Imago Raw Honey, Kisah Mantan Karyawan - Siapa yang tidak kenal madu dan khasiatnya? Produk madu mudah ditemui di pasaran dengan berbagai jenis, olahan, kemasan dan ragam harga. Penggemar madu tentu saja banyak, karena selain memiliki rasa manis dan legit, madu terkenal dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Tetapi, apakah Sahabat Wirausaha sudah akrab dengan istilah raw honey atau madu mentah? Henry Hidayat, pendiri Imago Raw Honey, salah satu UMKM Juwara akan menjabarkan kisahnya membangun usaha madu mentah secara menarik dan inspiratif!
Imago Raw Honey, Perjalanan Mendirikan Bisnis Madu
Raw honey forest, merupakan istilah yang terbilang baru untuk sebotol kaca madu berwarna keemasan yang diproduksi oleh Imago Raw Honey. Madu hutan mentah olahan Imago Raw Honey ini merupakan 100% madu mentah, murni, tanpa proses pasteurisasi dan tanpa bahan campuran.
Hasilnya, madu produksi Imago Raw Honey mempertahankan semua kebaikan dari alam yaitu serbuk sari, enzim, vitamin, asam amino, antioksidan, propolis, mineral, dan rasa alaminya. Konsep madu mentah inilah yang diusung oleh Henry Hidayat yang jalankan usaha bersama sang istri. Usaha yang sebetulnya diawali “ketidaksengajaan” ini ternyata semakin dikenal dan berkembang saat pandemi.
Sumber: Imago Raw Honey
Setelah mengundurkan diri dari sebuah perusahaan telekomunikasi Nasional pada tahun 2018, Henry berupaya mewujudkan impiannya untuk membangun bisnis sendiri. Bisnis pertama yang ia dirikan adalah bisnis event organizer yang saat itu kliennya merupakan perusahaan-perusahaan besar.
Pada tahun 2019, ada permintaan dari salah satu perusahaan untuk membuat souvenir perusahaan yang unik. Henry yang senang menerima tantangan pun menyambut permintaan ini. Bersama timnya, Henry melakukan riset untuk dapat membuat souvenir yang unik, menarik dan berbeda. Hingga akhirnya tercetus ide untuk mengemas madu menjadi souvenir yang cantik. Bukan tanpa alasan, Henry dan keluarganya memang menggemari madu sebagai konsumsi sehari-hari sehingga produk ini mereka pilih.
Baca Juga: 10 Wirausaha Sosial Global yang Menginspirasi
Henry pun merancang konsep souvenir yang unik, yaitu madu khas Indonesia yang dikemas dalam botol kaca dengan kemasan yang ekslusif. Tujuannya agar madu tersebut terlihat unik mengingat belum ada madu yang tersedia dengan kemasan seperti itu. Tak butuh waktu lama, Henry bergerak cepat membuat prototype souvenir, mencari supplier untuk kemasan, dan menggandeng komunitas petani madu sebagai pemasok.
Henry lalu memikirkan merek atau brand yang cocok bagi usaha barunya. Muncul suatu ide nama yang berasal dari bahasa latin, yaitu Imago yang artinya adalah proses metamorfosa atau perkembangan larva menjadi dewasa, dengan harapan usaha madu Imago akan bertumbuh dan berkembang menjadi besar.
Setelah prototype siap dan diserahkan ke perusahaan, ironisnya ternyata prototype Imago belum terpilih untuk bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Alih-alih menyerah, Henry tetap bersemangat mengenalkan prototype ke perusahaan lain. Hingga akhirnya Kementerian Pariwisata tertarik, dan langsung memesan sebanyak 1,500 botol Imago untuk dijadikan souvenir acara yang diadakan rutin di Kementerian Pariwisata.
Pesanan besar ini sekaligus menjadi tantangan baru bagi Henry, karena usaha madu ini belum memiliki lokasi usaha dan penyimpanan sesuai kebutuhan. Namun tak butuh waktu lama, Henry berhasil menyewa lokasi di sebelah rumah yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan ribuan kilo madu dan kemasan-kemasan dari kayu. Imago pun mulai memproduksi ribuan pesanan perdananya.
Sumber: Imago Raw Honey
Menyasar Korporasi Sebagai Target Pasar
Sejak itu Henry semakin serius menjalankan bisnis madunya dengan menyasar target korporasi. Pada bulan Maret 2019, Imago Raw Honey lahir dan terus melayani banyak klien dan pelanggan dari jajaran Kementerian, perusahaan swasta nasional, hingga perusahaan asing. Henry semakin yakin dengan target pasar pilihannya.
Hingga tahun 2020, ketika pandemi datang, pemesanan dari korporasi banyak dihentikan, karena anggaran dialihkan ke penanganan Covid-19. Secara mendadak, Henry harus mencari celah baru agar bisnis tetap hidup dengan memasuki pasar retail, dan harus memulai bisnis lagi dari nol. Henry dan tim harus mempelajari lagi bagaimana menghadapi konsumen perorangan secara langsung. Hal ini menjadi tantangan baru lagi bagi Imago untuk beralih menuju penjualan digital dan pasar retail.
Baca Juga: Naruna Ceramic: Strategi Survive di Saat Pandemi
Lagi-lagi kondisi ini tidak menyusutkan semangat Henry, bahkan terus membuka diri untuk banyak belajar pada mentor. Henry dan tim giat mengikuti banyak kegiatan pembelajaran hingga bisa mengikuti arah bisnis dengan konsep baru.
Lahirnya Produk Baru di Masa Pandemi
Sumber: Imago Raw Honey
Dalam kondisi pandemi dimana pendapatan Imago merosot drastis bahkan hingga minus, tanpa disangka-sangka salah seorang public figure tertarik dengan produk Imago. Henry pun mengirimkan suvenir madu pada public figure tersebut dan disambut baik bertepatan dengan bulan Ramadhan 2020. Pesanan hampers Imago untuk hari raya pun membanjiri Henry.
Atas dukungan public figure tersebut, produk baru madu, lemon, jahe merah dan kayu manis racikan Henry pun diluncurkan dengan nama Imago Detox Honey atau Itox. Tak diduga Itox yang diproduksi dengan jumlah terbatas langsung laris manis di pasaran, bahkan mendapatkan anugerah gelar inovasi daerah dari Kabupaten Bogor.
Baca Juga: Hj Nonoh Snack: Melinjo, Si Cemilan Lokal yang Go International
Semakin Memahami Madu
Untuk menjaga kualitas madu yang diproduksi Imago, Henry melakukan uji lab sebelum memasarkan produknya. Bekerjasama dengan komunitas petani, Henry mengambil beberapa sampel madu di Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Bogor, dimana Henry dapat menyaksikan proses budidaya dan panen madu. Jika hasil uji lab sudah memenuhi standar SNI, maka madu sudah bisa diambil. Menurut Henry, madu yang berasal dari hutan hujan tropis umumnya mengandung kandungan air yang lebih tinggi 17%-22% daripada madu negara lain. Selain itu, madu dapat dipanen sebanyak 2-3 kali dalam setahun.
Ketika masuk musim berbunga, maka lebah mulai ditempatkan di suatu pohon buah untuk mulai menghisap sari madu dari nektar bunga pohon buah. Umumnya, madu yang berasal dari pohon buah memiliki rasa yang mirip dengan buah di pohon tersebut. Madu yang dikenal di Indonesia berasal dari empat jenis lebah yaitu Apis trigona, Apis melivera, Apis terana, dan Apis dorsata .
Sumber: Imago Raw Honey
Ekspansi Pasar Domestik dan Ekspor
Karena bukan sebuah bisnis yang bermain di partai besar, Imago cukup menyiapkan stok produksi madu sekitar 500-600kg dari berbagai jenis. Agar ketersediaan stok dapat terpenuhi, kerjasama Henry dengan petani lebah menggunakan sistem titip modal dimana ia menitipkan modal sebagai komitmen untuk petani peternak lebah, yang nanti hasil panennya akan dibeli Henry. Dengan sistem ini, stok madu akan aman di penyimpanan Imago dan siap memenuhi pesanan pelanggan.
Ketika memulai bisnis, omzet yang didapat adalah sebesar Rp6 Juta/bulan. Hal ini membuat Henry memutar cara agar omzet meningkat. Hingga kemudian Henry mencoba dan memberanikan diri menghubungi beberapa selebriti untuk mengenalkan produk madunya.
Upaya ini pun berhasil! Semakin banyak pelanggan yang memesan madu Imago karena di-endorse para selebriti di media sosial mereka. Omzet semakin meningkat setelah Pak Sandiaga Uno berkunjung ke workshop Imago karena bisnisnya diliput sebuah stasiun televisi. Dalam sehari, jumlah penjualannya pernah mencapai Rp25 juta. Hingga saat ini omzet Imago sudah menembus Rp60-150 juta per bulan.
Ke depannya, Henry memiliki mimpi dapat mengirimkan madu produksinya ke mancanegara dan sudah terpilih mengikuti pendampingan pelatihan ekspor yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan. Henry mempersiapkan diri agar jika suatu saat ada calon buyer dari negara lain, Imago siap melayani. Semua dokumen usaha yang diperlukan kini sudah lengkap dimiliki sehingga Imago dengan leluasa mengikuti banyak kesempatan dan kegiatan yang diadakan oleh kementerian.
Sahabat Wirausaha, kisah perjalanan Imago tidak lepas dari cara Henry menjaga relasi dengan para pelanggan dan mitra bisnisnya. Henry tidak segan memberikan waktu untuk berbincang dan diskusi dengan pelanggan hingga paham apa saja yang dibutuhkan oleh pelanggan Imago. Ia juga menjalin komunikasi dan menawarkan sistem kerjasama yang menguntungkan komunitas petani madu yang menjadi mitra bisnisnya.
Poin penting yang dapat Sahabat Wirausaha pelajari dari sikap Henry dalam mengelola bisnisnya, yaitu menghadapi permasalahan sebagai tantangan, menciptakan konsep bisnis yang berani beda, dan membangun komunikasi efektif untuk mengembangkan bisnis. Apakah Sahabat Wirausaha sudah coba terapkan?
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.