Sahabat Wirausaha, pernahkah sebelumnya mengenal istilah Cost per Impression? Cost per Impression (CPI) atau yang juga dikenal dengan biaya per tayangan adalah biaya yang dikeluarkan dengan mengacu pada tarif yang telah disetujui pengiklan untuk dibayar per 1.000 tampilan iklan tertentu. Website yang menampilkan iklan berdasarkan Cost per Impression (CPI) tidak mewajibkan penggunanya untuk melakukan klik iklan – karena setiap tampilan iklan yang hadir di depan pengguna dapat dihitung sebagai satu tayangan. Pengiklan setuju untuk membayarnya dengan harga tertentu untuk setiap 1.000 tayangan yang diterima iklan.
Sebagai contoh, jika penerbit website mengenakan biaya per tayangan sebesar $2,00, itu berarti pengiklan harus membayar $2,00 untuk setiap 1.000 tayangan iklannya.
Baca
Juga: Seputar Cash on Delivery (COD) yang Wajib Diketahui
Memahami Cost per Impression (CPI)
Biaya per tayangan atau Cost per Impression (CPI) adalah metode paling umum untuk menentukan harga iklan website dalam digital marketing. Pengiklan membayar pemilik website biaya yang ditetapkan untuk setiap seribu tayangan iklan. Sementara tayangan mengukur berapa kali iklan ditampilkan di situs, itu tidak mengukur apakah iklan diklik.
Pengaturan Cost per Impression (CPI) lebih umum dengan website besar yang mewakili peluang pencitraan merek bagi pengiklan. Cost per Impression (CPI) mengikuti model penetapan harga yang lebih dekat dengan gaya cetak penjualan iklan model konvensional, dengan pengiklan membayar harga yang ditetapkan hanya untuk menampilkan iklan mereka. Server iklan website nantinya akan memantau jumlah tayangan dan biasanya menyesuaikan tingkat tampilan agar sesuai dengan pembelanjaan yang diinginkan pengiklan tertentu setiap bulan atau setiap tiga bulan.
Baca Juga: Apa itu Likuiditas?
Pengiklan sering mengukur keberhasilan kampanye Cost per Impression (CPI) dengan rasio klik-tayang. Adapun rasio klik-tayang adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai apakah iklan yang diklik dapat mewakili persentase orang yang melihat iklan dan juga orang yang mengklik iklan tersebut. Sahabat Wirausaha tidak dapat mengukur keberhasilan iklan dengan rasio klik-tayang saja, karena iklan yang dilihat pembaca tetapi tidak diklik mungkin masih berdampak.
Tayangan dan Tampilan Halaman
Hal lain yang penting untuk Sahabat Wirausaha ketahui adalah mungkin saja jumlah tayangan iklan berbeda dengan jumlah pengunjung website yang menampilkan iklan tersebut. Misalnya, iklan yang ditampilkan mungkin akan ditempatkan di dua lokasi di website. Contohnya pada bagian banner yang terletak secara horizontal di bagian atas website serta banner yang terletak secara vertical di samping teks website.
Kekurangan Cost per Impression (CPI)
Salah satu tantangan yang mungkin hadir akibat dari kekurangan Cost per Impression (CPI) adalah menghitung tayangan secara akurat. Beberapa pemasang iklan mungkin bertanya-tanya apakah tagihan iklan yang datang kepada mereka sudah dihitung secara adil. Masalah muncul sehubungan dengan tampilan duplikat dari pengunjung yang sama atau bot Internet (kependekan dari "robot") mengunjungi situs dan mengubah jumlah total tampilan. Selain itu, jika iklan gagal dimuat atau tidak dimuat secara lengkap, iklan ini tidak boleh dihitung sebagai tayangan. Penipuan iklan dapat terjadi ketika pemilik situs yang tidak bermoral menggunakan skrip otomatis untuk mengirim lalu lintas ke website dengan tujuan meningkatkan jumlah tampilan.
Sahabat Wirausaha, sekarang sudah semakin paham kan apa itu Cost per Impression (CPI)? Semoga artikel ini bermanfaat ya.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi: