Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat nilai transaksi yang cukup fantastis pada kegiatan penjajakan bisnis (business matching) bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Adapun nilai transaksi tersebut mencapai angka sebesar 13,86 juta dolar AS, atau setara Rp233,14 miliar pada periode Januari-Maret 2025 lalu.
Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Budi Santoso menyatakan bahwa nilai transaksi ini terdiri dari pemesanan pembelian atau purchase order (PO) senilai 3,91 juta dolar AS, serta ditambah dengan potensi transaksi yang berada di angka 9,95 juta dolar AS.
“Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk UMKM dari Indonesia diminati pasar global,” ujar Budi pada Rabu (16/4/2025), seperti dilansir dari AntaraNews.com.
Ratusan Kegiatan Business Matching Mancanegara Telah Dilakukan Pada Januari-Maret 2025
Berdasarkan waktu dari bulan Januari-Maret 2025, tercatat total sebanyak 219 kegiatan business matching telah dilakukan yang diprakarsai oleh Kemendag. Kegiatan tersebut terdiri dari 145 pertemuan pelaku UMKM dengan para perwakilan perdagangan RI di luar negeri (pitching), serta 74 pertemuan dengan pembeli (buyer) mancanegara.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, mengatakan bahwa keberhasilan yang dicapai merupakan hasil kontribusi banyak pihak, terutama dari para pembina UMKM. Mereka (Pembina UMKM) dinilai telah berperan aktif dalam membimbing serta merekomendasikan pelaku usaha yang menjadi binaan. Kolaborasi yang solid ini menjadi faktor utama dalam meraih hasil yang maksimal.
“Mereka membantu membina, mengarahkan, dan merekomendasikan UMKM yang benar-benar siap ekspor,” ujarnya, seperti dilansir dari WartaEkonomi.co.id.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Puntodewi: Program ini Akan Dilanjutkan
Lebih lanjut, Puntodewi mengungkapkan bahwa pihaknya juga berencana untuk melanjutkan program ini dengan tujuan yang sama, pada triwulan kedua tahun 2025. Rencananya, ia akan melibatkan lebih banyak pelaku UMKM dengan proses kurasi yang lebih ketat, supaya lebih sesuai dan relevan dengan kebutuhan pasar di luar negeri.
"Business matching akan terus berlanjut pada triwulan II 2025 dengan mempertahankan intensitas pelaksanaan serta melibatkan lebih banyak UMKM. Kami juga terus berkoordinasi dengan pembina UMKM dalam mengkurasi pelaku UMKM yang sesuai dengan permintaan buyer," ungkap Puntodewi, seperti dilansir dari AntaraNews.com.
Sebagai informasi, pada bulan Maret 2025 nilai transaksi yang tercatat sudah relatif tinggi, yaitu sebesar 5,09 juta dolar AS. Adapun produk-produk yang dipesan berasal dari berbagai negara seperti Jepang, yang memesan produk camilan kacang, minuman herbal daun kelor, pasta ubi beku, keripik tempe, hingga gerabah dengan nilai transaksi 489 ribu dolar AS. Sementara dari negara Arab Saudi, melakukan pemesanan produk tempe dan kecap senilai 73 ribu dolar AS.
Melalui dukungan penuh dari perwakilan perdagangan RI di mancanegara, Kemendag sangat optimis dalam hal peningkatan transaksi serta membuka lebih banyak peluang ekspor bagi UMKM Indonesia.
Referensi : SuaraSurabaya.net, AntaraNews.com, Warta Ekonomi