Gambar diambil dari https://digitalready.co/
Tidak dapat dipungkiri, jika perkembangan teknologi berdampak pada perubahan perilaku konsumen. Di Indonesia pengguna internet dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), pada 2018 terdapat 171,17 juta jiwa yang menggunakan internet angkanya, naik 10.12% dari tahun sebelumnya. Dari angka tersebut, 96% pengguna internet Indonesia pernah menggunakan internet untuk mencari produk/layanan untuk dibeli secara online (Sumber : We Are Sosial, 2019, Katadata.co.id).
Tentunya ini adalah peluang yang sangat besar bagi teman-teman bukan? Apakah sahabat UKM sudah mulai menggunakan penjualan secara online? Jika belum, saatnya memulai memanfaatkan digital marketing dan bagi yang sudah menggunakan saluran pemasaran digital. Sudah efektifkah media yang digunakan saat ini? Sejauh mana media digital ini dapat meningkatkan penjualan sahabat UKM? Yuk kita bahas apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penjualan dengan digital marketing.
Mungkin pada awalnya kita kebingungan harus mulai berjualan dimana terlebih dahulu karena saat ini begitu banyak sekali pilihan yang bisa digunakan untuk memasarkan produk kita di dunia online. Sebelum menentukan media online digital marketing, kita harus memahami terlebih dahulu karakteristik target market dari produk kita. Manfaatkan media yang paling mudah digunakan dan mungkin juga kita merupakan salah satu pengguna media tersebut, seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, dan Google Business.
Jika produk kita target marketnya adalah perusahaan Business to Business (B2B) seperti usaha penyedia souvenir seminar atau tas promosi, tentunya akan berbeda media yang digunakannya dengan usaha tas yang dijual untuk retail. Usaha B2B akan lebih efektif menggunakan website atau Google Business karena terlihat lebih profesional dan terpercaya, sedangkan untuk tas yang dijual retail bisa menggunakan media sosial terlebih dahulu.
Media sosial pun bermacam ragamnya. Sahabat UKM pasti ada yang sudah memiliki akun media sosial dan terbiasa menggunakannya kan? Namun, jika kita ingin berjualan di media sosial, sebaiknya kita memiliki akun bisnis khusus dan dipisahkan dengan akun pribadi agar social trust (kepercayaan) pembeli meningkat dan lebih professional. Kalo ibarat akun pribadi itu rumah kita sendiri, akun bisnis itu akun toko kita sehingga kita bisa atur tampilannya dengan rapi. Jika akun pribadi kita sudah banyak follower caranya bisa dengan mengubah akun pribadi menjadi akun toko, atau menjadikan akun pribadi tersebut sebagai perantara untuk mengenalkan toko kita dan personal branding. Bagi yang baru akan memulai berjualan di media sosial, bisa dimulai dari media yang jumlah penggunanya paling banyak namun juga kita paham menggunakannya. Berikut adalah informasi tentang media sosial yang datanya bisa jadinya informasi untuk kita sehingga memudahkan memutuskan media sosial mana yangs sesuai dengan usaha kita:
Kriteria | | | | |
Versi Website | ||||
Jumlah pengguna | Total: 130 juta | Total: 62 juta | Total: 6.43 juta | Total 12 juta |
Dewasa (13+) = 61% = 78 juta | Dewasa (13+) = 29% = 18 juta | Dewasa (13+) = 3% = 193ribu | Dewasa 18+ = 6.4% = 770ribu | |
Karakteristik spesifik pengguna |
|
|
|
|
Sumber : welearn.unwomen.org - Modul 3 Digital Marketing
Selain media sosial, sahabat UKM juga mungkin ada yang sudah menggunakan marketplace dalam usahanya seperti Bukalapak, Shopee, Tokopedia, Lazada, JD.id, Zalora, Zilingo, Blibli.com dan masih banyak lagi. Bagi pelaku usaha dengan adanya marketplace ini memang mempermudah karena sudah disediakan platform untuk membuat toko online. Pun bagi konsumen yang khawatir akan penipuan saat berbelanja online, di marketplace ada pihak ketiga yang menjamin kepercayaan antara penjual dan pembeli. Namun tetap harus diperhatikan kesesuaian produk yang kita jual dengan marketplace tersebut. Tabel dibawah ini menjelaskan tentang jenis e-commerce, sistem kerjasamanya, produk yang bisa dijual, serta target pasarnya.
Sumber : welearn.unwomen.org - Modul 3 Digital Marketing
Nah, dari tabel diatas apakah ada yang cocok dengan produk sahabat UKM? Jika ada, apakah sahabat UKM sudah membuat toko online di salah satu e–commerce tersebut? Jika memang produk sahabat UKM cocok untuk dijual di marketplace tidak ada salahnya lho, mencoba membuat toko online di salah satu e-commerce di atas. Dengan memilih media sosial dan media berjualan yang tepat, maka kesempatan meningkatkan penjualan kita pun lebih luas karena media yang digunakan sudah sesuai dengan target pasar.
Setelah memilih media mana yang akan dijadikan sebagai toko atau sarana dalam memajang produk yang akan kita jual, langkah selanjutnya adalah tentukan media komunikasi yang efektif antara pembeli dan penjual, oleh karena itu diperlukan strategi funneling (penggiringan) yang efektif. Misalnya, setelah pengunjung medsos dan website tertarik, diskusi lebih lanjut digiring (funneling) ke WhatsApp atau ke link toko online di e-commerce, agar pembayaran dan pengiriman dapat dimonitor secara transparan. Pola umum funneling atau penggiringan komunikasi pelanggan adalah sebagai berikut, kita ambil contoh salah satu sahabat UKM kita yang menggunakan media sosial instagram di bawah ini.
Sumber: IG Torch.id
Torch.id adalah salah satu merek lokal yang menjual produk untuk kebutuhan travelling seperti tas travelling, sandal travelling dan lainnya. Dapat kita lihat bahwa media yang digunakan oleh Torch.id ini adalah:
Media Pameran Online | Media Komunikasi | Media Jualan |
Torch.id menggunakan berbagai media online diantaranya website, media sosial Instagram, dan melalui marketplace yang terdiri dari Shopee, Tokopedia, Blibli.com, Bukalapak dan Lazada | Media komunikasi yang digunakan adalah WhatsApp, Direct Message, Chat admin web | Transaksi via website dan marketplace |
Sahabat UKM bisa membuat simulasi dengan tabel di atas, apakah media komunikasi kita sudah cocok dengan target market kita atau belum? Apakah konsumen sudah mengetahui cara untuk melakukan pemesanan, kemana menghubungi nya dan bagaimana caranya? Jika kita menggunakan media sosial, usahakan sabahat UKM memiliki nomor WhatssApp khusus untuk admin, tampilkan di biodata profil akun usaha kita, atau membuat template khusus bagaimana cara order bisa ditampilkan di postingan atau di profil story untuk di instagram.
Dunia online menghubungkan pembeli dan penjual dari jarak yang mungkin bisa antar Negara sekalipun, tidak seperti transaksi offline dimana pembeli bisa membayarkan uangnya secara tunai kepada penjual. Dalam transaksi online diperlukan media yang dapat memudahkan pembeli dalam bertransaksi. Ada beberapa media yang biasa digunakan oleh pelaku usaha online untuk transaksi pembayaran diantaranya berikut ini.
Proses transaksi transfer antar bank paling banyak digunakan dalam dunia usaha online. Caranya pun sangat mudah, penjual harus memiliki rekening bank dan saat pembeli akan melakukan transaksi harus mengirimkan bukti transfer pembelanjaan. Kemudian, penjual dapat mengecek transaksi lewat internet banking atas transaksi tersebut.
Dalam hal ini contohnya seperti yang dilakukan oleh market place. Cara transaksi dengan sistem rekening bersama yaitu :
Caranya pengusaha mendaftar ke perusahaan dompet digital untuk mendapatkan barcode di tempat usahanya. Contohnya seperti OVO, Link aja, Go pay, Dana dll.S ahabat UKM pastikan sudah memiliki salah satu dari ketiga media bertransaksi digital ya, agar bisa meningkatkan penjualan usaha sahabat.
Setelah menjalankan pemasaran digital, tentunya sebagai pelaku usaha kita ingin mengetahui efektivitas saluran pemasaran yang kita gunakan tersebut agar digital marketing bisa optimal. Evaluasi ketepatan jadwal posting dan target sasaran apakah sudah sesuai dengan jam “prime time” nya target pasar kita atau belum. Selain itu evaluasi saluran promosi apakah dengan saluran promosi yang dijalankan sudah cocok dengan target market, perlu menambah saluran pemasaran atau fokus terlebih dahulu di saluran pemasaran yang sedang dijalankan.
Saat ini apakah media pemasaran digital kita meningkatkan penjualan? Tentunya kita akan mengetahui jika kita sudah menjalankannya dan membuat data dari setiap channel untuk keefektifannya. Berikut ini contoh tabel cara membandingkan beberapa channel pemasaran yang kita pakai dalam digital marketing.
Channel | Traffic | Transaction | Conversion rate |
Website | 100 visitor | 1 transaksi/ hari | 1% |
Online marketplace | 100 SKU | 5 transaksi/hari | 5% |
Sosial media interaction | 100 conversation | 10 transaksi/hari | 10% |
Messaging WA/tele/ BBM | 100 chat | 50 transaksi/hari | 50% |
Channel lainnya | ………………….. | ………………… | …………………. |
Sumber : (8 workshop series TDA : 265)
Dari tabel di atas kita perlu menghitung traffic dari setiap channel. Traffic maksudnya untuk melihat respon di setiap channel yang kita miliki, traffic melihat jumlah lalu lintas/aktivitas yang timbul misalnya jumlah yang berkunjung, jumlah yang bertanya/berkomentar. Lalu dilihat berapa besar transaksi di setiap channel tersebut. Diakhir dengan kita harus bisa melihat berapa % konversi yang didapat. Konversi ini melihat perbandingan berapa jumlah visitor misalnya dengan transaksi. Jika di website ternyata yang berkung ada 100 orang dan dari yang berkunjung hanya 1 orang yang bertransaksi untuk membeli, artinya % konversi adalah 1%. Tabel diatas nanti dapat disesuaikan dengan channel digital yang sudah kita jalankan dan dihitung tingkat konversi nya. Kita akan melihat channel mana yang lebih efektif dari tingkat conversion rate, yaitu berapa persen yang melakukan transaksi dari besarnya traffic (kunjungan) media digital kita. Jika semakin tinggi persentase conversion rate nya maka semakin efektif channel yang kita gunakan. Untuk mengoptimalkan digital marketing dapat dilakukan dengan pembuatan agenda dan saluran yang tepat, silahkan buka artikel ini.
Ketika produk yang kita jual sudah sampai ke tangan konsumen, alangkah baiknya kita meminta feedback dari konsumen tersebut. Apapun respon dari konsumen baik positif atau negatif harus diterima untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Mengelolanya dapat dengan beberapa hal berikut ini.
Kita bisa menggunakan alat Rating Online yang disediakan oleh beberapa platform online seperti Google BisnisKu dan berbagai platform e-commerce. Selain itu kita bisa juga membuat survei sendiri, namun agar menarik dan mendorong untuk mengisi survei, kita dapat berikan hadiah. Contohnya voucher diskon produk senilai Rp. 100.000. Beri link survei yang mudah dimengerti dan ditemukan. Survei online dapat menggunakan Surveymonkey, Googleform, dan sebagainya.
Ini salah satu alat membangun kepercayaan konsumen dengan membuat konsumen merasa diperhatikan. Perlu diingat Jika kita meminta testimoni dari orang yang berpengaruh, sebaiknya meminta izin terlebih dahulu ya!
Ini perlu loh sahabat UKM, agar kita juga tahu sebetulnya bagaimana respon pasar. Apa positif atau negatif atau sama sekali tidak direspon. Ketika tidak ada komentar, kita juga perlu menganalisa, apakah memang produknya sudah baik atau sebetulnya attraction kita kurang dengan netizen?.
Tidak semua orang bisa menerima masukan bukan? Nah tapi, Jika kita malah meminta masukan pelanggan misalnya masukan harga atau produk baru, tentunya akan mendeskripsikan bahwa kita amat perhatian terhadap feedback dari konsumen. Masukan dari pelanggan Itu akan menjadi sumber inovasi kita kedepannya.
Dari penjelasan mengenai pemanfaatan digital marketing diatas, tentunya sahabat UKM sudah siap untuk praktek kan? Siap menggunakan digital marketing untuk meningkatkan penjualan, tentunya harus siap juga dengan perubahan dunia digital yang sangat cepat. Namun jika kita tidak memulainya, maka akan tertinggal jauh untuk melangkah lebih maju. Saat ini banyak sekali video tutorial gratis dan sarana pembelajaran gratis bagi UKM, pemerintah pun sangat mendukung perkembangan UKM di Indonesia, tinggal memilih mau menjadi UKM yang tinggal kelas atau UKM yang naik kelas!!! Selengkapnya terkait digital marketing ini, sahabat UKM dapat mengakses modul DIgital Marketing di welearn.unwomen.org
Deasy Nurmalasari, Ketua Tim Karya Nusantara - UKM Indonesia dan Dosen UNINDRA
Referensi :