B Corp adalah perusahaan yang berkomitmen untuk menggunakan bisnis sebagai kekuatan untuk menciptakan kebaikan. Dan pembuktian komitmennya itu melalui sebuah proses sertifikasi yang ketat. Karenanya, tidaklah mudah untuk menjadi perusahaan yang tersertifikasi sebagai B Corp. Di Indonesia, hanya dua perusahaan yang sudah mendapatkannya. Sementara, di seluruh dunia ada lebih dari 2.600 perusahaan yang berasal dari 60 negara.

Tanggal 3 September lalu, komunitas B Corp Asia menyambangi Indonesia untuk berbagi dengan pemangku kepentingan di sini soal perkembangan mutakhir B Corp dan mengapa gerakan ini sangat penting untuk terus digalakkan. Tuan rumah acara itu, Danone Aqua, adalah salah satu dari dua perusahaan Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat bergengsi tersebut.

Namun, pertanyaan yang paling kerap muncul adalah apakah perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah siap untuk turut di dalam gerakan tersebut? Banyak di antara pemangku kepentingan yang kurang yakin bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia memiliki motivasi dan kemampuan untuk ada di gerakan keberlanjutan perusahaan yang paling progresif ini.

Kami memiliki keyakinan penuh bahwa Indonesia sekarang adalah lahan subur untuk pertumbuhan B Corp. Setidaknya, ada lima alasan untuk keyakinan itu. Pertama adalah alasan timing. Sangat jelas bahwa dunia sudah masuk ke dalam apa yang disebut sebagai The Age of Sustainable Development oleh ekonom Universitas Columbia, Jeffrey Sachs. Indonesia pun demikian.

Kita mengikuti dengan erat agenda Sustainable Development Goals (SDGs) sejak 2012. September tiga tahun lalu kita menandatanganinya, bersama hampir seluruh negara yang ada. Presiden Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Presiden, yang kemudian disusul oleh Rencana Aksi Nasional. Kini Peta Jalan sedang disusun, demikian juga dengan Rencana Aksi daerah. RPJMN 2020-2024 akan menjadi RPJMN hijau pertama. Belum pernah ada dalam sejarah Indonesia perhatian sedemikian besar pada pembangunan berkelanjutan.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga tampak memersiapkan diri untuk berkontribusi melalui perbaikan bisnis inti yang semakin disesuaikan dengan keberlanjutan, dengan beragam inisiatif investasi sosial, serta keaktifan dalam advokasi kebijakan. Tentu, ini terutama dilakukan oleh mereka yang progresif. Namun, jelas pula bahwa jumlah perusahaan yang demikian itu semakin banyak.

Hal ini terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang sudah cukup lama menjadi wacana dan praktik bisnis di Indonesia.Bahwa masih banyak perusahaan yang hingga sekarang belum melaksanakan CSR sesuai dengan konsep yang tepat adalah kenyataan.Tetapi, di sisi lain, CSR yang telah dikenal lebih dari satu dekade telah menghasilkan perusahaan-perusahaan yang siap berhadapan dengan formulasi SDGs.

Sertifikasi B Corp sendiri oleh para pakar memang kerap dinyatakan sebagai safeguard dari CSR. Lantaran CSR memang bersifat sukarela, maka banyak perusahaan yang kerap menyelewengkan maknanya, bahkan untuk menyembunyikan dampak buruk dari bisnisnya. Dengan sertifikasi B Corp yang ketat, dan transparensi atas hasilnya, perusahaan yang berkomitmen tidaklah mungkin menyelewengkan CSR.

Alasan berikutnya, kita juga sudah menyaksikan tumbuh suburnya berbagai bisnis sosial di beberapa tahun terakhir. Generasi Milenial tampak sangat suportif terhadap model bisnis baru ini, dan beberapa organisasi pendukung juga giat mendorong pertumbuhannya. Yang sangat membanggakan, hampir tiap tahun ada perusahaan sosial dari Indonesia yang mendapatkan penghargaan internasional untuk prestasinya.

Melihat perkembangan-perkembangan terkait keberlanjutan, CSR, dan model bisnis sosial, tampak jelas pula respons dari sekolah-sekolah bisnis. Keberlanjutan kini menjadi salah satu topik penelitian penting. CSR dan etika bisnis diajarkan di seluruh sekolah bisnis. Bahkan, Indonesia memiliki pendidikan magister manajemen dengan konsentrasi keberlanjutan pertama di seluruh Asia Pasifik. Karena sekolah bisnis berubah, maka jelas pula generasi baru pebisnis dan profesional bisnis akan muncul di Indonesia.

Seluruh pemangku kepentingan lain tampak mendukung perkembangan ini. LSM dan konsumen juga semakin mengarahkan kita ke masa depan yang demikian. LSM kini banyak membantu perusahaan untuk berubah, selain mengawasinya dengan ketat. Kini ada kelas konsumen baru yang hanya mau membeli produk-produk yang berkelanjutan.Menghitung seluruh perkembanga itu, Indonesia, tak pelak lagi, memang lahan yang subur untuk pertumbuhan B Corp.


Sumber:
Artikel ini pernah dimuat di surat kabar KONTAN, pada tanggal 13 September 2018.

Penulis: Wahyu Aris Darmono dan Jalal (Pendiri dan Komisaris Perusahaan Sosial WISESA).