Bagi penggemar kue kering, pasti sudah tidak asing lagi dengan brand Ina Cookies. Kue kering dengan cita rasa melegenda ini masih eksis sampai hari ini, bahkan usahanya kini bukan lagi skala rumahan tetapi sudah menjadi usaha skala milyaran dengan status Perseroan Terbatas.
Suksesnya Ina Cookies menjadi perusahaan besar seperti sekarang ini tidak terlepas dari peran R.R. Ina Wiyandini atau yang akrab disapa Ibu Ina. Perjalanan bisnis Ina Cookies tidak bisa dibilang mudah awalnya, banyak tantangan yang harus dijalani oleh Ibu Ina sedari merintis usaha dari nol. Mari kita simak kisahnya pada cerita inspiratif berikut ini.
Gagal Bisnis Jahe, Tak Bikin Patah Semangat
Memulai usaha tanpa modal, sepertinya terdengar sulit. Namun itu benar dialami sendiri oleh Ibu Ina saat pertama kali memulai bisnis kue kering. Sebelum terjun ke bisnis kue kering, Bu Ina beserta suami memulai bisnis di bidang pertanian dengan menanam jahe.
Permintaan jahe saat itu sedang meningkat dan harganya terbilang bagus sehingga menjalankan bisnis ini sangatlah menguntungkan, terlebih sudah ada supplier dari Thailand yang bersedia menampung jahe produksi Bu Ina.
Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Dengan Modal Minim
Hal diluar dugaan terjadi, ketika ekspor jahe ke Thailand sudah dilakukan, terjadi panen jahe di negara itu. Akibatnya jahe yang dikirim Bu Ina harganya merosot tajam, malah tak laku dijual. Jangankan mengharap balik modal, usaha Bu Ina mengalami kerugian besar sehingga bisnis tidak bisa dilanjutkan sementara waktu.
Rintis Bisnis Kue Kering Jelang Momen Lebaran
Di tengah kondisi krisis itu, Bu Ina tetap semangat mencari rezeki. Ia mencoba peruntungan lain dengan merintis usaha kue kering. Saat itu belum banyak orang yang serius menjalankan bisnis kue kering, padahal permintaannya cukup tinggi ketika menjelang hari raya.
Bu Ina mengenal dan belajar membuat kue kering dari kakak iparnya yang punya hobi memasak. Saat itu Bu Ina diajarkan membuat enam jenis resep kue kering dasar termasuk nastar dan puteri salju. Dengan bekal enam resep itu, Bu Ina merintis usaha kue kering kecil-kecilan dan mulai melakukan produksi dari dapur rumahnya dengan peralatan yang tersedia.
Rahida Cookies, Menjadi Binaan Bank Indonesia Hingga Ikut Trade Expo Internasional
“Saya nggak mau bergantung sama uang, jadi saya pinjam modal berupa bahan baku kue dari kakak ipar saya. Waktu itu saya pinjam tepung terigu, telur, dan mentega sebagai modal untuk membuat kue kering.” Kenang Ibu Ina.
Saat itu, Bu Ina dalam kondisi hamil besar. Ia kerjakan semuanya seorang diri mulai dari mengayak tepung, mencampur bahan baku, mengocok semua bahan, memanggang, hingga mengemas kue kering. Ia berhasil memproduksi enam toples kue kering perdananya meski harus dilakukan seharian.
Cerita Dibalik Perjalanan Bisnis Aisyah Cake and Cookies
Di awal menjalankan bisnis, Bu Ina mengenang saat ia pergi ke toko untuk membeli bahan baku. Karena masih kesulitan finansial dan memiliki modal terbatas, penjual sering protes jika uang yang ia berikan kurang.
“Waktu saya beli bahan kue, penjualnya bahkan ngata-ngatain saya di depan pembeli lain kalau saya yang beli uangnya selalu kurang. Saat itu saya malu sekali. Saya ingin meninggalkan KTP supaya nanti bisa balik lagi untuk membayar, tetapi ditolak oleh penjualnya.”Cerita Bu Ina.
Saat mengunjungi toko bahan kue, ia kerap menyaksikan orang bisa beli bahan kue hingga berkwintal-kwintal. Ia berdoa supaya Allah memberinya kesempatan untuk beli bahan kue sebanyak itu di kemudian hari.
Kreativitas yang Bikin Konsumen Jatuh Hati
Ada cerita menarik dari Bu Ina ketika ditanya apakah menjadi pebisnis adalah cita-citanya sejak dulu. Sejak kecil ia begitu mengidolakan sosok ayahnya yang berprofesi sebagai dokter. Ia kagum dengan profesi dokter yang bisa menyembuhkan orang sakit dan bisa memberikan manfaat ke banyak orang sehingga ia ingin sekali menjadi dokter.
Karena beberapa alasan, Bu Ina tidak bisa mengenyam pendidikan dokter di bangku kuliah sehingga cita-cita itu sirna. Meski demikian, keinginan untuk memberi manfaat kepada banyak orang itulah yang Allah kabulkan dengan membukakan kesempatan bagi Bu Ina merintis usaha kue kering.
Mengenal Psikologi Konsumen Untuk Mengambil Keputusan Pemasaran
Jalan itu terbuka ketika Bu Ina mendapatkan inspirasi membuat kue kering berbahan baku edible flower atau bunga yang bisa dimakan. Ide kue kering itu sangatlah menarik karena unik dan belum mainstream hingga ada awak media yang tertarik untuk mengangkatnya menjadi berita.
Semenjak mendapat liputan awak media, Ina Cookies mulai dikenal banyak orang. Permintaan kue kering meningkat drastis sehingga Bu Ina harus menambah jumlah karyawan untuk meningkatkan kapasitas produksi kue kering. Momentum inilah yang men-trigger perkembangan dan melesatkan bisnis Ina Cookies sehingga menjadi besar seperti sekarang.
Menjalani Ujian Bisnis Dengan Pendekatan Spiritual
Perjalanan bisnis Ina Cookies tidak selalu mulus. Terkadang ada ujian yang muncul untuk menguji kesungguhan Bu Ina dalam memperjuangkan Ina Cookies.
Di tahun 1998 saat krisis moneter melanda, Bu Ina mengirimkan satu mobil box yang berisi kue kering kepada distributor yang berlokasi di Jakarta. Namun di tengah perjalanan, terjadi kelalaian pengemudi yang menyebabkan mobil itu terguling di jalan tol sehingga semua kue kering diangkut berhamburan dan rusak akibat kejadian itu.
Ini pukulan yang cukup berat bagi Ina Cookies mengingat saat kejadian itu kondisi bisnisnya masih berskala rumah tangga dengan modal terbatas. Kerugian yang diderita terbilang cukup besar.
Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Wirausaha
“Saya coba ikhlas atas kejadian itu, sudah rencana dari Yang Diatas. Saya memilih untuk bersabar, tidak akan marah. Kita harus lepaskan, tidak perlu diingat-ingat lagi supaya diganti sama rezeki yang lebih baik.” Pungkasnya.
Ketika sudah berkembang menjadi perusahaan sekali pun, ujian pun tetap ada. Kali ini Bu Ina merintis anak usaha lainnya bernama Mr. Comot, sebuah kafe berkonsep city tour, dimana setiap pengunjung dapat menikmati hidangan sambil berkeliling kota di atas mobil bis. Ada menu hidangan yang berbeda-beda setiap harinya disajikan di atas bis untuk penumpang.
Saat baru launching, bisnis ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, bahkan Pak Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung turut serta hadir pada peresmian bisnisnya. Namun beberapa bulan kemudian, Mr. Comot tidak dapat dilanjutkan karena kondisi jalanan Kota Bandung yang semakin macet sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengunjung. Tidak semua bisnis yang dirintis mengalami keberhasilan.
Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor
Dalam hal apapun, Bu Ina selalu melihat kejadian, baik itu keberuntungan dan kegagalan, yang terjadi pada bisnisnya merupakan kehendak Yang Maha Kuasa. Selalu ada hikmah dibaliknya untuk menjadi pengingat. Bu Ina juga meyakini bahwa semua karyanya merupakan wujud ibadahnya terhadap Tuhan. Inilah yang menjaganya untuk tetap menjadi sosok yang rendah hati dan tidak pernah berkeluh kesah menghadapi ujian-ujian dalam berbisnis yang kadang muncul tak terduga.
Transformasi Menjadi Perseroan Terbatas, Kembangkan Banyak Anak Perusahaan
Di tahun 2021 ini, Ina Cookies resmi berusia 28 tahun. Brand-nya tetap bertahan, bahkan terus melejit hingga bertransformasi menjadi PT. Bonli Cipta Sejahtera. Meski sudah berubah menjadi perusahaan besar, Bu Ina terus berinovasi. Ia selalu tertantang mewujudkan kreasi produk yang tidak pernah terpikirkan orang sebelumnya. Kreativitas dan inovasi merupakan rahasia mengapa Ina Cookies bisa berkembang dan bertahan hingga saat ini.
Spirit ini jugalah yang menurun kepada anak-anaknya, mendorong mereka aktif membantu pekerjaan sang Ibu membesarkan perusahaan hingga menjadi seperti sekarang. Kebetulan ketiga anaknya punya passion di bidang pengolahan makanan dan mengambil pendidikan dengan latar belakang tersebut.
Anak pertama mengelola urusan produksi, anak kedua mengelola marketing, dan anak ketiga mengatur urusan pengembangan bisnis dan produk. Ini merupakan hal yang amat disyukuri oleh Bu Ina karena bisnisnya dikelola secara profesional oleh orang-orang yang ia percayai.
Baca Juga: Cara Mendorong Kreativitas Dalam Berbisnis
Tidak hanya Ina Cookies, saat ini PT. Bonli mengembangkan produk lainnya seperti Mini Cookies dan Nastar Lembang. Mini Cookies merupakan versi mini dari Ina Cookies yang dikemas dalam ukuran mini sehingga sangat cocok dikonsumsi dalam momen apapun dengan harga yang lebih terjangkau.
Produksi juga merambah pada pembuatan cake decoration dengan brand Two Sisters. Brand ini didirikan oleh dua orang anak Bu Ina yang punya passion di bidang pembuatan pastry dan dekorasi kue. Selain itu, PT. Bonli juga merambah ke bisnis kuliner dengan mendirikan De Tuik Resto dan merambah bisnis minuman dari edible flower dengan brand Ina Tisane.
Ina Cookies terus berkembang. Rumah produksi yang semula berukuran 150 m2 kini telah berubah menjadi pabrik lima lantai dengan luas 2.600 m2. Ina Cookies memproduksi kurang lebih 80.000 lusin per tahunnya atau setara dengan 960.000 toples. Jumlah produksi ini naik 220 kali lipat dibanding 28 tahun lalu sejak Ina Cookies berdiri.
Lima Alasan Kenapa Budaya Inovasi Penting Bagi UMKM
Saat ini Ina Cookies telah bereksperimen dan memproduksi 135 jenis kue kering. Tidak tanggung-tanggung, Bu Ina secara sukacita membagikan resep kue kering itu kepada banyak orang dengan menuliskan dan menerbitkannya menjadi sebuah buku.
Bu Ina pun sangat senang jika ada pihak yang tertarik dan ingin bergabung sebagai agen dan reseller Ina Cookies. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mengunjungi website Ina Cookies dan memilih paket bisnis yang telah disediakan.
***
Dalam menjalankan bisnis apapun, kreativitas dan inovasi sangatlah penting. Ada kondisi dimana konsumen merasa jenuh dengan produk yang kita tawarkan sehingga sangat penting membuat varian produk yang dapat menjadi daya tarik konsumen. Inilah yang menjadi rahasia Ina Cookies sehingga bisnisnya bisa bertransformasi dari skala rumah tangga hingga menjadi perusahaan seperti sekarang.
Demikian cerita inspirasi tentang perjalanan Ina Cookies, semoga semakin menambah semangat Anda dalam mengembangkan bisnis. Selamat berusaha!
Jika ingin menyimak lebih lanjut, Anda bisa menyaksikan webinarnya di link berikut Bincang Bisnis.
Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.