Rupiah menguat terhadap dolar AS sebesar 17 poin atau naik 0,10 persen menjadi Rp15.765 per dolar AS pada Rabu (13/11). Hal ini dipicu karena menguatnya perekonomian negara Tiongkok. 

Pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa terjadi peningkatan inflasi di negaranya yang memicu kenaikan mata uang di beberapa negara mitra dagangnya di negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia.   

Menguatnya nilai tukar rupiah memiliki dampak positif dan negatif pada bisnis di Indonesia, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 


Dampak Positif dari Rupiah Menguat Bagi UMKM

Kenaikan nilai tukar rupiah berdampak positif bagi bisnis UMKM, antara lain: 

1. Menurunkan Biaya Impor

Menguatnya rupiah menyebabkan biaya pembelian bahan baku dan barang dari luar negeri menjadi lebih murah. Kondisi ini menguntungkan bagi UMKM yang bisnisnya bergantung pada bahan baku impor, seperti industri manufaktur, elektronik, dan otomotif. Serta, UMKM yang bergerak di bidang perdagangan barang impor seperti pakaian, sepatu, skincare, dsb. Biaya impor yang turun menyebabkan biaya produksi lebih rendah dan margin keuntungan bisnis meningkat.

2. Meningkatkan Daya Beli    

Karena biaya impor berkurang, harga barang yang diimpor menjadi turun. Penurunan ini menyebabkan biaya produk tersebut lebih murah sehingga bisa meningkatkan konsumsi produk tersebut. 

3. Cicilan Utang dalam Dolar Lebih Rendah

Selain itu, bisnis UMKM yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS atau mata uang asing lainnya bisa membayar cicilan utang dengan biaya lebih rendah jika rupiah menguat sehingga biaya keuangan perusahaan menurun. 


Dampak Negatif dari Rupiah Menguat Untuk UMKM

Selain itu, rupiah yang menguat memiliki dampak negatif bagi bisnis UMKM seperti berikut:

1. Menurunkan Daya Saing Ekspor

Bagi bisnis UMKM yang rutin melakukan ekspor, penguatan rupiah bisa mengurangi daya saing produk di pasar internasional karena harga produk dalam dolar menjadi lebih mahal. Hal ini bisa menyebabkan permintaan turun, terutama untuk komoditas yang sangat sensitif terhadap harga seperti tekstil, furnitur, dan produk agrikultur.

2. Potensi Penurunan Laba untuk Bisnis Berbasis Ekspor  

Rupiah menguat juga dapat mengurangi pendapatan dalam rupiah bagi bisnis UMKM yang mendapatkan penghasilan dari mata uang asing. Karenanya, bisnis UMKM yang bergerak di ekspor perlu melakukan penyesuaian perencanaan keuangan untuk menjaga kesehatan finansial.

3. Mengurangi Pendapatan dari Sektor Pariwisata

Dengan menguatnya rupiah, destinasi di Indonesia bisa terasa lebih mahal bagi wisatawan asing. Hal ini yang bisa menyebabkan penurunan daya beli wisatawan asing yang berdampak bagi bisnis hotel, restoran, dan transportasi yang terkait dengan pariwisata.

Sahabat Wirausaha, demikianlah dampak positif dan negatif menguatnya rupiah terhadap bisnis UMKM.