Agung Tri Ono, penggerak KBA Lenggoksono foto: Arai Amelya
"Internet itu udah semacam oksigen kedua buat saya, buat kami, warga Lenggoksono. Bagaimana mungkin tempat tinggal kami dikenal dan akhirnya didatangi Menparekraf Sandiaga Uno, tanpa adanya informasi soal Lenggoksono yang disebar di media sosial,"
Tawa Agung berderai dari sambungan telepon WhatsApp pagi itu. Masih seramah yang kuingat sehingga aku ikut tersenyum.
Senin (8/5) pagi ini kami memang sudah sepakat untuk melakukan bincang singkat. Sebuah pertemuan tanpa berjumpa dengan perantara internet yang menyambungkan dua manusia berjarak delapan puluh kilometer.
"Sebetulnya saya kaget waktu Bowele (Bolu-Bolu, Wediawu, Lenggoksono) terpilih sebagai salah satu dari 75 Desa Wisata terbaik di Indonesia. Ini semua terwujud berkat seluruh warga Lenggoksono yang sudah bertahun-tahun aktif menjaga lingkungan, sehingga memberikan dampak positif ke sektor wisata Bowele,"
Aku mengangguk tanpa sadar. Perubahan yang terjadi di Lenggoksono memang pesat.
Agung mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno di Bowele foto: Kemenparekraf
Aku masih ingat, saat itu akhir tahun 2021 ketika aku memutuskan mengendarai sepeda motorku sendiri, menempuh jarak perjalanan darat sekitar 2,5 jam menuju Lenggoksono. Ya, salah satu dusun paling ujung Kabupaten Malang itu memang berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik.
Perjalananku jelas tak mudah, karena ketika sudah memasuki wilayah perbukitan dengan kebun-kebun cengkeh menuju Bowele, jalanan banyak yang berlubang.
"Usaha Lenggoksono untuk jadi wilayah mandiri memang tak lepas dari sarana dan prasarana menuju kampung kami yang memprihatinkan. Karena itu, saya terpanggil untuk mengajak seluruh warga ikut aktif berdaya. Bagaimana caranya? Ya lewat membuat konten foto atau video yang dijadikan sosialisasi pada warga, sekaligus untuk ceruk lebih luas melalui media sosial,"
Aku tersenyum lagi. Api itu tidak pernah padam rupanya. Kendati kami hanya bersua lewat suara, aku bisa mendengar semangat membara darinya.
Satu setengah tahun kami tak berjumpa, hasrat Agung untuk melakukan perubahan tak pernah kehabisan bahan bakar.
Ya, pria berkulit gelap selayaknya penduduk pesisir pantai itu tak pernah mengenal kata berpantang jika soal Lenggoksono.
Keindahan Teluk Bowele dari ketinggian foto: Arai Amelya
Pahlawan Tanpa Gelar yang Bersenjatakan Kreativitas
Agung saat membuat konten digital untuk promosi Lenggoksono di media sosial foto: dokumen pribadi Agung Tri Ono
"Kalau dipikir-pikir memang lucu dan aneh. Saya yang cuma lulusan SMP, kok bisa berjalan sejauh ini dengan Lenggoksono. Bertemu banyak perwakilan instansi pemerintah atau perusahaan swasta, hingga memberikan penjelasan di gedung-gedung kampus,"
Agung memang sosok yang se-humble itu. Jika banyak para penggerak perubahan berasal dari manusia bergelar akademis tinggi, pria yang pada 2023 ini genap berusia 34 tahun itu hanyalah lulusan SMP.
Keterbatasan dalam pendidikan tak menghalangi Agung untuk memberikan kontribusi. Fian, nama rekan Agung yang merupakan alumni Universitas Brawijaya Malang, adalah sosok penting di balik revolusi Lenggoksono. Menurut Agung, Fian bertindak sebagai sidekick yang setia dalam setiap langkahnya untuk kampung halamannya tercinta.
Demi meningkatkan kemampuan dirinya, Agung pun tak pernah absen mengikuti berbagai kelas-kelas dan pelatihan online. Jarak puluhan kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Malang bukanlah halangan bagi Agung, karena internet memperpanjang nyawa mimpinya.
Lewat internet pula, berbagai program kreatif dia ciptakan untuk Lenggoksono mulai dari sektor ekonomi, lingkungan, pendidikan, hingga pariwisata.
Kegiatan memilah sampah plastik warga Lenggoksono foto: Arai Amelya
"Lenggoksono saat ini sedang dalam persiapan menjadi kampung peduli iklim. Kami sudah terbiasa memilah sampah plastik yang dijadikan bahan bernilai jual seperti tas atau kursi. Bahkan untuk limbah rumah tangga, setiap rumah kami libatkan mendaur ulangnya menjadi POC (Pupuk Organik Cair). Semua upaya itu manfaatnya kembali ke warga Lenggoksono. Saya hanya menjadi pelecut dan penjaga semangat agar mereka tak pernah berhenti,"
Meskipun menjadi milenial yang begitu dekat dengan teknologi, Agung tak pernah menanggalkan jubah kearifan lokal yang dia miliki sejak lahir. Bahkan bagi generasi penerus bangsa, anak-anak kecil Lenggoksono sudah diajarkan menari hingga bermain alat musik tradisional.
"Ada sekolah alam yang biasanya saya lakukan setiap dua pekan. Dalam kegiatan itu, anak-anak di sini akan diajarkan mengenal budaya nenek moyang yang memang patut dilestarikan dan harus dibangkitkan lagi. Namun meskipun begitu, anak-anak ini juga diajarkan bagaimana mengoperasikan kamera hingga mengedit video sederhana yang akhirnya bisa jadi konten perkenalan Lenggoksono,"
Potret anak-anak Lenggoksono berlatih menari tradisional di sela main game online foto: Arai Amelya
Aku diam melamun, mendengarkan Agung bercerita panjang lebar. Pikiranku melayang ke Lenggoksono saat aku berkunjung kala itu. Sambutan yang begitu ramah kuperoleh dari setiap warga entah laki-laki, perempuan, orang tua, anak kecil, hingga rekan sebaya.
Kala itu Agung mengajakku berkeliling kampungnya yang begitu bersih, rapi, dan rimbun karena halaman-halamannya ditanam tanaman obat. Mereka menyuguhkan jamu padaku, lengkap dengan olahan kripik pisang khas warga, sembari duduk di tepi sungai.
Sungguh iri menjadi anak-anak Lenggoksono. Karena mereka bisa belajar menghasilkan konten di lingkungan yang begitu rimbun. Jalanan begitu bersih dan air sungai yang masih memamerkan kejernihannya, hingga bermuara di Teluk Bowele.
"Untung desa kami sudah dilalui sinyal internet. Itu sarana saya untuk belajar dan memaksimalkan potensi Bowele. Seiring dengan pariwisata kami yang berdenyut kembali, saya juga fokus lagi dengan konservasi biota laut Bowele yang saya harap bisa memicu kepedulian masyarakat luas,"
Internet, Tulang Punggung Lenggoksono Jadi Berlian Pulau Jawa
Anak-anak bermain di tepi Pantai Lenggoksono foto: Arai Amelya
Ada yang bilang bahwa pariwisata Indonesia saat ini mengalami revolusi sejak pandemi Covid-19. Terkurung dalam pembatasan sosial skala besar, Kemenparekraf mengusung jurus storynomic tourism untuk membuat sektor ini kembali jadi penyumbang utama devisa negara.
Sesuai dengan namanya, storynomic tourism adalah pendekatan pariwisata yang fokus pada narasi, konten kreatif hingga living culture dengan kekuatan budaya sebagai ujung tombaknya. Hal inilah yang membuat Agung begitu getol mengajarkan anak-anak Lenggoksono sebagai content creator.
"Anak-anak dan pemuda Lenggoksono di sini biasanya saya biarkan bikin konten sendiri entah lagi memancing, bersih-bersih lingkungan sampai main di pantai Bowele karena dampaknya bisa makin mengenalkan Lenggoksono. Saya bahkan dibantu sepupu, saat ini sedang mempersiapkan website resmi dan pembetulan maping online Lenggoksono supaya bisa mudah diakses pengunjung yang datang lewat Google Maps,"
Aku mengangguk tanpa sadar lagi. Kubiarkan Agung menarik nafas usai bercerita panjang. Sayup kudengar suara riuh di belakang teleponnya. Kuingat kalau Agung baru saja mengantarkan sang Ibu ke pasar, sebelum perbincangan ini kami mulai.
Ya, Agung adalah sosok yang seperti itu.
Jika ada orang yang mencibir tindakan besarnya untuk Lenggoksono atau mengerdilkan upayanya, Agung tak peduli. Baginya, kehadirannya di dunia sudah seharusnya menjadi berkat sesuai keinginan Sang Almasih.
Jamu dari kebun TOGA warga dan tas hasil daur ulang sampah plastik Lenggoksono foto: Arai Amelya
Berkat itu pula yang coba dialirkan IndiHome, lewat suluran internet ke kawasan-kawasan di seantero negeri. Sebagai internet provider unggulan dari Telkom Indonesia, IndiHome terus fokus membangun jaringan backbone berbasis kabel serat optik hingga kawasan 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) di seluruh pelosok Nusantara termasuk Lenggoksono.
Bahkan untuk area-area yang belum terlewati fiber optik IndiHome, akses internet tetap berjalan lewat layanan Direct to Home baik memakai modem internet provider, pemasangan kabel tembaga sampai sinyal satelit.
Sadar akan utilisasi internet yang makin melebar dari cuma sekadar sarana komunikasi dan hiburan, hingga kini mampu menunjang berbagai aspek seperti pariwisata dan lingkungan yang dilakukan oleh Agung, IndiHome menjelma sebagai penyedia digital connectivity, digital platform hingga digital entertainment.
E. Kurniawan selaku Vice President Marketing Management Telkom Indonesia dalam press release-nya menyatakan bahwa layanan one-stop kini jadi peluang sekaligus tantangan IndiHome. Lewat diversifikasi produk dan pendekatan segmentation oriented, IndiHome tetap memastikan jika jaringannya bisa dinikmati semua warga Indonesia. Di mana para pelanggan akan diberi kebebasan mutlak memilih layanan yang dibutuhkan.
IndiHome Warrior foto: Forum Wartawan Teknologi Indonesia
"Saat ini ke depannya Lenggoksono akan bekerjasama dengan dinas terkait untuk pengelolaan ikan yang melimpah di Bowele. Kami sudah mencoba mengolah ikan jadi abon ikan, selain mengenalkan kopi ceng yang bercitarasa cengkeh, sebagai ciri khas Bowele,"
Kami berdua terdiam sejenak. Yang aku tahu, semua rencana itu pasti akan bisa diwujudkan oleh Agung. Sejak aku bertemu dengannya, sepasang mata Agung memang selalu berbinar jika membahas soal bagaimana Lenggoksono akan menjelma jadi desa wisata.
Kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno di DWA Bowele yang dihibur tarian anak foto: Kemenparekraf
Dan di 2023 ini, asanya terwujud saat Bowele berhasil mensejajarkan diri dengan desa-desa wisata lain di Kabupaten Malang seperti Ngadas dan Gubug Klakah di Poncokusumo, Pujon Kidul, hingga Sanankerto di Turen yang populer dengan Boonpring-nya.
"Saya hanya ingin warga Lenggoksono ini makin sejahtera. Karena itu tantangan besar kami adalah bagaimana untuk tetap konsisten dalam berbagai program yang sudah direncanakan. Tak hentinya saya berharap agar Pemerintah Desa Purwodadi bersedia terlibat aktif bersama warga Bowele, agar kita bisa sama-sama berdaya,"
Dan seperti itulah Agung akan terus menanam kebaikan, agar mampu menuai kesejahteraan bagi lingkungannya.
Tetaplah berjuang. Tetaplah bermimpi. Agung Tri Ono.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.