5 Cara Menerapkan Bisnis Ramah Lingkungan pada UMKM - Beberapa tahun belakangan, isu green business ramai mencuat di berbagai sektor bisnis dan industri. Banyak perusahaan besar maupun kecil yang mulai giat memasukkan agenda environmental issues ke dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. Tidak jarang, hal ini dilakukan secara berkelanjutan hingga beberapa tahun.
Sebagai sektor yang diharapkan berperan sebagai tulang punggung ekonomi negara, UMKM juga sudah saatnya berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan. Apalagi jika bisnis yang dijalankan rentan bersinggungan dengan pencemaran lingkungan atau pemakaian sumber daya alam. Lalu, sebagai pegiat UMKM, hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk lingkungan? Dan mengapa isu ini menjadi begitu penting? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
5 Cara Menerapkan Bisnis Ramah Lingkungan pada UMKM
Perusahaan-perusahaan besar umumnya menggunakan dana CSR untuk mendukung program pelestarian lingkungan mereka seperti penghijauan dengan penanaman hutan kembali, penyulingan air bersih, ataupun pembersihan sungai-sungai.
Nah, sebagai usaha kecil dan menengah, hal apa saja sih yang bisa kita lakukan?
1. Menggunakan Bahan Baku Ramah Lingkungan
Baik di industri fesyen, kuliner, pakaian bayi, hingga kecantikan, masih banyak UMKM menggunakan bahan baku yang berpotensi merusak lingkungan. Beberapa di antaranya adalah pewarna kain, kain sintetis, katun, bensin dan plastik. Jika usaha kecil teman-teman adalah salah satu yang memakai bahan tersebut, lebih baik dihentikan atau dikurangi penggunaannya. Sebab, cepat atau lambat hal ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan lingkungan kita.
Teman-teman UKM bisa beralih ke bahan baku maupun sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Pilihlah material yang eco-friendly, mudah terurai, tidak memiliki efek racun, dan hanya menghasilkan sedikit limbah. Misalnya saja, teman-teman yang bergelut di industri fesyen dan pakaian bisa mengganti pewarna kimiawi dengan pewarna alami yang dihasilkan dari berbagai tumbuh-tumbuhan maupun kulit buah.
2. Hindari penggunaan plastik
Tentunya kita sama-sama tahu bahwa salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia adalah produk plastik. Ya, plastik yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk dapat terurai di alam justru menjadi salah satu produk yang paling banyak digunakan. Menurut data dari KLHK pada tahun 2019, total sampah plastik skala nasional mencapai 175 ribu ton per harinya.
Beberapa Skema Transformasi Untuk Menjadi Bisnis yang Lebih Bertanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Nah, dalam menjalankan bisnis, teman-teman bisa menghindari pemakaian plastik. Caranya? Sebisa mungkin hindari penggunaannya. Gunakan gelas untuk menghindari pembelian air minum botol dalam kemasan atau ganti plastik sampah dengan kantong kertas daur ulang.
Selain itu, kita juga bisa mengurangi bahan baku dari plastik dalam pembuatan produk dan mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, alih-alih menggunakan kemasan plastik untuk membungkus produk, kita bisa memakai kemasan daur ulang.
3. Hindari Penggunaan Produk Sekali Pakai
Produk sekali pakai menyimpan bahaya yang sama besarnya dengan plastik. Karena tidak bisa digunakan secara berulang, maka setiap selesai dipakai, produk ini langsung dibuang. Hal ini bisa menambah daftar produk yang menumpuk sebagai sampah tak terurai, lho.
Bagi teman-teman UMKM yang bergelut di bidang kuliner, minuman, serta makanan instan, mungkin bisa pelan-pelan mengurangi pemakaian gelas dan piring steroform. Meskipun repot, namun akan terlihat lebih bagus jika teman-teman menggunakan gelas-gelas dan peralatan makan lain yang bisa dipakai berkali-kali.
4. Mengadakan Program Ramah Lingkungan
Jika teman-teman memiliki usaha kecil di bidang wisata atau travel, ada satu hal yang bisa dilakukan : green tour. Sesuai namanya, paket wisata ini menggiring wisatawan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan selama wisata dilakukan. Misalnya saja, teman-teman bisa mengadakan program penanaman pohon kecil-kecilan, pembersihan pantai, pelepasan telur penyu, atau memanen buah.
Baca Juga : 10 Wirausaha Inovatif yang Ramah Lingkungan
5. Menjual Produk Ramah Lingkungan
Belakangan, animo masyarakat terhadap hal-hal yang berbau eco-friendly cukup tinggi. Bagi sebagian orang, tren ini sudah menjadi gaya hidup baru. Karenanya, teman-teman UKM bisa mencoba berbisnis produk-produk amah lingkungan. Misalnya saja, pakaian berbahan serat dan pewarna alami seperti tye dye, atau peralatan makan dan sikat gigi yang terbuat dari gandum, atau bahkan masker kain dan totebag kekinian.
Mengintip Peluang Cuan Bisnis Lestari dengan Mengolah Sampah Ampas Kopi dan Teh
Meskipun harus membandrol harga cukup mahal, namun percayalah bahwa peminat produk-produk tersebut akan semakin berkembang ke depannya. Ditambah lagi, kita jadi turut serta melestarikan lingkungan sebab produk-produk tersebut bisa digunakan berkali-kali untuk jangka waktu yang lama.
Nah, jika teman-teman ingin memulai bisnis dalam skala kecil dan menengah, ada baiknya mempertimbangkan untuk menerapkan hal-hal di atas. Sebab, dengan tetap menjaga kelestarian alam, dengan sendirinya kita berkontribusi untuk menjalankan bisnis berkelanjutan. Jumlah UMKM yang terus meningkat dari tahun ke tahun bisa berarti penambahan sampah industri, lho! Karenanya, penting bagi kita sebagai pegiat UKM, untuk tetap memikirkan kelestarian lingkungan dalam berbisnis.
Sudah Saatnya UMKM Peduli Terhadap Isu Keberlanjutan
Sekarang ini, industri-industri besar cenderung menawarkan produk-produk sekali pakai seperti pembalut, celana pembalut, tisu dalam aneka jenis, peralatan makan sekali pakai, dan bahkan jas hujan serta celana sekali pakai.
Industri fesyen tak kalah mengerikan. Produk-produk fesyen cepat dengan mode pakaian yang berubah setiap musim, mendorong masyarakat untuk belanja lebih banyak dengan umur produk yang lebih pendek. Jika sudah begitu, tentu bisa dibayangkan seberapa tinggi sampah menggunung di kota-kota besar.
Namun, di zaman yang serba cepat seperti sekarang, siapa sangka bahwa gaya hidup lambat bisa jadi sesuatu yang peminatnya semakin bertumbuh? Ya, perubahan minat masyarakat mulai terlihat dalam beberapa tahun belakangan. Seiring semakin kencangnya para aktivis lingkungan menyuarakan protes di sosial media, kesadaran masyarakat akan isu lingkungan pun semakin meningkat. Di Indonesia sendiri, kita bisa melihat geliat pertumbuhan industri sustainable product.
Selera masyarakat mulai bergeser. Sebagian besar mulai mencari cara untuk dapat hidup lebih eco-friendly. Di e-commerce dan pusat perbelanjaan, kita mulai melihat barang-barang berbahan ramah lingkungan dijual. Sabun olahan organik, pakaian berbahan serat alami, peralatan makan berbahan gandum, hingga pembalut dan popok cuci-pakai berbahan kain. Selain dinilai lebih awet dan bisa dipakai dalam jangka waktu lama, berbagai produk tadi juga punya nilai unik sendiri.
8 Jenis Promosi Paling Mantap Untuk Bisnis Fashion
Tak hanya itu, bisnis penjualan tanaman, bibit, dan jasa pembuatan kebun juga semakin menjamur. Selama pandemi, memang masyarakat nampak lebih menginginkan gaya hidup hijau yang sehat. Tren bersepeda pun kian naik. Alhasil, kadar polusi di sejumlah kota-kota besar berhasil turun drastis. Semakin banyak pula bisnis-bisnis berbasis prinsip eco-friendly yang tumbuh dan mengandalkan citra tersebut dalam menjual produknya.
Bukan sekadar alat promosi bisnis, isu lingkungan memang patut untuk diperhatikan. Pemanasan global, pembalakan liar, kerusakan hutan, penumpukan sampah tak terurai, hingga keselamatan satwa liar yang mengganggu eksoistem adalah beberapa di antaranya. Jika dibiarkan, lingkungan semakin tercemar, maka umur bumi bisa saja semakin pendek. Tentunya kita tidak ingin generasi selanjutnya hidup dalam lingkungan yang buruk.
Dengan permasalahan yang muncul tersebut, sudah saatnya kita mulai ikut andil dalam upaya pelestarian lingkungan agar bisa dinikmati anak cucu kita di masa mendatang.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu
sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan
komentar pada artikel ini ya.