Sahabat Wirausaha, pernahkah kita merasa kalau uang yang baru kita dapatkan tiba-tiba habis tidak terasa? Sudah mengumpulkan uang banyak dari keuntungan bisnis, tapi baru beberapa minggu kemudian ludes.
Ada cerita menarik dari seorang pengusaha asal Makassar yang selalu mendapat keuntungan bersih dari berbagai bisnis yang ia jalankan sebesar 350 juta per bulan. Ini jumlah yang cukup besar tentunya. Namun sebulan berjalan, uang itu sudah habis karena dibelanjakan untuk kebutuhan diri dan keluarganya. Sampai ia sendiri bingung kenapa bisa membelanjakan pengeluaran sebesar itu setiap bulan.
Apakah Sahabat Wirausaha juga mengalami hal yang sama? Jika jawabannya iya, berarti ada hal yang perlu diperbaiki dalam mengelola keuangan pribadi kita. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas lima kesalahan besar dalam mengelola keuangan pribadi dan menemukan jawaban mengapa seseorang bisa tidak terasa menghabiskan uang.
Pasti penasaran kan? Mari kita simak apa saja kesalahan yang pernah atau sedang kita lakukan dalam mengelola keuangan pribadi.
Mengenal Kesalahan Dalam Mengelola Uang
Secara umum, ada beberapa kesalahan yang kerap seseorang lakukan dalam mengelola uang. Tips ini disampaikan oleh Arli Kurnia, seorang business coach, melalui video berjudul 5 Kesalahan Dalam Mengelola Uang.
Kesalahan Pertama: Melibatkan Perasaan
Apakah Sahabat Wirausaha sering mengecek jumlah uang pribadi yang dimiliki? Kalau jumlahnya banyak di ATM, kita merasa senang. Kalau jumlahnya sedikit, kita merasa sedih. Itu namanya kita melibatkan perasaan dalam mengelola keuangan.
Perlu kita ingat bahwa uang adalah angka. Uang bukan teman hidup dan tujuan. Uang adalah angka, yang namanya angka bisa surplus dan minus, tergantung bagaimana kita mengelolanya. Uang itu benda, sekedar sarana untuk memperoleh dan mendapatkan sesuatu.
Baca Juga: Sistem Informasi Debitur dan Sistem
Layanan Informasi Keuangan OJK
Kebanyakan dari kita, ketika uang yang dimiliki jumlahnya sedikit merasa sedih, namun ketika uang yang dimiliki jumlahnya banyak lalu merasa senang. Secara manusiawi, kita tentu senang kalau memiliki banyak uang.
Namun kebiasaan melibatkan perasaan dalam keuangan itu berbahaya. Ketika kita punya banyak uang, kita jadi terlampau senang hingga mengambil keputusan yang keliru. Kita jadi hura-hura dan membelanjakan uang karena terdorong perasaan senang itu. Nah, ini tentu berbahaya karena kita akhirnya mengambil keputusan yang tidak logis dalam membelanjakan uang.
Baca Juga: Kartu Debit, Kartu Kredit
Kalau terus libatkan perasaan dalam mengelola uang, artinya kita belum siap dalam mengambil keputusan. Mulai sekarang, jangan libatkan perasaan. Kalau uang yang kita miliki sedikit, jangan terlalu sedih, biasa saja. Kalau uang yang kita miliki banyak, jangan terlalu senang, apalagi sampai sombong, biasa saja. Perasaan yang tenang bisa membantu kita dalam mengambil keputusan keuangan secara logis.
Kesalahan Kedua: Tidak Merencanakan Keuangan
Pernahkah Sahabat Wirausaha mengalami kejadian ketika sedang pegang uang, tiba-tiba habis tidak berasa. Karena uangnya cepat sekali habis, hidup kita merasa tidak ada perubahan, gitu-gitu saja. Nah, itu tanda kita tidak merencanakan keuangan dengan baik.
Gagal merencanakan sama dengan merencanakan untuk gagal. Kalau kita memperoleh uang dan tidak merencanakan uangnya mau dipakai untuk apa secara tertulis, maka uangnya bisa habis tanpa kita tahu dihabiskan untuk apa saja.
Baca Juga: Menggunakan Mobile Banking Dalam
Pencatatan Keuangan
Misalnya kita dapat penghasilan sepuluh juta per bulan, lalu dibelanjakan untuk beli berbagai macam barang, liburan, makan di luar, dan kegiatan konsumtif. Tentu saja bisa habis tidak terasa karena kita mengeluarkan uang itu untuk belanja tanpa dipikirkan rencananya terlebih dahulu.
Ketika kita mendapat uang, berapapun itu, cobalah untuk membuat rencana keuangannya secara tertulis. Buatlah menjadi pos-pos anggaran. Berapa yang ditujukan untuk konsumsi bulanan, tabungan, jalan-jalan, dan sebagainya. Perencanaan itu sangat penting agar kita menyadari pengeluaran yang kita belanjakan.
Baca Juga: Tips Mudah Bikin Laporan Keuangan
Dengan Aplikasi Digital
Sesuatu yang besar harus direncanakan dengan baik. Kalau uang kita banyak, kita perlu membuat perencanaannya dengan baik, untuk apa dan sebagainya. Kalau kita mengeluarkan uang tanpa rencana, artinya pola keuangan kita sangatlah lemah.
Kesalahan 3 : Tidak Memisahkan Uang
Banyak pelaku usaha yang penghasilan bersih perbulannya mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah, tapi selalu merasa uangnya cepat habis. Seperti kisah seorang pengusaha asal Makassar yang penghasilannya mencapai 350 juta per bulan, namun selalu merasa dalam kondisi yang tidak tenang karena penghasilannya selalu habis tiap bulan.
Ternyata kesalahan yang ia lakukan adalah tidak memisahkan keuangannya. Dia punya beberapa bisnis yang dikelola, tetapi semua penghasilan dari bisnis-bisnis itu ditaruh dalam satu rekening dan tidak dihitung secara terpisah. Dari penghasilan yang ia peroleh dalam satu bulan, biasanya langsung digunakan untuk kebutuhan pribadi dan keluarganya tanpa direncanakan terlebih dahulu pos-pos anggarannya.
Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi
UMKM
Padahal dari satu bisnis saja mestinya uangnya dipisah ke banyak bagian. Berapa yang akan disisihkan sebagai modal, membayar karyawan, membiayai operasional usaha, membayar utang, dan untuk gaji pribadi.
Dari setiap penghasilan bisnis yang menjadi keuntungan pribadi itu pun harus dibagi-bagi lagi dalam pos-pos anggaran. Berapa yang diberikan kepada isteri, untuk uang jajan anak, biaya sekolah, transportasi, bayar listrik, zakat, sedekah, dan sebagainya. Semua harus direncanakan dan dipisahkan ke dalam pos-pos anggaran.
Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan
Bagi UKM
Dengan memisahkan uang ke dalam pos anggaran, kita jadi bisa menetapkan batasan pengeluaran di masing-masing pos anggaran. Pengeluaran jadi mudah terkontrol dan bisa diatur dengan mudah.
Kesalahan Keempat: Tidak Mencatat Keuangan
Kalau kita sudah merencanakan dan memisahkan pengeluaran ke masing-masing pos anggaran, langkah berikutnya adalah mencatat pengeluaran. Kalau tidak sempat mencatat setiap hari, kita bisa melakukan pencatatan mingguan. Yang penting semua pengeluaran tercatat dengan lengkap.
Baca Juga: Inilah Aplikasi Akuntansi yang Membantu UMKM
Kesalahan yang umumnya kita lakukan adalah tidak pernah mencatat pengeluaran. Padahal dari mencatat kita akan tahu berapa besar jumlah uang yang dikeluarkan untuk suatu keperluan. Misalnya, saat belanja di supermarket atau beli bensin, kita dapat struk. Itu dikumpulkan dan dicatat. Kalau tidak dapat struk, langsung kita catat pengeluarannya. Anggaplah uang yang kita pegang itu milik perusahaan yang harus dilaporkan sewaktu-waktu, jadi kita harus mencatatnya.
Dalam mengelola keuangan, kita harus tahu bulan ini uangnya dikeluarkan untuk apa dan berapa jumlahnya. Semua pengeluaran harus dicatat secara detail dan rinci supaya kita mudah mengaturnya.
Kesalahan 5: Tidak Melakukan Evaluasi
Selain keempat hal itu, kita juga wajib melakukan evaluasi rutin. Kalau sudah merencanakan dan mencatat, sama saja bohong kalau kita tidak pernah mengevaluasi. Tujuan mengatur keuangan adalah untuk mengevaluasi apakah rencana keuangan sudah berjalan sesuai harapan dan pengeluaran sudah sebanding proporsinya dengan pemasukan. Dari proses evaluasi itu, kita juga bisa menilai apakah rencana keuangan kita sudah cukup sehat atau masih belum.
Baca Juga: Kartu Debit, Kartu Kredit
Di awal menerapkan kebiasaan ini, tidak perlu malu kalau ternyata pengeluaran kita masih tidak sesuai rencana. Catat dan evaluasi terus secara rutin setiap bulan sampai kita berhasil menerapkan kebiasaan baru dan disiplin mengatur keuangan. Kalau kita sudah punya kebiasaan yang baik dalam mengelola keuangan, maka keuangan kita akan sehat. Orang yang keuangannya sehat akan memiliki kehidupan finansial yang lebih longgar.
Mengapa ada orang yang merasa selalu kepepet dan uangnya habis tidak terasa? Itu karena tidak pernah mengatur keuangan dengan baik. Sama seperti waktu, kalau kita atur dengan baik, maka kita akan memiliki banyak waktu. Tapi kalau tidak diatur dengan baik, waktu akan habis begitu saja. Uang pun sama, kalau tidak diatur, maka akan habis begitu saja.
Baca
Juga: Seputar Cash on Delivery (COD) yang Wajib Diketahui
Sahabat Wirausaha, sudahkah memiliki rencana keuangan pribadi dan menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut? Atau justru tanpa sadar masih menerapkan kebiasaan itu? Tidak apa-apa, lebih baik kita tahu sekarang daripada tidak tahu sama sekali. Dengan mengetahui kesalahan dalam mengelola keuangan, kita bisa segera melakukan perbaikan dan memulai kebiasaan yang benar.
Mari ubah kebiasaan kita dalam mengelola keuangan pribadi dan bisnis sejak saat ini dengan secara rutin merencanakan, mencatat, dan mengevaluasi. Ingat bahwa uang yang tidak dikelola dengan baik akan habis tidak terasa.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sahabat Wirausaha yang ingin agar kehidupan pribadinya semakin baik. Tentunya dengan kehidupan pribadi yang semakin positif, bisnis pun akan positif juga perkembangannya untuk siap jadi UMKM Naik Kelas.