru. Prinsip ekonomi sirkular memungkinkan kita untuk menggunakan kembali sumber daya, mengurangi limbah, dan mengubah hidup ke arah yang lebih berkelanjutan dari waktu ke waktu. Prinsip ekonomi sirkular mencakup reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang). Prinsip ini memungkinkan siklus hidup produk menjadi lebih panjang, di mana limbah diolah kembali sehingga menghasilkan produk baru dengan manfaat yang baru pula. Selain itu, model produksi yang diterapkan menjadi lebih efisien dan berkelanjutan. Secara prinsip, ekonomi sirkular ini meniru cara alam bekerja, yakni segala sesuatu memiliki nilai dan semuanya digunakan, bahkan sampah pun diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sumber daya baru. Penerapan prinsip ini memungkinkan terjaganya keseimbangan antara kemajuan dan keberlanjutan.
Baca Juga: Mengelola Bisnis Jadi Ramah Lingkungan Dengan Menggunakan Solar Panel
Sahabat Wirausaha, sebagian besar dari kita telah mengenal aturan dasar yang digunakan dalam prinsip ekonomi sirkular, yaitu 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dari prinsip ini, kita memahami bahwa segala sesuatu yang diperoleh dari alam akan kembali ke alam ketika siklus hidupnya berakhir secara siklis dan ramah lingkungan.
- Reduce (Mengurangi)
Aturan reduce dimaksudkan mengubah kebiasaan konsumsi ke arah model yang lebih berkelanjutan. Aturan ini tak hanya berlaku bagi pelaku usaha saja, tetapi juga konsumen. Di saat kita mengurangi konsumsi, artinya kita telah mengurangi penggunaan bahan baku mentah dan menghindari timbulnya limbah. Dengan demikian, kita dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
- Reuse (Menggunakan Kembali)
Prinsip reuse mengacu pada penggunaan kembali produk dengan tujuan untuk memperpanjang siklus hidup produk tersebut. Misalnya, toples bekas biskuit bisa digunakan kembali untuk tempat penyimpanan bumbu dapur. Botol bekas sirup dimanfaatkan kembali untuk mengisi air putih yang disimpan di dalam kulkas.
Baca Juga: Jawa Classic, Mengulik Limbah Menjadi Apik dan Menarik
- Recycle (Mendaur Ulang)
Sahabat Wirausaha tentu sudah mengenal dan mungkin juga sudah memahami tentang prinsip recycle. Recycle mengacu pada pengelolaan limbah produksi, di mana limbah tersebut diolah kembali sedemikian rupa sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk baru. Misalnya, pelaku usaha bakery yang menggunakan telur sebagai salah satu bahan bakunya, tentu menghasilkan limbah kulit cangkang telur yang cukup banyak. Limbah cangkang telur ini bisa diolah kembali sebagai bahan baku untuk menghasilkan berbagai produk baru, seperti pupuk kompos, pembersih keramik, bubuk pengusir hama, dan bahkan skin care.
Manfaat Penerapan Prinsip Ekonomi Sirkular dalam Bisnis
Sahabat Wirausaha, kita sudah merasakan sendiri dampak dari meningkatnya limbah industri yang mengakibatkan pemanasan global. Suhu bumi yang semakin panas perlahan namun pasti mengubah pola cuaca, sehingga mengganggu keseimbangan alam. Bahkan di beberapa wilayah mengalami gelombang panas dan kebakaran hutan. Kita tentu tidak ingin hal ini terjadi secara berkelanjutan dari tahun ke tahun bukan? Sebab itu, penting bagi kita untuk berpartisipasi dalam penerapan prinsip ekonomi sirkular. Tak bisa dipungkiri bahwa ekonomi sirkular memiliki manfaat dalam lingkup yang luas, tak hanya pada bisnis, tetapi juga kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Cerita Inspirasi, Bhoomi Art
- Menjaga kelestarian lingkungan
Prinsip ekonomi sirkular mendorong kita untuk meminimalisir konsumsi sumber daya alam dan mengurangi timbulnya limbah produksi. Ketika penggunaan sumber daya alam berkurang, secara perlahan alam akan kembali lestari. Demikian pula dengan berkurangnya limbah industri yang secara otomatis akan mengurangi polusi dan pencemaran baik di udara maupun di sungai atau laut sehingga kehidupan biota laut terlindungi.
- Menguntungkan ekonomi lokal
Ekonomi sirkular mendorong terwujudnya model produksi berdasarkan penggunaan kembali limbah sebagai bahan baku. Hal ini dapat menguntungkan ekonomi lokal. Para pelaku usaha skala menengah atau besar dapat memberdayakan pelaku usaha kecil terkait dengan pengadaan bahan baku dari limbah. Misalnya pabrik yang memproduksi produk-produk rumah tangga berbahan plastik, seperti ember, baskom, gayung, dan lainnya dapat memanfaatkan bahan baku plastik-plastik bekas baik dari kemasan minuman, makanan, sabun, shampo, dan lain sebagainya yang dikumpulkan oleh pelaku usaha rongsok.
- Menciptakan kemandirian sumber daya
Prinsip reuse dalam ekonomi sirkular dapat menciptakan kemandirian sumber daya. Ketika kita dapat memberdayakan dan menggunakan kembali sumber daya lokal, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor yang cenderung lebih mahal. Hal ini tentu akan lebih menguntungkan, karena dengan mengandalkan bahan baku lokal, biaya produksi dapat ditekan dan menjadi lebih efisien.
Baca Juga: 10 Wirausaha Inovatif yang Ramah
Lingkungan
Menerapkan Prinsip Ekonomi Sirkular Untuk UKM
Perlu Sahabat Wirausaha ketahui bahwa penerapan ekonomi sirkular dapat membantu kita mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai manfaat secara maksimal, baik dari segi finansial, operasional, maupun dampaknya terhadap lingkungan. Namun, penerapan ekonomi sirkular ini memiliki tantangan yang cukup berat. Mulai dari perlunya dukungan pemerintah hingga mahalnya peralatan teknologi dan infrastruktur pendukungnya. Padahal, ekonomi sirkular ini dapat diterapkan di semua sektor, baik fast moving consumer goods, konstruksi, pertanian, dan lainnya. Lantas, apakah prinsip ekonomi sirkular ini juga bisa diterapkan pada bisnis UKM yang notabene memiliki tingkat modal terbatas?
Sahabat Wirausaha jangan dulu layu sebelum berkembang. Prinsip ekonomi sirkular tidak hanya bisa diterapkan pada bisnis skala besar saja, tetapi juga UKM. Faktanya, cukup banyak pelaku bisnis UKM yang sudah menerapkan prinsip ekonomi sirkular ini dengan caranya masing-masing, yang pada intinya mengurangi limbah dan sampah.
- Toko Kelontong Nol Sampah
Sahabat Wirausaha mungkin ada yang sudah tahu keberadaan Toko Kelontong Nol Sampah. Saat ini telah banyak pelaku usaha toko kelontong yang menggunakan konsep zero waste, yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Sebut saja Bandung, Malang, Yogyakarta, dan masih banyak yang lainnya. Toko Kelontong Nol Sampah awalnya digagas oleh Siska Nirmala sebagai owner dari Toko Kelontong Nol Sampah di Bandung.
Toko Kelontong Nol Sampah menerapkan sistem jual-beli tanpa kemasan. Artinya, konsumen yang berbelanja di toko tersebut wajib membawa wadah sendiri. Jenis barang yang dijual di toko ini umumnya adalah bahan-bahan kebutuhan dapur, seperti aneka bumbu baik dalam bentuk aslinya maupun bubuk, biji-bijian, deterjen ramah lingkungan, sabun, permen asam, racikan minuman tradisional, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam konsep zero waste ini, penjual tidak menyediakan kemasan belanja baik berupa plastik atau yang lainnya. Meski demikian, apabila konsumen lupa membawa wadah atau wadah yang dibawa tidak cukup menampung barang yang dibeli, umumnya pihak penjual menyediakan botol dan jar kaca reuse yang dipinjamkan secara gratis. Konsumen wajib mengembalikan botol atau jar kaca yang dipinjamnya saat berbelanja kembali di toko tersebut.
Penerapan prinsip ekonomi sirkular melalui konsep zero waste atau nol sampah ini akan mampu mengurangi timbulnya limbah dan sampah plastik yang sulit terurai, yang dapat berdampak buruk pada lingkungan. Tak hanya melindungi lingkungan, ekonomi sirkular yang diterapkan oleh Toko Kelontong Nol Sampah ini juga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal. Sebab, produk-produk yang dijual di toko ini umumnya hasil produksi masyarakat lokal. Jika pun ada produk impor, porsinya hanya sebagian kecil saja.
Baca Juga: Mengejar Sertifikasi Pemerintah Untuk Fesyen Berkelanjutan
- Bisnis air mineral isi ulang
Entah disadari atau tidak, bisnis air mineral isi ulang dalam galon termasuk salah satu bisnis UKM yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa transaksi jual-beli air isi ulang dalam galon terjadi, di mana konsumen membawa sendiri galon kosong sebagai wadah air yang akan dibelinya. Pihak penjual air isi ulang tidak menyediakan wadah bagi setiap konsumen yang melakukan pembelian. Pada transaksi bisnis ini, baik penjual maupun pembeli sepakat menggunakan kembali galon kosong sebagai wadah atas produk berupa air mineral. Artinya, bisnis air mineral isi ulang ini menerapkan prinsip reuse.
Sahabat Wirausaha mungkin berpikir, bukannya pihak penjual air isi ulang juga menyediakan galon kosong? Memang benar, penyediaan galon kosong diperuntukkan bagi konsumen baru yang belum memiliki wadah galon sebelumnya. Di sini, konsumen diwajibkan untuk membeli kemasan galon baru yang disediakan, yang ke depannya dapat digunakan kembali selama melakukan pembelian di depot air isi ulang tersebut.
Baca Juga: Kanagoods, Melangkah Dengan Produk
Fashion Berkelanjutan
Sebenarnya banyak bisnis UKM yang telah menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Mereka bekerja sama dengan organisasi atau perusahaan lain yang memiliki supporting system lebih memadai dalam pengelolaan sampah dan limbah UKM agar bisa didaur ulang dan diolah kembali untuk menghasilkan produk yang sama atau produk baru. Jadi, penerapan prinsip ekonomi sirkular pada bisnis UKM tidak sulit bukan?
Untuk memperluas wawasan dan meningkatkan pemahaman tentang ekonomi sirkular, Sahabat Wirausaha bisa juga membaca Progres Ekonomi Sirkular di Indonesia dan Ekonomi Sirkular dan Bisnis Sosial.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Sumber:
- https://www.fortuneidn.com/news/amp/bayu/ekonomi-sirkular-sangat-mungkin-diterapkan-di-indonesia
- https://swa.co.id/swa/csr-corner/ekonomi-sirkular-dan-bisnis-berkelanjutan-jadi-kunci-pelestarian-bumi
- https://www.topbusiness.id/60802/60802.html
- https://www.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-014111580/toko-nol-sampah-toko-kelontong-usung-konsep-tanpa-kemasan-di-bandung
- https://www.suara.com/lifestyle/2020/12/14/195004/geliat-toko-kelontong-melawan-sampah-bentuk-ekosistem-ramah-lingkungan?page=5