Sumber: Freepik

Sebagai pelaku usaha, Sahabat Wirausaha mungkin pernah ditinggalkan oleh karyawan. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh masalah pribadi yang harus diselesaikan atau preferensi untuk berpindah tempat kerja dari karyawan tersebut. Pada satu sisi, keluarnya karyawan merupakan suatu hal yang wajar dan menjadi hak dari karyawan itu sendiri.

Akan tetapi, Sahabat Wirausaha harus melakukan penyesuaian kembali terhadap kegiatan usaha dengan adanya karyawan yang keluar. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana kondisi keluar atau masuknya karyawan yang normal dan dapat dimaklumi. Selain itu, kondisi keluar masuk karyawan yang seperti apa yang patut menjadi perhatian. Kedua pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan melihat rasio employee turnover.

Baca Juga: Apa itu Job Description?


Apa itu Employee Turnover?

Employee turnover adalah sebuah rasio yang menghitung jumlah karyawan yang keluar dalam satu periode. Dengan melihat jumlah karyawan yang keluar dari usaha, rasio ini membantu Sahabat Wirausaha untuk mengidentifikasi seberapa banyak karyawan yang berganti dari waktu ke waktu.

Mengelola keluar masuknya karyawan menjadi penting karena ketika seorang karyawan keluar dan baru masuk, Sahabat Wirausaha harus kembali melakukan penyesuaian. Penyesuaian ini berupa pelatihan dan edukasi mengenai tugas yang harus dilaksanakan oleh karyawan baru tersebut. Proses pemahaman dari karyawan baru tersebut juga mungkin memerlukan proses sehingga dalam beberapa waktu mereka belum bisa produktif secara maksimal.

Baca Juga: Komunikasikan Target Usaha Pada Karyawan Dengan Cara Ini

Tantangan lain yang kemudian dihadapi oleh Sahabat Wirausaha saat berganti karyawan adalah perbedaan kemampuan. Sebagai contoh, dalam produksi kue, karyawan lama telah memahami dengan baik cara membuat kue dengan cita rasa tertentu. Ketika karyawan tersebut keluar dan digantikan dengan karyawan baru, cita rasa masakan dari karyawan baru menjadi berbeda.

Kondisi ini dapat berlangsung untuk waktu yang cukup lama dan tentu akan membuat konsumen merasakan suatu hal yang berbeda. Perbedaan ini dapat saja berarti positif ketika konsumen menyukai hasil masakan karyawan baru. Akan tetapi dalam banyak kasus, perubahan ini lebih sering tidak disukai karena konsumen sudah terbiasa dengan cita rasa sebelumnya.

Baca Juga: Mengenal Struktur Organisasi


Cara menghitung Employee Turnover

Secara sederhana, rasio employee turnover dapat dihitung dengan membagi jumlah karyawan keluar dengan total karyawan dalam satu periode. Sebagai contoh, apabila dalam setahun jumlah karyawan yang keluar adalah 10 karyawan. Apabila dihitung, rata-rata tenaga kerja yang ada adalah 15 orang. Dengan data tersebut, maka employee turnover dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

Employee Turnover
Jumlah Tenaga Kerja yang Keluar/Rata-rata jumlah tenaga kerja=
10/15= 67%

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah karyawan yang berganti adalah 67 persen. Angka ini menunjukkan 2 dari 3 karyawan yang ada akan keluar dari bisnis. Hal ini memberikan beban tersendiri bagi Sahabat Wirausaha untuk mampu melakukan pelatihan setiap para karyawan tersebut berganti.

Baca Juga: Cerita Inspirasi Djampi Sayah

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara menilai angka tersebut. Besarnya angka tersebut tidak bisa disimpulkan secara langsung. Sebagai contoh, angka 67 persen tidak bisa disimpulkan secara langsung sudah cukup besar atau tidak. Sahabat Wirausaha perlu membandingkan angka tersebut dengan bisnis lain di industri, apakah nilai tersebut lebih besar atau lebih kecil. Apabila rata-rata bisnis di industri tersebut adalah 58 persen, maka angka 67 persen sudah relatif lebih besar.

Nah, demikian penjelasan mengenai employee turnover. Dengan memahami produk tersebut, Sahabat Wirausaha menjadi lebih memahami bagaimana mengelola sumber daya manusia dengan tepat sehingga tidak mengganggu proses produksi.

Baca Juga: Apa itu Working Overtime?