Gambar diambil dari unsplash.com

Sahabat UKM ingin membeli mesin baru tapi apakah sebanding dengan profit yang dihasilkan? Untuk itulah Anda perlu menghitung rasio ROI. Rasio ini penting dalam mengambil keputusan investasi dalam bisnis. Jangan sampai anda sudah mahal menginvestasikan mesin baru tapi malah jadi rugi. Untuk itulah, ROI akan dibahas di artikel ini.


Apa itu ROI?

ROI digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari investasi yang dibeli oleh perusahaan atau membandingkan profitabilitas dari beberapa pilihan investasi. ROI mencoba untuk mengukur nilai keuntungan pada investasi tertentu dan relatif pada biaya investasi. ROI ditunjukkan dengan persentase atau rasio.

Baca Juga: Apa itu Ekuitas?

ROI adalah rasio yang populer karena sederhana dalam menghitungnya dan menginterpretasikannya. Namun pada dasarnya, ROI dapat digunakan untuk menghitung keuntungan membeli aset-aset operasional bisnis seperti pabrik baru, mesin baru, kendaraan baru, dan lainnya.


Bagaimana menghitung ROI?

Untuk menghitungnya, keuntungan investasi dibagi dengan biaya investasi. Keuntungan investasi didapat dari tambahan profit setelah dilakukannya investasi. Sedangkan biaya investasi mengacu pada nilai pembelian investasi tesebut. Berikut adalah formulanya:


Contoh Perhitungan ROI

CV Semesta Nusantara ingin membeli mesin baru. Namun terdapat dua pilihan mesin untuk dibeli. Mesin A memiliki harga IDR 50,000,000 namun dapat menghasilkan profit tambahan sebesar IDR 5,000,000. Lalu, Mesin B memiliki harga yang lebih murah yaitu IDR 20,000,000 namun profit tambahan yang dihasilkan sebesar IDR 1,000,000. Manakah mesin yang harus dibeli oleh CV Semesta Nusantara?

ROI Mesin A = IDR 5,000,000 / IDR 50,000,000 = 10%

ROI Mesin B = IDR 1,000,000 / IDR 20,000,000 = 5%

Sehingga CV Semesta Nusantara sebaiknya membeli mesin A dikarenakan memiliki ROI dua kali lipat lebih tinggi meskipun biaya investasinya lebih tinggi. Namun investasi ini sebanding dengan penambahan profit yang dihasilkan yang dapat dilihat dari ROI.

Baca Juga: Cara Menghitung Ekuitas


Apa perbedaan ROI dengan ROCE?

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas rasio ROCE. Kedua rasio ini sama-sama mengukur efisiensi suatu bisnis dalam menggunakan modalnya. ROCE memiliki pengukuran yang lebih spesifik dibandingkan dengan ROI, tapi hanya akurat ketika dibandingkan dengan perusahaan dengan industri yang sama. Periode yang dibandingkan juga sebaiknya sama.

Di sisi lain, ROI memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi. Rasio ini dapat digunakan untuk membandingkan beberapa produk, beberapa proyek, dan berbagai pilihan investasi. Akan tetapi, ROI memiliki kelemahan tersendiri yaitu tidak memasukkan faktor waktu. Padahal terdapat Aset yang baru menghasilkan penambahan profit dalam waktu setahun dan ada pula Aset yang membutuhkan satu dekade. Selain itu, ROI juga tidak memperhitungkan biaya bunga dan biaya pajak yang sebenarnya sangat berpengaruh pada perhitungan Penghasilan Bersih.

Baca Juga: Seluk Beluk Persiapan untuk Mengundang Investor Ekuitas (Online dan Offline)


Kesimpulannya, ROI memang berguna untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi di bisnis. Namun, kita perlu berhati-hati dalam menginterpretasikan rasio ini dikarenakan terdapat faktor-faktor yang tidak dimasukkan seperti waktu, bunga, dan pajak. Maka dari itu, untuk melihat performa bisnis secara utuh dibutuhkan rasio keuangan lainnya seperti ROE, ROA, dan lainnya.

Baca Juga: Mengenal Jenis dan Kelebihan Obligasi

Jangan khawatir dalam menghitung rasio-rasio keuangan ini karena saat ini sudah terdapat banyak aplikasi keuangan yang membantu sahabat UKM. Ukmindonesia.id juga memiliki beberapa mitra yang dapat membantu UKM dalam hal ini seperti jurnal.id, accurate.id, dan lainnya dengan harga spesial untuk para member. Terus semangat yah teman-teman dalam menganalisa dan meningkatkan kinerja keuangan bisnisnya.


Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

Investopedia