bisnis halal dan berkah

Bisnis Halal dan BerkahSahabat Wirausaha, di tengah gemerlapnya dunia bisnis yang serba cepat dan kompetitif, seringkali kita dihadapkan pada satu pertanyaan fundamental: apakah keuntungan yang kita raih ini hanya sekadar angka di rekening bank, ataukah ia juga membawa serta keberkahan? Bagi seorang Muslim, tujuan berbisnis bukan hanya profit semata, melainkan juga ridha Allah SWT. Inilah esensi dari bisnis halal dan berkah.

Rasulullah SAW sendiri adalah seorang pedagang yang ulung. Beliau menunjukkan kepada kita bahwa berbisnis adalah sebuah aktivitas mulia, bahkan bisa menjadi jalan jihad dan dakwah. Namun, keberhasilan sejati dalam berbisnis menurut Islam tidak hanya diukur dari seberapa besar keuntungan materi yang didapat, tetapi juga dari seberapa besar keberkahan yang menyertainya. Lantas, bagaimana cara membangun bisnis halal dan berkah? Mari kita telusuri lebih dalam pada artikel ini!


Pondasi Bisnis Halal: Mengikuti Petunjuk Ilahi

Sebelum bicara berkah, kita harus memastikan dulu bahwa bisnis kita adalah halal. Halal adalah prasyarat mutlak. Dalam Islam, segala sesuatu pada asalnya adalah halal, kecuali jika ada dalil syar'i yang mengharamkannya. Hal tersebut merupakan kaidah yang perlu dipahami dalam melakukan muamalah.

Kemudian, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani).

Hadis tersebut memerintahkan manusia agar selalu mengejar maslahat dunia dan maslahat akhirat. Maslahat dunia dengan pekerjaan yang halal, dan maslahat akhirat dengan takwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa bisnis halal dan berkah adalah jalan yang diridhai. Dari sini, kita bisa menarik beberapa poin penting mengenai kehalalan bisnis yaitu:

  1. Produk dan Jasa Halal: Pastikan apa yang kamu jual atau layani itu bukan barang atau jasa yang diharamkan, seperti khamr (minuman keras), daging babi, barang curian, atau bisnis yang memfasilitasi kemaksiatan (seperti perjudian atau prostitusi).
  2. Transaksi Bebas Riba: Hindari segala bentuk pinjaman atau jual beli yang mengandung unsur bunga atau riba. Riba adalah dosa besar dan merusak keberkahan harta.
  3. Bebas Gharar (Ketidakjelasan): Transaksi harus jelas dan transparan. Jangan menjual barang yang tidak ada, tidak jelas wujudnya, atau bersifat spekulatif yang merugikan salah satu pihak.
  4. Bebas Maysir (Judi): Jangan ada unsur taruhan atau untung-untungan murni dalam bisnismu.

Ketika keempat poin ini terpenuhi, maka bisnismu telah berada di jalur halal. Namun, untuk meraih bisnis halal dan berkah, ada beberapa elemen tambahan yang harus kita usahakan.

Baca Juga: Bisnis Halal dalam Perspektif Islam: Meraih Keberkahan di Setiap Transaksi


Memanen Keberkahan Bisnis: Lebih dari Sekedar Memiliki Bisnis Halal

Keberkahan dalam bisnis adalah ketika keuntungan yang kamu dapatkan tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga membawa ketenangan jiwa, kemudahan urusan, kebaikan yang meluas, dan pertolongan dari Allah SWT. Kemudian, bagaimana cara mewujudkannya?

1. Niat yang Lurus dan Ikhlas

Ini adalah kunci utama. Setiap amal perbuatan, termasuk berbisnis, harus diawali dengan niat yang benar. Niatkan bisnismu sebagai ibadah, sebagai sarana untuk mencari rezeki halal agar bisa beribadah lebih baik, menafkahi keluarga, dan membantu sesama.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan..." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika niatmu lurus, maka setiap usaha, lelah, dan keringatmu dalam menjalankan bisnis halal dan berkah akan tercatat sebagai pahala.

2. Kejujuran dan Amanah

Rasulullah dikenal sebagai orang yang jujur dan amanah (dapat dipercaya). Terkait hal tersebut, ada suatu hadis yang menerangkan tentang bisnis/berdagang yang jujur yaitu:

“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memiliki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (HR Muttafaqun Alaihi)

Bayangkan, Sahabat Wirausaha, betapa mulianya derajat seorang pedagang yang jujur! Mereka bahkan akan diberikan keberkahan dalam bisnisnya. Hal ini merupakan suatu nikmat yang luar biasa bagi pelaku bisnis halal dan berkah. Kepercayaan yang terbangun dari kejujuran akan menarik lebih banyak pelanggan dan menjaga keberlangsungan bisnismu.

3. Memberikan Pelayanan Terbaik dan Tidak Menzalimi

Bisnis yang berkah tidak hanya mementingkan keuntungan, tetapi juga kepuasan dan keadilan bagi semua pihak, termasuk pelanggan, karyawan, dan supplier.

  • Pelayanan Prima: Berikan service yang ramah, responsif, dan membantu. Perlakukan pelanggan dengan baik.
  • Adil kepada Karyawan: Jangan menunda atau mengurangi upah karyawan. Berikan hak-hak mereka sepenuhnya dan perlakukan mereka dengan hormat.
    Rasulullah SAW bersabda: "Berikanlah pekerja upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah). Ini adalah pesan kuat tentang keadilan terhadap pekerja dalam bisnis halal dan berkah.
  • Menepati Janji: Segala komitmen yang telah dibuat, baik kepada pelanggan, supplier, maupun mitra, harus ditepati.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

4. Tidak Menimbun Barang (Ihtikar) dan Tidak Melakukan Monopoli

Mencari keuntungan dengan cara menimbun barang kebutuhan pokok saat harga stabil, lalu menjualnya saat harga melambung tinggi di kala krisis, adalah praktik ihtikar yang diharamkan. Demikian pula dengan monopoli pasar yang merugikan pihak lain.

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menimbun (barang kebutuhan pokok) maka dia adalah pelaku dosa." (HR. Muslim).

Bisnis yang berkah adalah bisnis yang memberikan manfaat bagi banyak orang, bukan hanya segelintir pihak. Ia mendorong persaingan sehat dan pemerataan ekonomi. Ini adalah ciri khas bisnis halal dan berkah yang sejati.

5. Berbagi Rezeki: Zakat, Infak, dan Sedekah

Inilah salah satu penentu utama keberkahan harta. Mengeluarkan zakat adalah kewajiban, dan bersedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan. Zakat dan sedekah tidak akan mengurangi hartamu, justru akan membersihkan dan melipatgandakan keberkahannya.

Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 103:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoakan mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Dan dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku berinfak kepadamu (memberimu ganti)." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika kamu berbagi sebagian dari keuntungan bisnismu, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah janji yang pasti dan kunci menuju bisnis halal dan berkah yang melimpah.

6. Berdoa dan Tawakal

Setelah berusaha maksimal, serahkan semua hasil kepada Allah SWT. Berdoa agar bisnis diberi kemudahan, kelancaran, dan keberkahan. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan berserah diri setelah melakukan yang terbaik.

Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung; pergi pagi dalam keadaan lapar, pulang sore dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi).

Ini adalah pengingat bahwa rezeki berasal dari Allah, dan tawakal adalah bagian dari ikhtiar untuk meraih bisnis halal dan berkah.

Baca Juga: Bisnis Halal yang Menguntungkan: Meraih Berkah dan Cuan Sekaligus!


Mengapa Keberkahan Sangat Penting dalam Bisnis?

Sahabat Wirausaha, mungkin ada yang bertanya, mengapa keberkahan itu begitu ditekankan? Bukankah yang penting untung banyak?

Rezeki tanpa berkah itu ibarat air di telapak tangan, cepat datang dan cepat pula hilangnya. Harta yang tidak berkah bisa membawa kesengsaraan, kekhawatiran, perselisihan, atau bahkan menjauhkan kita dari Allah. Sementara itu, harta yang berkah, meskipun mungkin tidak selalu berjumlah fantastis, akan terasa cukup, membawa ketenangan, dimudahkan penggunaannya untuk kebaikan, dan menjadi jembatan menuju surga. Ini adalah investasi jangka panjang, bukan hanya untuk kehidupan dunia yang fana, tetapi juga untuk akhirat yang abadi. Itulah impian dari bisnis halal dan berkah.

Jadi, ketika kamu membangun bisnismu, Sahabat Wirausaha, jangan hanya fokus pada angka-angka penjualan atau margin keuntungan. Lebih dari itu, tanyakan pada dirimu: apakah bisnismu ini jujur? Apakah ia memberikan manfaat? Apakah ia bebas dari riba? Apakah ia mendekatkanmu kepada Allah atau justru sebaliknya?

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.