Kami berusaha melacak semua sebutan untuk bisnis sosial (social business) dan perusahaan sosial (social enterprise) yang kini semakin banyak ditemui. Istilah bisnis sosial dipergunakan bila kita merujuk pada tujuan dan aktivitas bisnisnya; sementara kalau kita hendak merujuk entitas pelaku bisnisnya kita menyebut perusahaan sosial.
Tapi, keduanya adalah istilah generik, yang memiliki banyak varian. Salah satu yang paling menarik adalah benefit corporation, atau biasa disingkat B Corp. B Corp bisa dipahami logikanya berdasarkan sumpah bertajuk Declaration of Interdependence yang diambil oleh perusahaan-perusahaan yang mengikatkan diri ke dalam bentuk ini. Tentu, pembuktiannya kemudian juga dilakukan, hingga skema sertifikasipun diciptakan untuk perusahaan-perusahaan itu. Pada tulisan ini kami hendak memaparkan isi sumpah tersebut, serta sedikit mengulas konsekuensinya.
Declaration of Interdependence
We envision a new sector of the economy which harnesses the power of private enterprise to create public benefit. This sector is comprised of a new type of corporation—the B Corporation—which is purpose-driven, and creates benefit for all stakeholders, not just shareholders. As members of this emerging sector and as entrepreneurs and investors in B Corporations, We hold these truths to be self-evident:
- That we must be the change we seek in the world.
- That all business ought to be conducted as if people and place mattered.
- That, through their products, practices, and profits, businesses should aspire to do no harm and benefit all.
- To do so, requires that we act with the understanding that we are each dependent upon another and thus responsible for each other and future generations.
Sangat jelas gerakan B Corp ingin menggeser tujuan perusahaan secara drastik. Walaupun tak ada regulasi yang mengharuskan, sebagian besar orang berpikir bahwa tujuan perusahaan adalah untuk mencari keuntungan. Dengan pernyataan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk menciptakan manfaat untuk publik, maka tujuan yang selama ini dipahami majoritas dinyatakan tidak tepat.
Sesungguhnya, kalau perdebatan dalam tata kelola perusahaan diikuti, sesungguhnya tanggung jawab tunggal pencarian keuntungan untuk pemilik modal sudah lama diruntuhkan oleh teori pemangku kepentingan. Namun, ini tidak berarti bahwa dalam tujuan penciptaan manfaat buat publik kemudian membuat perusahaan tidak lagi mencari keuntungan untuk pemilik modal. Pemilik modal adalah salah satu di antara sekian banyak pemangku kepentingan yang juga harus mendapatkan manfaat itu.
Butir pertama sumpah B Corp sendiri diihami oleh pernyataan terkenal, “Be the change you wish to see in the world,” yang kerap diatribusikan kepada Mahatma Gandhi. Ini menandai bahwa B Corp tidaklah dilihat sebagai perusahaan pada umumnya. B Corp hendak menjadikan dirinya sebagai agen perubahan sosial. Tujuan pendiriannya dinyatakan untuk membawa manfaat tertentu bagi pemangku kepentingan tertentu, lalu diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Butir kedua sumpahnya sesungguhnya merupakan kritik terhadap praktik bisnis perusahaan yang selama ini terjadi. Lantaran kelewat fokus pada pencarian keuntungan, perusahaan kerap tak peduli kepada masyarakat dan tempat di mana mereka berbisnis. B Corp ingin mengembalikan perusahaan menjadi bertakzim kepada masyarakat dan tempat di manapun mereka menjalankan bisnisnya.
Butir ketiga adalah amalan utama B Corp. Seluruh proses produksi, produknya dan keuntungan yang dihasilkan haruslah tidak membawa mudarat serta sebanyak-banyaknya menebar manfaat bagi seluruh pemangku kepentingannya. Dalam sertifikasi B Corp, hal inilah yang paling menjadi perhatian. Penghilangan—bukan sekadar minimisasi—dampak negatif bukanlah pekerjaan ringan, namun itu yang menjadi sumpah. Demikian juga maksimisasi manfaat.
Terakhir, mereka meneguhkan interdependensi atau kesalingtergantungan intra- dan antar-generasi. Ini adalah kesadaran tertinggi yang membuat perusahaan, B Corp, benar-benar mengupayakan keberlanjutannya.
Pertanyaannya kemudian, apakah perusahaan yang demikian juga membawa keuntungan yang memadai bagi pemilik modalnya? Robert Shiller, penerima Nobel Ekonomi 2013, secara tegas menyatakan keyakinannya bahwa B Corp “…will make more profits than other types of companies.” Dengan memeriksa kasus-kasus yang tersedia, kami tak bisa berbeda pendapat dengan Shiller.
Sumber:
Artikel ini pernah dimuat di KONTAN tanggal 29 September 2016
Penulis: Jalal dan Wahyu Aris Darmono (Pendiri dan Komisaris Perusahaan Sosial WISESA)