Muhammadiyah – Sahabat Wirausaha, jika bicara mengenai ormas (organisasi masyarakat) keagamaan di Indonesia, tentu tidak akan lepas dari dua nama ormas Islam terbesar yakni Nahdlatul Ulama (NU) serta Muhammadiyah (MU). Hanya saja untuk nama terakhir, beberapa bulan ke belakang ini tengah menjadi perbincangan terutama kalangan perbankan, setelah Muhammadiyah memutuskan untuk menarik dana mereka dalam jumlah besar dari BSI (Bank Syariah Indonesia).

Tak main-main, dikutip dari website resmi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, estimasi total dana Muhammadiyah yang tersimpan di BSI menembus Rp13 triliun. Tentu dana sebesar itu semakin menegaskan jika Muhammadiyah adalah ormas Islam terkaya di Indonesia, sekaligus membuat banyak orang penasaran dari mana dana sebesar itu diperoleh oleh Muhammadiyah. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ulasan artikel berikut ini bisa Sahabat Wirausaha cermati.


Sejarah 112 Tahun Muhammadiyah, Fokus Gerakan Islam Modern

Ahmad Dahlan foto: Wikipedia

Sebelum Sahabat Wirausaha mengetahui seperti apa sumber penghasilan Muhammadiyah, tak ada salahnya kalau kita memahami seperti apa sejarah perjalanan ormas Islam raksasa ini. Adalah seorang santri kelahiran Arab yang berasal dari Desa Kauman, Yogyakarta bernama KH. Ahmad Dahlan yang menjadi pencetus kemunculan Muhammadiyah pada 18 November 1912 silam. Sejak kelahirannya, sang kyai memang fokus menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia. 

Usai beribadah haji ke Tanah Suci dan kedua kalinya tinggal di Indonesia pada tahun 1903, Dahlan yang terlahir dengan nama Muhammad Darwis memiliki segudang ide pembaruan soal Islam. Alih-alih menjadi konservatif, pria kelahiran 1 Agustus 1868 justru ingin Islam di Indonesia berkembang jauh lebih relevan. Terinspirasi dari gerakan reformis berkat perkenalannya dengan sejumlah tokoh penggerak bangsa, Dahlan ingin Islam Nusantara hidup secara murni dan terhapusnya praktik-praktik bid’ah atau sesat.

Mengusung prinsip amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan), Muhammadiyah akhirnya berkembang dari sekadar ormas Islam menjadi sebuah gerakan besar yang menyentuh sektor pendidikan. 

Baca Juga: Buat Bisnismu Lebih Efektif, Ini 7 Cara Membuat Struktur Organisasi untuk UMKM

Seperti yang didambakan oleh Dahlan, Muhammadiyah yang berhasil memadukan nash (dalil) dan waqi’ (konteks zaman) akhirnya mampu menyuguhkan peradaban Islam yang lebih positif sekaligus progresif, menjadikan Muhammadiyah begitu reformis-modernis. Lima tahun sejak berdiri, Muhammadiyah menghadirkan organisasi perempuan lewat Aisyiyah yang hingga saat ini berhasil mengembangkan pendidikan anak sekaligus perempuan Indonesia.

Kini lebih dari satu abad sudah usianya, Muhammadiyah tetap eksis dan bahkan menjadi ormas Islam terkaya di Indonesia, hingga kancah dunia. Bahkan berdasarkan data terbaru dari Sekretariat PP Muhammadiyah dalam Milad 111 Muhammadiyah pada 2023 silam, berikut beberapa aset dan kiprah Muhammadiyah seperti dikutip dari CNBC Indonesia, termasuk lini-lini bisnis yang dimiliki:

  • Aset Pimpinan Muhammadiyah meliputi PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah), PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah), PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah), PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah), PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhamaddiyah) dan UPP (Unsur Pembantu Pimpinan): 19.188
  • Instansi Pendidikan Muhammadiyah meliputi PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah – Aisyiyah), Sekolah/Madrasah dan PesantrenMU (Pesantren Muhammadiyah): 5.957
  • Instansi Kesehatan Muhammadiyah meliputi RS (Rumah Sakit) dan Klinik: 353 (20 lain dalam proses pembangunan)
  • Harta Wakaf: 20.465 lokasi
  • Luas Tanah Muhammadiyah: 214.742.677 m2
  • AUMSos (Amal Usaha Muhammadiyah Sosial): 1.012
  • Misi Kemanusiaan Internasional: Palestina, Filipina, Rohingya – Myanmar, Pakistan, Cox’s Bazar – Bangladesh, Maroko, Turki, Nepal, Sudan, Libya, Yordania, Lebanon

Dengan ratusan aset dan kiprahnya tersebut, tak heran jika Tempo mencatat total aset Muhammadiyah mencapai 400 triliun rupiah. Mayoritas berupa tanah dan bangunan, Muhammadiyah membuktikan kalau organisasi mereka bisa berkembang pesat dengan tetap memegang teguh prinsip Islam yang dibangun oleh Ahmad Dahlan.


Lini Bisnis Sosial Sebagai Sumber Kekayaan Muhammadiyah

Menanggapi isu total aset senilai ratusan triliun Rupiah, Anwar Abbas yang pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah, pernah menyatakan kepada Bisnis pada Desember 2020 silam. Kala itu Anwar memperkirakan kalau aset Muhammadiyah memang diperkirakan mencapai Rp400 triliun. Pencapaian ini sendiri memang terjadi karena Muhammadiyah berhasil menjalankan lini bisnis sosial mereka yakni AUM (Amal Usaha Muhammadiyah).

Menariknya, terbentuknya AUM sendiri merupakan anjuran dari Ahmad Dahlan supaya mengamalkan Surah Al Ma’un agar Muhammadiyah menjalankan bisnis sosial di bidang pendidikan dan kesehatan. Meskipun begitu, Dahlan melarang keras seluruh anggota menjadikan Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi, seperti diungkap dalam website resmi Muhammadiyah.

“AUM ini adalah ikhtiar amal saleh dan kemanfaatan yang bentuknya bukan sekadar materi atau bendawi saja (tangible), melainkan program-program non fisik juga (intangible). Inilah yang harus kita siapkan sebaik mungkin agar jangan sampai dalam pengembangan amal usahanya, Muhammadiyah terjebak sebagai organisasi pengelola semata. AUM merupakan media untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Islam,” papar Budi Setiawan selaku Ketua MDMC PP Muhammadiyah.

Dalam Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta pada 2010 silam, Hadjriyanto Y. Thohari yang pernah menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah bidang Kebencanaan, Pemberdayaan Masyarakat, Lingkungan Hidup, dan LazisMU, memaparkan mengenai trisula gerakan AUM. Di mana untuk abad pertama Muhammadiyah, trisula AUM fokus pada pendidikan, sosial, dan kesehatan maka di abad kedua akan berpusat di kebencanaan, pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan dana umat.

Supaya Sahabat Wirausaha makin paham, berikut adalah jenis-jenis bisnis sosial yang dikelola Muhammadiyah lewat gerakan AUM:

1. Bidang Pendidikan

Sekolah guru Muhammadiyah foto: Dikdasmen PP Muhammadiyah

Demi mewujudkan impian luhur sang pendiri yakni memecahkan permasalahan bangsa Indonesia yang masih berkutat di kebodohan dan kemiskinan, Muhammadiyah mendirikan amal usaha berupa sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan. Setelah pendirian madrasah-madrasah dan pesantren, Muhammadiyah melanjutkan tujuan besar mereka lewat perguruan tinggi demi mengajarkan ilmu pengetahuan umum yang lebih modern.

Kini sudah memiliki lebih dari lima ribu institusi di seluruh Indonesia, lembaga pendidikan Muhammadiyah pertama didirikan Ahmad Dahlan pada 1 Desember 1911 lewat MIDI (Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah). Memadukan sistem pendidikan Barat-Belanda dengan pendidikan Islam, MIDI yang berlokasi di Yogyakarta itu bahkan disebut-sebut sebagai cikal bakal pesantren modern. Setelah Dahlan wafat pada 1923, sistem pendidikan Muhammadyah itupun tumbuh di berbagai daerah di seluruh Nusantara.

Saat ini, Muhammadiyah dilaporkan sudah memiliki 3.370 TK, 2.901 SD, 1.761 SMP, 941 SMA dan 173 unit perguruan tinggi di Indonesia. Tentunya setiap lembaga pendidikan Muhammadiyah ini memberikan sumbangsih dalam pendanaan mandiri organisasi hingga saat ini.

Baca Juga: 7 Jenis Inovasi Organisasi yang Bisa Diterapkan Agar Bisnis Makin Produktif

2. Bidang Kesehatan

Gedung lawas RS PKU Muhammadiyah Jogja foto: Wikipedia

Seperti yang diharapkan Dahlan agar Muhammadiyah senantiasa membantu kelompok rentan pribumi, klinik PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) pun berdiri sebagai penyedia pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa. Berawal dari klinik sederhana itulh, empat tokoh pejuang Muhammadiyah yakni H. Zaini, Ki Bagus Hadikusumo, KH. Fakhruddin dan KH. Sudja’ yang merupakan generasi pertama berjuang bersama Dahlan, mendirikan RS PKU (Pembinaan Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah di Yogyakarta.

Berdiri pada tahun 1923, RS PKU Muhammadiyah Jogja itu akhirnya menjadi rumah sakit pertama milik Muhammadiyah sekaligus rumah sakit pertama milik pribumi. Kini dengan usia lembaga kesehatan yang sudah lebih dari satu abad, Muhammadiyah dilaporkan telah miliki 47 rumah sakit, 217 poliklinik, dan 82 klinik bersalin di seluruh Indonesia.

3. Bidang Sosial dan Keagamaan

Sebagai ormas Islam, dakwah memang menjadi kegiatan utama yang menjadi napas gerakan Muhammadiyah dari dulu hingga sekarang. Untuk bisa menyiarkan dakwah sejalan dengan keinginan Dahlan, Muhammadiyah pun mendirikan masjid-masjid yang menyebar di penjuru Nusantara. Tak berhenti pada kegiatan dakwah saja, aksi sosial pun menjadi salah satu kegiatan utama yang terwujud lewat santunan terhadap kelompok yatim piatu, lansia hingga mereka yang mengalami masalah mental.

Saat ini dilaporkan kalau Muhammadiyah sudah memiliki lebih dari 12 ribu masjid, 381 panti asuhan, 54 panti jompo dan 82 panti rehabilitasi. Seluruh kegiatan sosial dan keagamaan ini berjalan berkat modal wakaf dan iuran bulanan para anggota hingga bisnis mampu berjalan mandiri. Bahkan ketika bisnis masih dirintis, tak jarang anggota Muhammadiyah bekerja secara sukarela di lini-lini bisnis AUM termasuk sektor sosial dan keagamaan.

Baca Juga: Kepemimpinan Visioner Jadi Kunci Bisnis Bertumbuh dan Naik Kelas, Begini Penjelasan dan Cara Menerapkannya

4. Bidang Ekonomi

Lini bisnis terakhir yang menjadi kepedulian Muhammadiyah terhadap bangsa Indonesia terwujud lewat gerakan ekonomi mikro. Dahlan sendiri memang mendamba agar masyarakat negeri ini mampu mencapai kesejahteraan dan kemandirian ekonomi yang masih berlandaskan napas Islam. Tak heran kalau akhirnya hingga saat ini, Muhammadiyah sudah memiliki setidaknya 26 bank pembiayaan rakyat syariah, serta 275 Baitul Maal wat Tamwil.

Tak hanya itu saja demi menggerakkan perekonomian di lingkup yang lebih kecil, Muhammadiyah juga sudah mempunyai 81 koperasi syariah, 22 minimarket dan 5 kedai pesisir di seluruh Indonesia. Di mana seluruh lini bisnis ekonomi dari AUM ini berkontrbusi dalam pembiayaan organisasi secara mandiri sehingga aset dan kesejahteraan Muhammadiyah semakin berkembang lewat total pundi-pundi yang dimiliki.

Bagaimana Sahabat Wirausaha? Sangat luar biasa sekali kan gerakan Muhammadiyah ini? Pengelolaan yang secara profesional membuktikan kalau mereka lebih dari sekadar ormas Islam belaka. Muhammadiyah adalah bukti bagaimana organisasi raksasa tetap teguh memegang prinsip Islam selama lebih dari 100 tahun, tapi juga mampu memberdayakan masyarakat Indonesia lewat upaya anggotanya secara mandiri.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di-share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi:

  1. https://umsida.ac.id/muhammadiyah-tarik-13-t-di-bsi/
  2. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210617171045-31-655810/sejarah-berdirinya-muhammadiyah-dan-perkembangan-awal
  3. https://www.cnbcindonesia.com/research/20240610141529-128-545292/daftar-lengkap-aset-tanah-milik-muhammadiyah
  4. https://cekfakta.tempo.co/fakta/2596/sebagian-benar-aset-muhammadiyah-diperkirakan-senilai-rp-400-triliun-berupa-tanah-dan-bangunan
  5. https://finansial.bisnis.com/read/20201216/231/1331588/muhammadiyah-kaji-tarik-dana-dari-bank-syariah-hasil-merger-berapa-nilainya
  6. https://muhammadiyah.or.id/2022/04/amal-usaha-muhammadiyah-bukan-semata-mata-bisnis-tapi-memperjuangkan-nilai-islam/
  7. https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/20/230000779/sejarah-berdirinya-lembaga-pendidikan-muhammadiyah
  8. https://www.instagram.com/p/C8CKerGyPKr/