Mengapa Brand Rela Ganti Logo Saat Ramadhan – Setiap tahun, saat bulan suci Ramadhan tiba, banyak brand di Indonesia melakukan perubahan pada logo mereka. Perubahan ini biasanya mencakup penambahan elemen-elemen khas Ramadhan seperti bulan sabit, lentera, atau warna-warna bernuansa hijau dan emas. Namun, apakah perubahan ini hanya sekadar dandanan agar terlihat lebih menarik?
Ternyata, dampaknya lebih dari itu. Tiap memasuki bulan Ramadhan, setiap brand sudah punya strategi pemasaran yang disiapkan matang-matang sejak jauh hari. Dan mengganti logo, memiliki banyak manfaat positif yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana penjelasannya? Yuk, simak di sini!
1. Meningkatkan Keterlibatan Emosional Konsumen
Logo bukan cuma soal estetika, tapi juga simbol identitas. Ketika brand memodifikasi logonya saat Ramadhan, mereka mengirim pesan: “Kami merayakan momen ini bersama kamu.”
Ini memperkuat ikatan emosional dengan audiens, terutama di negara-negara mayoritas Muslim. Apalagi jika pesan brand dikaitkan dengan nilai-nilai Ramadhan seperti kebaikan, kesederhanaan, dan kebersamaan.
Contoh Nyata:
Sirup Marjan telah menjadi ikon Ramadhan di Indonesia melalui strategi branding yang konsisten. Setiap tahun, Marjan merilis iklan bertema Ramadhan dengan konsep storytelling yang kuat, mulai dari cerita rakyat hingga fiksi ilmiah. Strategi ini berhasil membangun kedekatan emosional antara Marjan dan momen berbuka puasa, menjadikannya pilihan utama konsumen selama Ramadhan.
Baca Juga: 5 Cara Membuat Logo dan Identitas Visual dengan Budget Minim
2. Dampak Positif terhadap Penjualan
Strategi Brand Ganti Logo Saat Ramadhan terbukti efektif dalam meningkatkan profitabilitas dan penjualan brand. Berikut beberapa contoh:
- Tokopedia: Selama Ramadhan 2022, Tokopedia mencatat peningkatan jumlah pesanan sebesar 44,4% ketika fitur interaktif "Tap Tap Kotak" ditayangkan, dan peningkatan pesanan sebesar 60,5% melalui Tokopedia Play.
- Garudafood: Dengan meluncurkan 55 varian hampers secara eksklusif di Tokopedia saat Ramadhan 2022, Garudafood mencatat peningkatan jumlah pesanan sebesar 143% dan peningkatan pendapatan sebesar 179%.
3. Menunjukkan Kepedulian Sosial
Dengan menyesuaikan logo selama Ramadhan, brand menunjukkan bahwa mereka peduli dan menghormati nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh mayoritas konsumen mereka. Ini dapat memperkuat citra positif brand di mata publik.
Contoh Nyata:
Gojek meluncurkan kampanye Ramadhan yang unik dengan pendekatan humor dan "jokes receh" dalam iklannya. Meskipun berbeda dari iklan Ramadhan pada umumnya yang bernuansa nostalgia, strategi ini berhasil meningkatkan leads karena iklannya yang menghibur dan menunjukkan kepedulian terhadap suasana hati konsumen selama Ramadhan.
4. Merespons Momentum Ramadhan
Ramadhan bukan cuma bulan ibadah, tapi juga momen budaya. Banyak hal berubah: pola konsumsi, gaya hidup, hingga emosi masyarakat. Brand tahu betul bahwa bulan puasa adalah saatnya:
- Masyarakat cenderung lebih religius dan reflektif
- Konsumsi meningkat (terutama makanan, fesyen, dan produk keluarga)
- Spirit kebersamaan, berbagi, dan solidaritas meningkat
Maka, mengganti logo dengan elemen visual khas Ramadhan seperti bulan sabit, lentera, atau nuansa hijau dan emas, adalah cara brand masuk ke konteks budaya konsumen. Mereka ingin terlihat relevan.
Contoh Nyata :
Indomie meluncurkan kampanye #AmbilNikmatnya selama Ramadhan dengan pendekatan yang unik. Alih-alih menonjolkan kemewahan, mereka memilih untuk merayakan momen-momen sederhana yang bermakna selama bulan suci. Kampanye ini menampilkan cerita-cerita emosional yang menggambarkan kebersamaan dan kehangatan keluarga saat berbuka puasa.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
5. Bagian dari Kampanye Musiman
Logo Ramadhan sering jadi bagian dari kampanye besar. Misalnya:
- Tokopedia ganti logo & warna saat Ramadhan, lalu disambung dengan program "Ramadhan Ekstra". Kampanye ini mencakup berbagai promosi menarik seperti THR Ekstra Tiap Hari, Flash Sale hingga 90%, dan bebas ongkir. Selain itu, Tokopedia juga bekerja sama dengan TikTok untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang lebih interaktif melalui fitur live streaming.
- Indomie menambahkan ornamen islami di kemasan dan logo, lalu mengangkat narasi "teman sahur dan buka"
Jadi, perubahan logo ini biasanya didukung konten, promo, bahkan CSR yang selaras. Tujuannya jelas: memperkuat positioning brand di tengah momen tinggi konsumsi.
6. Meningkatkan Brand Recall di Momen Kompetitif
Ramadhan itu juga musim pertarungan brand. Semua berlomba-lomba tampil paling "peduli", paling "dekat", dan paling "berfaedah". Ganti logo jadi salah satu cara untuk:
- Menarik perhatian di tengah banjir iklan Ramadhan
- Membedakan diri dari kompetitor
- Meningkatkan brand recall di hati konsumen yang lagi aktif belanja
Contoh Nyata: ESQA Cosmetics
ESQA, brand lokal yang dikenal sebagai pelopor kosmetik vegan di Indonesia, memulai kampanye bertajuk "ESQA Ramadan Beauty Moments" yang dikombinasikan dengan rebranding visual di media sosial.
Logo ESQA tampil dengan nuansa emas dan hijau pastel, ditambah ornamen bulan sabit dan bintang yang lembut namun tetap elegan — selaras dengan citra brand yang premium namun accessible. Mereka juga meluncurkan bundling produk bertema "Ramadan Glowing Set" dan bekerja sama dengan influencer muslimah untuk memperluas jangkauan kampanye.
Hasilnya? ESQA mencatat kenaikan engagement sosial media sebesar 43% dan peningkatan penjualan online selama Ramadhan 2024 dibanding tahun sebelumnya, menurut laporan dari DailySocial.id dan Marketeers.
7. Bentuk Adaptasi Visual yang Fleksibel
Brand modern punya identitas visual yang dinamis. Mereka tahu bahwa logo bisa bersifat adaptif, bukan kaku. Bahkan Google pun sering mengubah logonya (Google Doodle) sesuai hari besar.
Jadi, saat Ramadhan, brand hanya memanfaatkan kelenturan ini untuk menyisipkan pesan kultural dan spiritual tanpa kehilangan identitas aslinya.
Baca Juga: 10 Tips Memilih Nama Brand yang Menarik dan Mudah Diingat untuk Bisnis
Strategi yang Dapat Diadopsi oleh UMKM
Strategi Brand Ganti Logo Saat Ramadhan tidak hanya relevan untuk perusahaan besar. Justru, UMKM bisa mendapatkan manfaat besar dari pendekatan ini jika dilakukan dengan tepat dan konsisten. Menyesuaikan elemen visual seperti logo, desain kemasan, tampilan etalase, hingga nuansa media sosial bisa jadi cara efektif untuk:
- Menangkap perhatian konsumen saat mereka lebih aktif berbelanja
- Membangun koneksi emosional yang kuat lewat simbol budaya dan agama
- Memberikan kesan bahwa brand kita “ikut merayakan” dan relevan dengan momen
Contoh Nyata: Dapur Mak Neng (UMKM Kuliner Rumahan, Bandung)
Dapur Mak Neng, usaha kecil yang menjual frozen food khas rumahan seperti pastel, risol, dan nugget ayam homemade, mengadopsi strategi branding musiman dengan sangat sederhana tapi tepat sasaran.
Di Ramadhan 2024, mereka mengubah logo profil Instagram-nya menjadi versi bernuansa hijau pastel dengan sentuhan bulan sabit dan tagline “Berbagi Lezatnya Berkah”. Tak hanya itu, desain kemasan produknya dilengkapi stiker bertema Ramadhan seperti “Paket Berkah Buka Puasa” dan kartu ucapan untuk pelanggan yang membeli dalam jumlah banyak sebagai bingkisan.
Meski hanya perubahan kecil, strategi ini berhasil meningkatkan repeat order dan membuat Dapur Mak Neng mendapatkan pesanan dari perusahaan lokal yang mencari hampers Ramadhan. Mereka juga melaporkan kenaikan omzet sebesar 27% dibandingkan bulan biasa, sebuah angka yang sangat berarti bagi skala UMKM.
Strategi yang mereka pakai mencakup:
- Rebranding visual ringan (logo + stiker kemasan)
- Penamaan menu sesuai momen (misalnya “Paket Sahur Kilat”)
- Promosi kolaborasi dengan toko online lokal dan komunitas ibu-ibu di WhatsApp
Ini bukti bahwa dengan kreativitas dan pemahaman budaya, UMKM pun bisa sukses menjalankan strategi “Brand Ganti Logo Saat Ramadhan” tanpa biaya besar.
Perubahan logo saat Ramadhan bukan sekadar tren, tetapi strategi branding yang terbukti efektif. Praktik Brand Ganti Logo Saat Ramadhan mampu meningkatkan kedekatan emosional dengan konsumen, memperkuat identitas merek, hingga mendorong lonjakan penjualan. Dari brand besar seperti Marjan, Gojek, hingga brand UMKM, semua menunjukkan bahwa adaptasi visual terhadap momen budaya dan religius bisa menjadi pembeda yang signifikan di pasar.
Referensi:
- Radvoice ID. “Strategi Branding Sirup Marjan.”
https://radvoice.id/blog/strategi-branding-sirup-marjan - Hops ID. “Matahari Department Store dan Strategi Ganti Logo.”
https://www.hops.id - Dipstrategy. “Kampanye Ramadhan Gojek.”
https://dipstrategy.co.id/blog/4-contoh-ide-campaign-ramadhan - Retizen Republika. “Strategi Kopi Janji Jiwa di Bulan Ramadhan.”
https://retizen.republika.co.id/posts/517360 - Liputan6. “Tokopedia Gandeng Brand Lokal Saat Ramadhan.”
https://www.liputan6.com/islami/read/5250207 - Data Insight Tokopedia Ramadan Ekstra 2022
(diakses dari Tokopedia Official Blog dan rilis media mitra) - Marketeers.com - ESQA Gandeng Influencer di Bulan Ramadhan
- DailySocial.id - Brand Kosmetik Lokal dan Strategi Ramadan