Dalam menjalankan usaha, Sahabat Wirausaha pasti ingin bisa melakukan ekspor. Ekspor sendiri merupakan sebuah kegiatan mengirimkan barang produksi keluar negeri. Selain itu, beberapa produk juga mungkin memerlukan barang dari luar negeri sehingga memerlukan kegiatan impor.

Kedua kegiatan ini akan menimbulkan banyak konsekuensi baru bagi suatu bisnis. Salah satu konsekuensi tersebut adalah perbedaan mata uang. Apabila Sahabat Wirausaha selama ini bertransaksi dengan menggunakan rupiah, kegiatan ekspor dan impor memungkinkan transaksi dilakukan dengan menggunakan mata uang selain rupiah.

Mengenal QRIS: Metode Pembayaran Digital Baru yang Bermanfaat Bagi UKM

Perbedaan mata uang ini yang kemudian menimbulkan tantangan berupa nilai tukar. Dengan perbedaan mata uang, Sahabat Wirausaha harus memahami dengan baik bagaimana cara nilai tukar mata uang bekerja.


Definisi Nilai Tukar

Nilai tukar adalah sebuah nilai dari mata uang tertentu yang dibandingkan dengan mata uang lainnya. Nilai tukar ini biasanya membandingkan antara dua mata uang saja, seperti Rupiah dari Indonesia dengan Dolar Singapura dari Singapura. Nilai ini menjadi sangat penting karena akan memberikan dampak terhadap penjualan dan keuntungan yang didapatkan.

Nilai tukar dari suatu mata uang sendiri dapat terbentuk dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan menggunakan sistem nilai tukar tetap atau sering disebut sebagai currency peg. Pada sistem ini, suatu negara akan menentukan nilai tukarnya secara tetap terhadap suatu mata uang lain. Sistem ini akan mempermudah transaksi ekspor dan impor dari suatu negara sehingga menguntungkan bagi para pelaku bisnis.

Baca Juga: Apa itu Accrued Expense?

Baca Juga: Cara Praktis Buat Katalog Produk di WhatsApp

Beberapa negara yang menerapkan ini seperti Arab Saudi, Qatar dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Mereka menerapkan nilai tukar tetap terhadap Dolar Amerika dengan tujuan ekspor minyak mereka dapat dilakukan dengan mudah karena nilai tukar tidak berubah. Meskipun terlihat menguntungkan, sistem ini menuntut pemerintah negara untuk memastikan bahwa transaksi impor dan ekspornya tidak timpang sehingga mata uangnya tetap dapat digunakan dengan nilai yang ditetapkan.

Sistem nilai tukar lain yang ada adalah nilai tukar mengambang. Nilai mata uang ini dibiarkan mengikuti permintaan dan penawaran dari pasar sehingga bisa berubah sesuai dengan kondisi tertentu. Sistem ini yang digunakan oleh Indonesia dalam menentukan kebijakan nilai tukar. Meskipun begitu, kebijakan mengambang ini tidak seratus persen dibiarkan ditentukan oleh pasar. Bank Indonesia sebagai pusat kebijakan moneter Indonesia berusaha mengendalikan kondisi tersebut dengan melakukan berbagai operasi pasar seperti pembelian surat utang dan sejenisnya.

Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan Bagi UKM


Kuotasi dan menghitung nilai tukar

Dalam mengetahui nilai tukar suatu mata uang seperti rupiah terhadap mata uang lain, Sahabat Wirausaha harus mampu melihat kuotasi. Kuotasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dua mata uang yang ingin dibandingkan.

Baca Juga: Tips Membaca Laporan Laba Rugi Bagi UMKM

Sebagai contoh, apabila ingin melihat berapa banyak rupiah yang didapatkan dari satu dolar, Sahabat Wirausaha dapat melihat kuotasi dari IDR/USD, yaitu 14.256. Ini berarti 1 Dolar Amerika (USD) akan sama dengan 14.256 Rupiah Indonesia (IDR). Apabila ingin menukar 50 dolar dengan rupiah, Sahabat Wirausaha dapat mengalikan 50 x 14.256 dengan hasil 712.822 rupiah.

Nah, demikian sedikit informasi mengenai nilai tukar. Semoga dengan penjelasan tersebut, Sahabat Wirausaha mengerti dan dapat melakukan konversi mata uang dengan baik.