Sahabat Wirausaha, banyak dari kita merasa sudah berusaha menabung setiap bulan, tetapi mengapa nilai tabungan terasa tidak pernah benar-benar bertambah? Ketika kembali melihat harga kebutuhan pokok, bahan baku, atau biaya operasional usaha, barulah terasa bahwa uang yang sama kini hanya mampu membeli lebih sedikit dari tahun lalu. Ini bukan perasaan semata — memang begitulah cara inflasi bekerja.

Menurut Badan Pusat Statistik, inflasi Indonesia berada di kisaran 2,61% pada awal 2025. Angka ini terlihat kecil, tetapi sangat menentukan daya beli. Jika bunga tabunganmu kurang dari itu, berarti setiap tahun nilai uangmu mengecil meski jumlahnya tetap. Dalam konteks UMKM, inflasi tidak hanya menyusutkan daya beli rumah tangga, tetapi juga menggerus modal, menaikkan biaya bahan baku, dan mempersempit margin keuntungan.

Di sinilah urgensinya memahami cara menabung yang menguntungkan. Menabung bukan lagi sekadar menyimpan uang, tetapi menjaga nilainya agar tidak kalah oleh inflasi. Tanpa strategi yang tepat, uangmu hanya diam di tempat sementara harga-harga terus bergerak naik.


Mengapa Menabung Saja Tidak Cukup?

Tabungan konvensional dengan bunga 0,5–1% tidak mampu mengejar laju inflasi yang berada di atas 2,5% dalam dua tahun terakhir. Secara matematis, nilai uangmu akan terus berkurang, dan dalam tiga hingga lima tahun perbedaannya semakin terasa. Untuk pelaku UMKM yang sangat bergantung pada kelancaran arus kas, penurunan nilai uang ini dapat melemahkan daya tahan usaha.

Situasi ini menjawab pertanyaan umum: “Kenapa ya, padahal sudah nabung, tapi kok tetap terasa tidak cukup?” Karena inflasi berjalan terus, sementara tabungan konvensional tidak. Agar tabungan tetap bertumbuh, kita perlu strategi yang tidak hanya aman, tetapi juga menghasilkan imbal hasil yang minimal setara atau lebih tinggi dari inflasi.

Baca juga: Mengapa Dana Tabungan Penting untuk Masa Depan yang Lebih Aman dan Tenang


Menentukan Tujuan Tabungan: Fondasi dari Strategi yang Tepat

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tujuan tabungan dengan jelas. Tanpa tujuan, tabungan hanya menjadi angka yang mudah terpakai kapan saja. Namun ketika tujuannya jelas — apakah untuk dana darurat, membeli alat usaha, memperluas produksi, atau menambah stok menjelang musim ramai — strategi menabung akan lebih terarah.

Misalnya, dana darurat usaha membutuhkan instrumen yang likuid, sehingga kamu bisa mengaksesnya kapan saja ketika penjualan menurun atau ada kebutuhan tak terduga. Sebaliknya, dana untuk pembelian alat usaha dalam satu hingga dua tahun bisa disimpan pada instrumen yang bunganya lebih tinggi dan lebih stabil. Menentukan tujuan akan membantu kamu tidak sembarangan menarik tabungan dan membuat keputusan keuangan yang lebih disiplin.

Dengan tujuan yang jelas, UMKM dapat memisahkan tabungan usaha dari keperluan pribadi. Pemisahan ini akan memperbaiki arus kas, membuat laporan keuangan lebih rapi, dan membantu usaha lebih mudah memenuhi syarat ketika mengajukan kredit.


Tabungan Berjangka: Disiplin Menabung yang Perlahan Mengimbangi Inflasi

Tabungan berjangka memberikan bunga lebih tinggi dibanding tabungan reguler dan dapat menjadi pilihan aman untuk menjaga nilai uang. Banyak bank menawarkan bunga yang lebih stabil, bahkan mendekati atau sedikit melampaui inflasi dalam beberapa tahun terakhir. Keunggulan terbesar tabungan berjangka adalah fitur auto-debit, yang membuat kamu menabung tanpa harus mengingat atau memaksakan diri setiap bulan.

Bagi UMKM, tabungan berjangka dapat menjadi cara konsisten mengumpulkan dana untuk kebutuhan jangka menengah seperti membeli perlengkapan usaha atau menambah stok. Dengan bunga yang lebih kompetitif, tabungan ini setidaknya dapat mengurangi dampak inflasi terhadap nilai uang. Meski pertumbuhannya tidak setinggi instrumen lain, tabungan berjangka tetap menjadi strategi aman dan terukur bagi pelaku usaha kecil.

Baca juga: 5 Tips Menabung untuk Pergi Haji Bagi UMKM


Deposito: Instrumen Stabil yang Mengalahkan Inflasi

Memasuki 2025, kebijakan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di 6,00% membuat bunga deposito di berbagai bank ikut naik. Bunga deposito kini berada pada kisaran 4,5–6,25%, bergantung tenor dan bank penyedia. Angka ini jelas berada di atas inflasi, sehingga deposito memberikan pertumbuhan riil pada nilai uangmu.

Data OJK menunjukkan bahwa pada tahun 2024, deposito tumbuh 10,9% secara tahunan, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap instrumen ini sebagai pelindung nilai uang. Bagi UMKM, deposito ideal digunakan untuk dana yang sedang mengendap — misalnya modal sebelum musim jualan meningkat atau keuntungan yang belum ingin diputar kembali.

Selain mengalahkan inflasi, deposito memberikan ketenangan karena dijamin oleh LPS selama berada dalam batas perlindungan. Inilah alasan banyak pelaku usaha memilih deposito sebagai strategi menabung yang aman namun tetap menguntungkan.


Instrumen Pasar Uang: Likuid, Aman, dan Tetap Bertumbuh 

Instrumen pasar uang seperti reksa dana pasar uang semakin diminati pelaku UMKM pada 2025 karena karakteristiknya yang stabil, likuid, dan mampu menjaga nilai uang tetap aman di tengah kenaikan harga. Berdasarkan laporan OJK awal 2025, dana kelolaan reksa dana pasar uang terus menunjukkan pertumbuhan positif setelah pemulihan di 2024. Nilai AUM-nya bergerak naik mendekati Rp150 triliun, mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap instrumen berisiko rendah.

Imbal hasil reksa dana pasar uang pada periode 2024 hingga awal 2025 berada di kisaran 4,5% hingga 6% per tahun, bergantung pada manajer investasi dan kondisi suku bunga. Angka ini membuat instrumen pasar uang cukup efektif sebagai pelindung nilai, karena pertumbuhannya stabil dan mampu mengimbangi, bahkan sedikit melampaui inflasi yang berada di sekitar 2,6%.

Bagi UMKM, keunggulan terbesar instrumen pasar uang adalah fleksibilitasnya. Dana bisa ditarik kapan saja tanpa penalti, sehingga sangat cocok untuk menyimpan modal sementara — misalnya saat menunggu pembayaran invoice atau ketika omzet sedang melandai. Dengan cara ini, uang yang mengendap tidak kehilangan nilai dan tetap memberikan pertumbuhan ringan namun stabil.

Baca juga: 9 Cara Menabung untuk Modal Usaha, Capai Tujuan Finansial Kamu!


Diversifikasi: Strategi Menabung Cerdas agar Tetap Tahan Inflasi

Menempatkan seluruh tabungan pada satu instrumen bukan keputusan yang bijak. Diversifikasi sederhana akan membantu menjaga stabilitas nilai uang. Dana darurat sebaiknya tetap berada di tabungan reguler agar bisa diakses kapan saja. Dana menengah dapat ditempatkan di pasar uang agar tetap bertumbuh. Dana jangka panjang atau dana yang mengendap dapat disimpan di deposito untuk memperoleh bunga lebih tinggi. Dengan membagi tujuan dan instrumen, UMKM dapat mengurangi risiko dan memastikan nilainya tetap tumbuh bahkan di tengah inflasi.

Diversifikasi tidak membutuhkan dana besar. Yang penting adalah konsistensi dan kesesuaian antara kebutuhan usaha dengan instrumen yang dipilih.


Mengelola Lonjakan Pendapatan untuk Mengalahkan Efek Inflasi

Pendapatan UMKM sering mengalami lonjakan pada momen tertentu, seperti Ramadan, libur akhir tahun, atau ketika mendapatkan pesanan besar. Namun tanpa strategi, tambahan pendapatan ini mudah sekali habis untuk kebutuhan konsumtif. Agar tabungan benar-benar mengalahkan inflasi, sebagian dari pendapatan tambahan perlu dialihkan ke instrumen yang memberikan pertumbuhan stabil.

Kebiasaan sederhana — memasukkan 30–50% surplus pendapatan ke tabungan berjangka, deposito, atau pasar uang — dapat menciptakan bantalan finansial yang kuat. Langkah ini membuat UMKM lebih siap menghadapi musim sepi tanpa perlu mengorbankan modal utama.


Pada Akhirnya, Menabung adalah Bentuk Perlindungan Nilai Uang

Sahabat Wirausaha, cara menabung yang menguntungkan bukan hanya tentang membuat uang bertambah, tetapi menjaga daya beli agar tidak terkikis inflasi. Ketika tabungan tumbuh lebih cepat dari inflasi, kamu sebenarnya sedang mempersiapkan diri menghadapi masa depan dengan lebih stabil.

Dengan memahami tujuan keuangan, memilih instrumen yang tepat, dan melakukan diversifikasi sederhana, kamu dapat menjaga nilai uang tetap kuat. Uang yang tumbuh dengan strategi yang benar akan menjadi modal yang bisa kamu andalkan — bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk berkembang dan membawa usahamu naik kelas.

Jika artikel ini bermanfaat, mohon berkenan bantu kami sebarkan pengetahuan dengan membagikan tautan artikelnya, ya!

Bagi Sahabat Wirausaha yang ingin bergabung dengan Komunitas UMKM di bawah naungan kami di UKMIndonesia.id - yuk gabung dan daftar jadi anggota komunitas kami di ukmindonesia.id/registrasi. Berkomunitas bisa bantu kita lebih siap untuk naik kelas!

Referensi:

  • Badan Pusat Statistik (2025). Rilis Inflasi Januari 2025.

  • Bank Indonesia (2025). Rapat Dewat Gubernur – Kebijakan BI Rate.

  • Otoritas Jasa Keuangan (2025). Statistik Perbankan Indonesia – Desember 2024.

  • Otoritas Jasa Keuangan (2025). Laporan Reksa Dana Pasar Uang 2024–2025.