Sumber gambar : Tokopedia
Acapkali, buah tangan alias oleh-oleh menjadi hal pertama yang akan dicari setiap pelancong yang mampir di Indonesia. Namun, tidak semua orang berkunjung ke negara kita untuk berlibur. Beberapa yang punya jadwal padat dan urusan bisnis di ibukota, tentu tidak akan terpikir untuk membelinya meskipun ingin. Menjawab kebutuhan tersebut, AIU Craft hadir dengan produk oleh-oleh khas Jakarta dan Betawi. Bisnis yang dimulai dari hobi pribadi sang pemilik ini sukses meraup keuntungan hingga 1,2 miliar rupiah dalam setahun.
Nah, bagaimana AIU Craft dapat menjelma sebuah bisnis beromset miliaran hanya dalam waktu beberapa tahun setelah berdiri? Dan apa keunikan produk oleh-olehnya sehingga bisa begitu populer di mata pelancong? Simak kisah perjalanan bisnisnya berikut ini!
Awal Mula dan Motivasi Bisnis
Alia Felicia, owner AIU Craft, merupakan seorang putri asli ibukota yang tinggal dan besar di Jakarta. Ia seringkali bertemu dengan orang-orang dari luar daerah dan luar negeri yang berkunjung ke Jakarta. Banyak dari mereka yang ternyata kesulitan mencari produk oleh-oleh khas dari kota yang merupakan pusat pemerintahan Indonesia ini. “Banyak yang nanya, beli oleh-oleh di mana ya?” ceritanya.
Perempuan yang biasa dipanggil Fecia ini pun berpikir untuk membuat usaha yang memproduksi buah tangan. “Saya memang senang craft, senang kerajinan, dan hal-hal detail, yang dibikin pake hati, dan dibeli untuk membuat bahagia orang lain,” ujarnya. Selain itu, Fecia juga memang senang mengunjungi berbagai daerah di Indonesia dan mengamati hal-hal khas dari berbagai tempat yang berbeda. Menurutnya, kerajinan tangan yang dibuat masyarakat Indonesia selalu punya hal yang berbeda dan unik di masing-masing daerah. Dari kegemarannya akan budaya inilah, Fecia memutuskan untuk menekuni dunia oleh-oleh.
Baca Juga : Tips Memulai Bisnis Dengan Modal Minim
Setelah modal yang dikumpulkannya cukup, ia pun mulai merintis AIU Craft, sebuah usaha yang khusus membuat kerajinan tangan Indonesia untuk dibawa sebagai oleh-oleh bagi para pendatang. Nama AIU sendiri merupakan singkatan dari tiga kata : Art, Innovation, dan Unique yang secara padat menggambarkan karakteristik produk-produknya. Saat bisnisnya semakin berkembang dan menuntut banyak waktu, Fecia berhenti dari pekerjaannya dan fokus mengelola AIU Craft.
Saat merintis bisnis ini, Fecia mengakui bahwa motivasi besarnya adalah untuk membuat nama Indonesia semakin terkenal di mata dunia. “Saya juga ingin orang-orang tahu, Indonesia tuh nggak cuma Bali doang. Indonesia ada Kalimantan, Jawa, NTB, NTT, Papua, Sumatera, dengan macam-macam kebudayaannya,” ungkapnya.
Motivasi inilah yang kemudian menginspirasi tema-tema produk AIU Craft. Fecia menempatkan berbagai gambar dan motif-motif seni asli Indonesia sebagai nuansa produknya. Mulai dari transportasi khas Jakarta seperti bajaj dan becak, kesenian khas daerah seperti Reog dan Ondel-Ondel, hingga bangunan bersejarah seperti Monas dan Kota Tua. “Jadi kalau ada orang bawa oleh-oleh Indonesia keluar negeri atau keluar kota, mereka tahu bahwa di Indonesia ada hal macam itu,” tuturnya.
Baca Juga : Tips Memulai Usaha Dagang atau Toko Online
Merintis Dengan Produk Ramah Lingkungan
Di tahun 2010, AIU Craft mulai beroperasi dan murni melakukan produksi dengan material yang ramah lingkungan. Selain karena baik untuk alam, Fecia juga menggunakan bahan recycle lantaran ongkosnya yang terbilang lebih murah. “Jadi hitungan modalnya hanya modal waktu ya. Selain benang, jarum ya modal sedikit gitu,” papar Fecia. Bahan-bahan katun daur ulang biasanya ia cuci terlebih dulu sebelum disulapnya menjadi produk-produk baru.
Di sisi lain, Fecia fokus pada pengerjaan patchwork, yang dilakukan dengan menggabungkan atau menjahit kembali potongan kain-kain bekas yang tidak terpakai. Utamanya, ia tetap menggunakan bahan katun. “Katun itu kan kualitasnya bagus, dari tanaman, jadi sayang kalau di waste jadi sampah dan limbah. Jadi kita upcycle, kita patchwork, kita bikin boneka, kita bikin tas, taplak, atau apapun,” jelasnya panjang lebar.
Selain melakukan tambal-sulam, Fecia turut melukis di atas kain-kain katun itu. Namun kendalanya, ia mengerjakan hal ini sendirian, tanpa ada tenaga tambahan. Alhasil, produksinya tidak bisa terlalu banyak. Dalam beberapa tahun pertama, hal ini tidak menjadi masalah. Fecia sendiri masih sanggup mengerjakan lantaran pesanan belum banyak. Namun di tahun 2016, permintaan konsumen mulai membludak dan hal ini segera menjadi kendala besar. Beruntung, di tahun yang sama, AIU Craft berhasil memenangi Jakarta Souvenir Design Award dan mendapat hadiah uang sejumlah 12,5 juta rupiah.
Baca Juga: Pengertian Daur Ulang
Fecia pun mengakali keterbatasan produksinya dengan membeli printer rakitan yang bisa mencetak gambar di kain katun menggunakan hadiah award tersebut. Kehadiran printer membuat pengerjaan produk menjadi lebih mudah. Jumlah yang dihasilkan pun dua kali lipat lebih banyak. Ia hanya perlu melukis di satu kanvas dengan cat air, lalu memindai gambar tersebut, dan mencetaknya di kain-kain kanvas. “Jadi dilukisnya satu tapi diperbanyaknya dengan di print,” ujarnya.
Bagi Fecia, yang terpenting adalah penggunaan bahan natural dan tidak berdampak buruk bagi alam sekitar. Karena itu, meskipun sudah beralih pada produk cetak di atas kanvas, ia tetap menggunakan bahan kanvas yang ramah lingkungan.
Menggaet Minat Pasar Dengan Desain Modern
Meskipun fokus pada tema khas Indonesia, khususnya Jakarta, namun Fecia tidak ingin menggarap produk yang terkesan “jadul”. Ia berani keluar dari konsep tradisional oleh-oleh Indonesia. Setiap budaya, lukisan monumen, bangunan, dan kesenian dikemasnya dengan warna-warna dan desain modern. “Jadi kayak ondel-ondel, esensinya apa di ondel-ondel itu, tapi dibikin modern gitu. Ondel-ondelnya ceria, cerah, enak diliat,” ujarnya.
Uniknya lagi, ia menggunakan desain yang memang sebelumnya benar-benar digambar dengan cat air di atas kanvas. Hal-hal yang ia lukis juga murni dihasilkan dari ide dan kreativitasnya sendiri, sehingga kekhasan produknya tercetak nyata. Desain yang original ini menimbulkan kesan tersendiri yang mampu menarik para pelancong di Jakarta.
Saat ini, variasi produk AIU Craft beraneka ragam. Produk utamanya adalah berbagai jenis kantong, mulai dari pouch kecil, dompet atau kantong koin, kantung flashdisk dan kunci, kantung laundry, tote bag, tas sandang besar, tas drawstring, hingga tas laptop dan travel bag. Selain itu, ia juga memproduksi berbagai kaus dan t-shirt untuk anak-anak dan dewasa. Yang terbaru, tim AIU Craft turut menggarap bibs (celemek) dan jumper bayi.
Tak berhenti di situ, buah tangan yang diproduksinya juga mencangkup barang-barang perlengkapan rumah tangga. Mulai dari sarung bantal, sarung galon, tempat alat makan portabel, hingga pouch untuk sedotan stainless atau kaca yang bisa dibawa ke mana-mana. Semua produk ini tersedia di gerai offline AIU Craft yang ada di mall-mall kota Jakarta dan di marketplace online, yaitu Shopee dan Tokopedia.
Joint Studio Program by AIU Craft
Demi mendukung perkembangan bisnis UKM yang berkelanjutan di Indonesia, Fecia dan tim AIU Craft menyediakan ruang kolaboratif bernama Joint Studio Programme. Rumah mereka yang bertempat di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur itu selalu terbuka bagi teman-teman UKM yang baru mulai merintis bisnis dan membutuhkan dukungan produksi. “Jadi, misalkan dia bisa lukis, nggak bisa jahit. Ya kita bantu, kita yang jahit dia yang lukis. Supaya di awal jalannya usaha itu nggak terlalu berat dengan harus ada aset ini, mesin itu,” jelas Fecia.
“Sampai saat ini, udah lumayan sih, jadi kita bikin ada yang cuma makron, ada yang cuma ngeprint, ada yang produksi di sini tapi pakai merk dagang mereka,” ujarnya bangga.
Baca Juga: Kanagoods, Melangkah Dengan Produk Fashion BerkelanjutanMelalui ruang kolaboratif ini, Fecia mengharapkan para pegiat UKM yang baru menjajal dunia bisnis bisa bertahan dan tidak cepat menyerah. “Jadi mereka tidak harus ngotot semua alat harus punya sendiri, padahal masih sempoyongan marketing-nya,” ujar Fecia. Saat nantinya marketing serta jangkauan pasar mereka sudah kokoh dengan omzet yang stabil, barulah mereka bisa berpikir untuk membeli alat produksi sendiri. Hingga hal itu tercapai, Fecia meyakinkan bahwa AIU Craft selalu siap membantu dan berkolaborasi.
Harapan Untuk Menjadi Oleh-Oleh Indonesia Berkelas Dunia
Fecia tidak memungkiri bahwa selama hampir sepuluh tahun belakangan, banyak pencapaian besar yang diraih AIU Craft. “Di 2016 kan kita baru fokus rekrut orang-orang, nah itu ke 2019 kita udah sempet sampai omzet setahun itu sampai 1,2 miliar rupiah,” ceritanya.
Distribution outlet mereka pun bertambah banyak. Di tahun 2019, produk mereka sudah memiliki 14 outlet yang tersebar di berbagai mall di Jakarta. Selain itu, AIU Craft juga mulai merambah ke marketplace online, yaitu Shopee dan Tokopedia serta membangun basis konsumen loyal di Facebook dan Instagram. Mereka juga membuka pesanan custom khusus melalui WhatsApp Business. Menurutnya, pesatnya perkembangan AIU Craft dari tahun 2016 ini bisa tercapai karena kerjasama semua tim AIU Craft yang disiplin, kerja keras. “Omzet terbesar itu mungkin yang waktu, INAKRAF 2019 itu 80 plus dalam lima hari,” ujarnya.
Baca Juga : Potensi Ekspor Kain Kerajinan
Meskipun sempat terpukul jatuh dihantam pandemi, namun Fecia tetap optimis bahwa bisnisnya akan berkembang lebih jauh lagi. Di masa depan, ia berharap AIU Craft bisa menjadi wadah bagi teman-teman UKM yang semangat dalam berbisnis dan berkreasi. “Kami juga ingin menjadi influence para pengrajin untuk membuat produk ramah lingkungan,” paparnya.
Lebih jauh, ia juga berharap para konsumennya bisa tergerak untuk konsisten menggunakan produk-produk alami dan ramah lingkungan. Menurutnya, produk yang diciptakan dengan kebaikan terhadap alam, akan berbuah baik juga bagi para produsen dan orang-orang yang menggunakannya. “Dalam dunia pariwisata dunia, Indonesia tidak hanya memiliki alam yang kayak, tapi juga menyajikan souvenir atau oleh-oleh yang bersahabat dengan alam itu,” pungkasnya.
Melalui perjalanan bisnis AIU Craft, kita tahu bahwa bisnis oleh-oleh dengan prinsip berkelanjutan alias sustainable, dapat bertahan dan bahkan mengantongi omset miliaran saat dijalankan dengan konsisten. Bisnis yang mengadopsi prinsip lestari layaknya AIU Craft juga punya kesempatan lebih besar untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang kian marak. Karenanya, yuk jangan ragu untuk segera mengikuti prinspi berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam berbisnis!
Baca Juga: Mengejar Sertifikasi Pemerintah Untuk Fesyen Berkelanjutan
Referensi :
Wawancara langsung dengan Alia Felicia, owner AIU Craft, melalui WhatsApp Chat