Partnership handshake innovation corporate business concept

Sahabat Wirausaha, dunia entrepreneurship memang memiliki banyak sekali tantangan. Ketika melihat kesuksesan seseorang dalam membangun bisnis, disadari atau tidak, timbul keinginan untuk melakukan hal yang sama. Namun kebanyakan orang cenderung hanya melihat hasil yang telah dicapai, tetapi mengabaikan bagaimana entrepreneur tersebut berproses sehingga bisa mencapai sukses.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang sistem bisnis partnership yang tentunya akan bermanfaat bagi Sahabat Wirausaha semua dalam mengembangkan bisnis.


Mengapa Sistem Partnership?

Satu hal yang harus dipahami sejak awal sebelum terjun ke dunia entrepreneurship adalah bisnis itu tidaklah mudah. Ketika menyadari bahwa membangun bisnis tidaklah mudah, kita akan berusaha untuk terus belajar segala sesuatunya, termasuk hal-hal atau bidang-bidang yang tidak diketahui, atau bahkan tidak disukai sebelumnya.

Tujuannya tentu saja agar setiap langkah dalam menapaki jalan bisnis terukur sehingga mampu menghasilkan income yang diharapkan, terus berkembang, dan akhirnya mencapai kesuksesan.

Baca Juga: Membangun Tim Dengan Budaya Inovasi

Sebagai entrepreneur, kita harus mengetahui bahwa dalam bisnis terdapat empat aspek utama yang bisa menjadi kunci kesuksesan, yaitu keuangan (finance), produksi (production), pemasaran (marketing), dan pengembangan sumber daya manusia (people development). Tak semua orang memiliki kompetensi di semua aspek tersebut sehingga hanya bisa mengendalikan salah satu saja atau beberapa di antaranya.

Oleh sebab itu, agar bisnis dapat berjalan secara holistik dan berkembang menjadi lebih baik, kita membutuhkan campur tangan orang lain yang mampu menguasai dan menangani bidang-bidang lainnya. Inilah yang disebut dengan sistem bisnis partnership.

Baca Juga: Memberdayakan Karyawan Dengan Berbagai Kepemilikan


4 Prinsip Partnership

Amankah berbisnis dengan sistem partnership? Bicara tentang aman tidaknya berbisnis dengan sistem partnership tentu akan sangat tergantung pada banyak faktor. Faktanya tak sedikit jalinan bisnis dengan sistem partnership yang berhenti di tengah jalan, bahkan bubar karena merasa sudah tidak sejalan, tidak amanah, dan alasan lainnya. Bahkan mereka yang berbisnis dengan anggota keluarga sekalipun.

Prinsipnya, berbisnis dengan sistem partnership dalam berjalan dengan baik bahkan berkembang dan sukses, apabila owner baik founder maupun co-founder bisnis saling memperhatikan empat hal penting berikut ini:

1. Komitmen

Siapa pun yang akan menjadi partner bisnis kita, baik anggota keluarga maupun sahabat atau teman akrab yang kita telah mengetahui baik buruknya, pastikan bahwa bisnis tersebut dilandasi dengan komitmen yang kuat dari masing-masing owner-nya. Membangun bisnis hanya dengan mengandalkan rasa saling percaya tidaklah cukup, meski kita telah mengenal orang yang menjadi rekan bisnis kita dalam jangka waktu lama, sehingga tahu tentang dirinya luar dalam.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Pemilik dan Pengelola Perusahaan

Sahabat Wirausaha, kebanyakan dari kita ketika memutuskan untuk berbisnis dengan teman hanya sebatas ungkapan atau kesepakatan yang terkesan kurang serius, karena sudah saling percaya. Padahal hal tersebut sering kali tidak disadari justru menjadi akar dari timbulnya berbagai permasalahan, karena kesepakatan yang tidak jelas dan tidak adanya perjanjian tertulis hitam di atas putih.

Sebab itu komitmen yang ditetapkan di awal melalui akad atau perjanjian tertulis sangatlah penting. Akad bisnis tidak hanya sekadar lisan saja, tetapi juga tertulis yang memuat poin-poin atau klausul-klausul yang menjadi kesepakatan bersama.

Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha

Banyak yang menganggap remeh tentang akad atau perjanjian dalam bisnis dengan sistem partnership. Mereka merasa aman berbisnis dengan teman yang telah dikenal lama dan hanya mengandalkan rasa saling percaya. Ironis, bahkan membangun bisnis dengan keluarga yang notabene punya hubungan darah pun bisa pecah kongsi, bagaimana bisa percaya 100% dengan teman.

Komitmen yang dituangkan dalam akad atau perjanjian tertulis sebenarnya memberikan perlindungan kepada kita dan juga rekan kerja kita dari segala bentuk penyimpangan terhadap klausul-klausul yang telah disepakati bersama. Dengan adanya perjanjian tertulis yang disepakati di awal, harapannya masing-masing pihak yang bekerja sama bisa saling memahami posisi dan porsi masing-masing terkait dengan hak dan kewajibannya.

2. Transparansi Dalam Hal Finansial

Finansial merupakan jantung dari suatu bisnis. Tanpa kekuatan finansial, bisnis akan sulit berjalan apalagi berkembang. Ketika kita hanya memiliki tekad dan semangat yang kuat dan didukung dengan kompetensi atau keterampilan bisnis yang memadai, tanpa adanya dukungan finansial, maka bisnis akan sulit diwujudkan.

Baca Juga: Cara Mendorong Kreativitas Dalam Berbisnis

Suka atau tidak, setiap owner bisnis dituntut untuk melek finansial dengan segala kerumitannya, baik laporan keuangan, jurnal harian, cash flow, laporan laba rugi, dan lainnya. Kita tidak bisa antipati dengan keuangan, bahkan harus paham tentang literasi keuangan (financial literacy). Sebab, kesadaran terkait dengan keuangan sangat penting agar kita bisa menetapkan strategi bisnis yang tepat.

Apalagi dalam bisnis dengan sistem partnership, di mana hasil bisnis bukan semuanya merupakan hak kita tetapi harus dibagi dengan rekan bisnis kita. Oleh sebab itu, transparansi dalam hal finansial menjadi sebuah tuntutan, baik dalam ketepatan pencatatan maupun pengelolaan kas.

Baca Juga: Inilah Aplikasi Akuntansi yang Membantu UMKM

Tentu akan cukup sulit apabila kita tidak memiliki basic ilmu tentang keuangan sama sekali. Dalam bidang bisnis desain grafis misalnya, mempelajari keuangan akan menjadi sebuah tantangan tersendiri, di mana sering bergulat dengan program CorelDraw dipaksa untuk memahami Excel.

Sekuat apa pun kita berusaha untuk menghindari akuntansi dan pembukuan, ketika kita telah memutuskan untuk berkiprah di dunia entrepreneurship, maka mau atau tidak, suka atau tidak, kita akan berurusan dengannya. Setiap entrepreneur wajib hukumnya mengetahui dan memahami tentang pembukuan.

Ketidakpahaman tentang finansial akan memiliki dampak yang besar terhadap bisnis. Dampak yang dimaksud tentu saja lebih mengarah ke hal-hal yang kurang baik. Misalnya saja kas yang tidak terkelola dengan baik, di mana dalam pembukuan tercatat rapi, tetapi fisik uangnya tidak ada. Selain itu, bisa juga terjadi penyimpangan terkait penyusunan laporan keuangan, seperti penggelapan uang bisnis, pajak, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM

Prinsipnya jangan sampai terlambat dalam belajar dan memahami finansial. Mulailah sadar akan pentingnya finansial ketika kita telah berniat dan memutuskan untuk berbisnis dengan sistem partnership. Jangan menunda-nunda dan baru belajar tentang finansial ketika kondisi keuangan bisnis sudah tidak terkontrol dan ditemukan banyak penyimpangan. Risikonya kita akan sulit untuk memperbaiki finansial bisnis bahkan bisnis kita terancam kolaps.

Apa pun latar belakang pendidikan akademis dan pekerjaan kita di masa lalu yang sama sekali tidak terkait dengan keuangan, jangan dijadikan sebagai alasan untuk tidak melek terhadap bidang yang satu ini. Bahkan seorang freelancer yang lihai dalam mencari celah dan berhasil mendapatkan proyek-proyek dengan hasil yang cukup besar, tidak akan bisa menikmati hasil kerjanya secara maksimal apabila tidak didukung dengan pengetahuan yang memadai tentang keuangan.

3. Transparansi Dalam Hal Evaluasi Bisnis

Sahabat Wirausaha, meski kita telah mengenal partner bisnis kita luar dalam, termasuk segala rahasianya karena telah akrab secara pribadi, namun sisakan sedikit rasa ketidakpercayaan untuk menyerahkan segala urusan bisnis padanya. Hal ini bukan dimaksudkan secara negatif, tetapi lebih pada warning bagi kita untuk selalu waspada dan bekerja keras bersama untuk mengembangkan dan menyukseskan bisnis yang dijalankan tersebut.

Baca Juga: Menyiapkan Company Profile, Rencana Usaha, dan Proposal Bisnis untuk Mengundang Investor

Dalam bisnis dengan sistem partnership, setiap keputusan bisnis merupakan hasil kesepakatan bersama. Artinya, segala sesuatunya harus diputuskan bersama, tidak bisa sepihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penting bagi kita yang menjalankan bisnis dengan sistem partnership untuk membuat kesekapatan terkait dengan pembagian tugas (job description). Hal ini akan memudahkan masing-masing pihak untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Meski berjalannya bisnis tampak baik-baik saja dan lancar tanpa kendala, namun penting dilakukan evaluasi secara berkala dan transparan. Artinya, setiap perkembangan bahkan permasalahan yang dihadapi bisnis harus dibicarakan untuk dicari solusinya. Evaluasi harus dilakukan secara langsung dan tatap muka, agar komunikasi dapat berjalan lancar.

Baca Juga: Menyiapkan Company Profile, Rencana Usaha, dan Proposal Bisnis untuk Mengundang Investor

Bicara tentang komunikasi harus dilakukan dua arah dan terbuka. Artinya, segala ide atau bahkan uneg-uneg harus disampaikan secara profesional, tidak perlu ada rasa sungkan. Sayangnya, rasa sungkan ini seolah telah membudaya bahkan menjadi karakter orang Indonesia.

Rasa tidak enak untuk mengungkapkan permasalahan atau rasa tidak suka lebih dominan, sehingga mereka cenderung menyimpannya sendiri. Parahnya, mereka sungkan untuk mengungkapkan langsung kepada yang bersangkutan, tetapi justru membicarakannya di belakang dengan orang lain.

Baca Juga: Meneropong Masa Depan Rantai Pasok Melalui Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi pada prinsipnya merupakan salah satu faktor penting agar bisnis dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang menghambat terwujudnya komunikasi efektif dan terbuka harus disingkirkan. Apa pun permasalahan yang dihadapi harus disampaikan langsung agar dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu, antar-anggota tim dalam bisnis tersebut juga dapat mengetahui dan mengerti sudut pandang masing-masing.

4. Kesamaan Visi dan Prinsip Dalam Bisnis

Salah satu tantangan berbisnis dengan sistem partnership adalah membangun kesamaan visi dan prinsip bisnis. Ibarat membangun rumah tangga, dua orang yang memiliki latar belakang yang berbeda baik budaya, kebiasaan, ego, dan lain sebagainya harus bersatu menjalani bahtera rumah tangga agar sakinah, mawadah, warahmah. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu dibutuhkan kesamaan visi dan tujuan. Demikian pula halnya dengan bisnis.

Baca juga: Visi dan Misi

Bisnis yang dikelola dan dijalankan secara bersama, harus ada visi yang sama terkait dengan prinsip bisnis agar ‘cara memainkannya’ bisa seiring sejalan. Jika visi dan prinsip bisnis berbeda, maka cara bermainnya pun akan berbeda. Risikonya, gesekan konfliknya akan lebih kuat.

Tak bisa dipungkiri bahwa perbedaan itu pasti ada, baik dalam cara pandang maupun pendapat juga dalam mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, namun terkait dengan visi dan prinsip bisnis ini harus disamakan. Setiap owner bisa jadi memiliki metode tersendiri, namun cara memahami aset bisnis diantara owner harus sama. Dengan begitu, keputusan bisnis yang dihasilkan pun akan lebih baik.

Berbisnis dengan sistem partnership tentu memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Dari sisi kelemahan akan perlu banyak penyesuaian diantara para owner. Selain itu bisa jadi muncul pertentangan atau perbedaan baik dalam menentukan kebijakan, keputusan, dan lainnya. Untuk itu dituntut adanya kedewasaan dalam bersikap dan mengutamakan profesionalisme.

Baca juga: Pola Struktur Organisasi bagi UMKM

Sementara dari sisi keunggulannya, berbisnis dengan sistem partnership dapat meringankan beban kerja dan tanggung jawab karena ditanggung bersama-sama. Kita bisa berbagi tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam banyak hal yang tentunya berkaitan dengan bisnis. Misalnya, kita lemah di pembukuan keuangan, maka partner bisnis kita yang akan memperkuatnya.

Apabila kita kuat di marketing, sedangkan rekan bisnis kurang kompeten di bidang tersebut, maka kitalah yang akan memperkuat bisnis tersebut. Intinya, bisnis dengan sistem partnership bisa saling menutupi kelemahan, saling mengisi, dan melengkapi satu sama lain.

Baca Juga: Mengenal Kepemimpinan Tranformasional

Satu hal yang penting untuk selalu diingat bahwa berbisnis dengan sistem partnership tak lepas dari masalah, bahkan bisa jadi rawan timbulnya pertentangan dan perbedaan. Meskipun demikian, jangan menghindari masalah. Sebab, kita hanya akan menduplikasi masalah tersebut ketika kita pindah ke tempat baru, bahkan risiko atau dampaknya akan lebih besar. Hadapi setiap masalah apa pun risikonya, dan carilah solusinya.

Pembahasan yang sangat menarik bukan? Semoga tips bisnis tersebut bermanfaat bagi Sahabat Wirausaha yang sedang berencana menjalankan bisnis dengan sistem partnership.

Jika Sahabat Wirausaha tertarik untuk mengetahui bahasan selengkapnya, silakan mengakses video Sebelum Memulai Bisnis Dengan Teman, Perhatikan 4 Hal Ini.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.