Di banyak sudut kota di Indonesia, es kelapa muda dulu identik dengan gerobak sederhana—minuman segar yang laris ketika cuaca terik lalu meredup saat hujan datang. Namun dalam beberapa tahun terakhir, gambarnya berubah. Booth kecil berdesain rapi bermunculan, cup bening bersegel menjadi standar baru, dan varian rasa rendah gula semakin diminati.

Pada 2026, es kelapa muda—yang oleh sebagian masyarakat disebut es degan—justru menjadi salah satu peluang usaha paling menarik bagi UMKM. Di tengah tren hidup sehat dan suhu yang semakin ekstrem, minuman alami ini bukan hanya disukai, tetapi dicari sepanjang tahun.

Kenaikan minat terhadap es kelapa muda tidak lepas dari perubahan perilaku konsumen. NielsenIQ mencatat bahwa masyarakat Indonesia semakin selektif dalam memilih minuman: kadar gula, komposisi alami, dan manfaat hidrasi menjadi pertimbangan utama.


Kondisi Cuaca Ekstrem Meningkatkan Konsumsi Minuman Penyegar

Air kelapa muda—rendah lemak, kaya elektrolit, dan rasanya segar—menjawab kebutuhan tersebut tanpa perlu tambahan pemanis. Minuman ini bergerak dari sekadar pelepas dahaga menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat urban.

Indonesia mengalami peningkatan durasi hari panas dalam beberapa tahun terakhir. Data BMKG menunjukkan bahwa suhu di berbagai kota besar sering menembus 33–35°C, mendorong konsumsi minuman penyegar naik signifikan.

Karena itu, es kelapa muda tidak lagi bersifat musiman. Permintaan tetap stabil bahkan meningkat sepanjang tahun, terutama di area aktivitas tinggi seperti perkantoran, kampus, pasar, dan pusat kuliner.

Baca juga: Auto Laris, Cara Memulai Usaha Es Kelapa Muda yang Kekinian


Jenis-Jenis Kelapa Muda dan Mana yang Terbaik untuk Usaha

Di balik rasa es kelapa muda yang konsisten, ada keputusan penting yang harus dibuat pelaku usaha: memilih jenis kelapa yang tepat. Setiap varietas memiliki karakter rasa, jumlah air, dan tekstur daging yang berbeda.

1. Kelapa Hijau
Pilihan paling populer untuk usaha harian. Airnya bening, manis alami, dan volumenya stabil. Dagingnya lembut sehingga mudah disajikan. Kelapa hijau usia 6–7 bulan adalah standar terbaik untuk es kelapa muda.

2. Kelapa Gading (Kelapa Kuning)
Memiliki warna kulit kekuningan yang menarik secara visual. Rasanya lebih ringan, cocok untuk konsep booth estetik atau minuman premium.

3. Kelapa Pandan / Kelapa Wangi
Memiliki aroma wangi alami dengan rasa manis. Harganya lebih tinggi, tetapi sangat cocok bagi usaha yang ingin membuat diferensiasi.

Sebaliknya, kelapa tua tidak cocok untuk es kelapa muda karena dagingnya keras dan airnya sedikit.

Pemilihan kelapa yang tepat menentukan rasa, konsistensi, hingga efisiensi operasional UMKM.


Modal Terjangkau dan Kemudahan Operasional yang Ramah UMKM

Salah satu daya tarik utama usaha es kelapa muda adalah kemudahannya. Tidak perlu peralatan mahal di tahap awal. Banyak pelaku UMKM memulai dengan pendekatan sederhana: cooler box, pisau stainless, dan banner kecil sudah cukup untuk menciptakan stand jualan yang rapi.

Standar kebersihan tetap menjadi perhatian utama. Air kelapa harus segera dipindahkan ke wadah tertutup, alat pemotong harus steril, dan es batu sebaiknya dibeli dari pemasok terpercaya.

Baca juga: Bisnis Minuman Probiotik Kombucha, Tren Sehat yang Bisa Jadi Cuan Besar


Estimasi Modal Hemat untuk UMKM Pemula dan Potensi Laba Harian

Usaha es kelapa muda bisa dimulai hanya dengan Rp800.000–Rp1.800.000. Modal ini mencakup pisau stainless, ember food grade, cooler box ukuran kecil, serta bahan baku awal 30 butir kelapa hijau.

Cup plastik, sedotan, es batu, dan banner sederhana menambah sedikit biaya operasional. Pelaku usaha tidak wajib membeli freezer atau cup sealer di tahap awal, sehingga investasinya tetap ringan.

Dari sisi produksi, satu butir kelapa muda biasanya menghasilkan satu cup ukuran 16–18 oz. Dengan harga kelapa Rp7.000–Rp8.000 dan biaya cup + es + sedotan sekitar Rp1.000–Rp1.200, biaya per cup berada pada kisaran Rp8.000–Rp8.200.

Jika dijual dengan harga Rp10.000–Rp12.000, UMKM memperoleh margin Rp2.000–Rp4.000 per cup.

Dengan penjualan 30 cup per hari—angka yang realistis untuk UMKM pemula—laba bersih harian dapat mencapai Rp90.000. Dalam kondisi ini, modal awal dapat kembali dalam 10–14 hari.

Pada lokasi yang lebih ramai, penjualan 50 cup per hari bukan hal sulit. Dengan laba sekitar Rp150.000 per hari, modal dapat kembali dalam waktu kurang dari satu minggu. Kombinasi modal rendah dan perputaran cepat menjadikan usaha ini sangat ideal untuk pemula.


Inovasi Rasa dan Packaging untuk Membangun Nilai Tambah

Es kelapa muda kini hadir dengan berbagai varian. Penambahan lemon, madu, kurma, hingga yakult menciptakan varian baru yang disukai konsumen. Inovasi ini meningkatkan harga jual tanpa menaikkan biaya produksi secara signifikan.

Packaging modern seperti cup bening bersegel atau desain booth minimalis membantu menciptakan kesan higienis dan profesional, sekaligus meningkatkan daya tarik visual bagi pelanggan.


Strategi Agar Bisnis Bertahan Sepanjang Tahun

Agar usaha tidak bergantung pada cuaca, pelaku UMKM dapat menyesuaikan produk secara musiman—misalnya menyediakan kelapa muda hangat dengan jahe pada musim hujan, atau penjualan literan untuk kebutuhan keluarga dan kantor.

Selain itu, agar bisnis terus bertahan perlu beradaptasi dengan teknologi misalnya penggunaan WhatsApp Business sebagai saluran pemesanan menjadi strategi penting. Banyak pelanggan kini menyukai pemesanan rutin harian atau mingguan untuk kebutuhan konsumsi di kantor. Dengan membuka layanan offline dan optimalkan pemesanan online, maka akan memudahkan pelanggan tidak berpaling ke penjual lainnya.

Sebagai salah satu prosedur standar mutu produk, menjaga kualitas adalah kunci. Air kelapa mudah berubah rasa bila disimpan terlalu lama. Penggunaan cooler box bersih dan es batu berkualitas membantu menjaga produk tetap segar sepanjang hari.

Baca juga: 9 Peluang Bisnis Minuman Herbal Tradisional dengan Varian Rasa Kekinian


Analisis Peluang Jangka Panjang 2026–2027: Arah Pertumbuhan Pasar Minuman Alami

Melihat tren dua tahun terakhir, industri minuman alami di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Konsumen semakin memahami hubungan antara pola minum dan kesehatan, sehingga memilih minuman yang sederhana tetapi memberi manfaat jelas. Es kelapa muda memenuhi kebutuhan ini dengan baik: alami, familiar, dan harganya terjangkau untuk konsumsi harian.

Di tengah jenuhnya pasar minuman manis, es kelapa muda menawarkan alternatif yang lebih ringan, segar, dan sehat. Permintaan minuman rendah gula meningkat di kawasan urban, dan kecenderungan ini diprediksi menguat hingga 2027. Pelaku UMKM yang mampu menjaga kualitas dan konsistensi dapat memanfaatkan pertumbuhan permintaan ini secara jangka panjang.

Dari sisi rantai pasok, beberapa daerah seperti Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Utara terus meningkatkan produksi kelapa, menciptakan stabilitas bahan baku bagi pelaku usaha kecil. Stabilitas ini membuka peluang untuk ekspansi kapasitas, membuka titik baru, atau menjajaki model kemitraan.

Digitalisasi UMKM juga memberi dampak besar. Pelanggan kini terbiasa memesan minuman melalui WhatsApp atau layanan pesan antar. Tren ini memungkinkan usaha kecil seperti es kelapa muda memiliki jangkauan pelanggan yang lebih luas tanpa memerlukan lokasi fisik premium.

Melihat seluruh faktor tersebut, peluang usaha es kelapa muda pada 2026–2027 bukan hanya tren sesaat, tetapi bagian dari pergeseran gaya hidup modern: sehat, sederhana, dan mudah diakses. UMKM yang mampu membaca arah ini berpotensi membangun usaha yang bertahan dalam jangka panjang.


Refleksi: Tradisi yang Bertemu Inovasi

Es kelapa muda adalah simbol sederhana tentang bagaimana tradisi dapat tumbuh melalui inovasi. Dengan modal kecil, pemahaman bahan baku, dan sentuhan modern, UMKM dapat membangun usaha minuman yang sehat, digemari, dan berkelanjutan.

Di 2026, peluang ini terbuka lebar—baik bagi pemula yang baru memulai usaha pertama, maupun bagi UMKM yang ingin menambah lini produk yang stabil dan disukai masyarakat.

Jika artikel ini bermanfaat, mohon berkenan bantu kami sebarkan pengetahuan dengan membagikan tautan artikelnya, ya!

Bagi Sahabat Wirausaha yang ingin bergabung dengan Komunitas UMKM di bawah naungan kami di UKMIndonesia.id - yuk gabung dan daftar jadi anggota komunitas kami di ukmindonesia.id/registrasi. Berkomunitas bisa bantu kita lebih siap untuk naik kelas!

Referensi:

  1. NielsenIQ – Consumer Behavior Shifts in Indonesia (2024).

  2. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika – Perkembangan Suhu Harian Indonesia (2024).

  3. Badan Pusat Statistik – Statistik Konsumsi Rumah Tangga Indonesia (2024).

  4. Statista – Indonesia Non-Alcoholic Beverage Market Outlook (2025).