Sahabat Wirausaha termasuk dalam golongan Generasi Z atau Gen Z yang merupakan kelompok masyarakat yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012? Jika ya, berarti Sahabat Wirausaha memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Termasuk salah satunya dalam hal orientasi kewirausahaan. Dalam beberapa tahun terakhir, kewirausahaan telah menjadi pilihan karir yang semakin diminati oleh Gen Z di Indonesia. Banyak dari Gen Z yang memulai bisnis sendiri, di banyak bidang. Jadi, pilihan Sahabat Wirausaha untuk membangun usaha sudah tepat!
Tapi, seperti apa dan bagaimana pola orientasi kewirausahaan Gen Z di Indonesia, ya? Apa saja faktor yang memengaruhi minat Gen Z untuk menjadi seorang wirausaha? Supaya Sahabat Wirausaha semakin paham, ikuti terus ulasannya pada artikel ini, ya!
Mengapa Gen Z Memilih Berwirausaha?
Sebetulnya, apa yang membuat Gen Z lebih tertarik membangun bisnis atau berwirausaha? Ada pendapat yang menilai Gen Z menghindari atau tidak ingin terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang monoton. Berwirausaha dianggap memberikan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri, mengatur jadwal, dan menciptakan sesuatu yang lebih bermakna. Sementara, menurut jurnal Econosains “What Rasch Model Tell About Entrepreneurial Orientation Among Gen Z Entrepreneurs in Greater Jakarta” (Rinaldi, Herlina, dan Sudiarditha; 2022). Ada beberapa karakteristik perilaku Gen Z yang mempengaruhi pola pikir kewirausahaan mereka. Apa saja, ya?
1. Faktor Teknologi
Faktor ini memainkan peran besar dalam minat Gen Z terhadap kewirausahaan, ditambah resesi global, terorisme, dan epidemi COVID-19 mempengaruhi cara berpikir Generasi Z. (Francis & Hoefel, 2018).
Sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi yang terus berkembang, Gen Z memiliki akses ke informasi dan sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih mudah mencari sumber inspirasi, belajar tentang industri, dan membangun jaringan melalui platform online. Dalam hal ini, teknologi memberikan peluang yang lebih besar bagi Gen Z untuk memulai bisnis mereka sendiri.
2. Label "Digital Natives"
Label ini disematkan pada Generasi Z karena ketergantungan mereka pada media digital dan konten daring (Francis & Hoefel, 2018; Hamdi et al., 2022).
Baca Juga: Peran Inovasi Pada UMKM Menggunakan Akses Modal untuk Meningkatkan Kinerja
3. Dikaitkan Dengan Urutan Pembelajaran
Generasi Z lebih menyukai pembelajaran berdasarkan pengalaman atau melakukan sebelum bertanya/berbuat.
Penelitian lain, yaitu penelitian yang dikenal dengan nama "The Deloitte Millennial Survey 2016", menunjukkan bahwa 70% Generasi Z berencana untuk memulai bisnis mereka sendiri pada suatu saat dalam hidup mereka. "The Deloitte Millennial Survey 2016" adalah survei global yang dilakukan oleh Deloitte, sebuah perusahaan jasa profesional multinasional yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat. Survei ini dilakukan di 29 negara di seluruh dunia, termasuk di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Pasifik.
Selain itu, ada juga survei yang dilakukan oleh Youth Business International (YBI) pada tahun 2019 yang menemukan bahwa 62% Generasi Z lebih tertarik untuk memulai bisnis mereka sendiri daripada bekerja untuk perusahaan besar. YBI sendiri merupakan sebuah organisasi internasional yang berkantor pusat di London, Inggris yang didirikan pada tahun 2000 dan telah bekerja dengan mitra lokal di lebih dari 50 negara di seluruh dunia untuk memberdayakan pemuda melalui kewirausahaan. Penelitian dan survei ini menunjukkan bahwa ketertarikan Gen Z pada wirausaha sudah terlihat tidak hanya di Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Pola Orientasi Kewirausahaan Gen Z di Indonesia
Generasi Z di Indonesia memiliki beberapa pola orientasi kewirausahaan yang dapat diidentifikasi, antara lain:
1. Memiliki Motivasi untuk Mandiri
Gen Z cenderung ingin mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Mereka merasa bahwa memiliki bisnis sendiri dapat memberikan kebebasan dan kemandirian.
2. Tumbuh di Era Digital
Gen Z tumbuh dalam era digital, sehingga mereka cenderung tertarik pada bisnis yang berbasis teknologi seperti aplikasi, game, dan e-commerce. Karena sangat terbiasa dengan penggunaan teknologi dan internet, Gen Z cenderung menggunakan media sosial dan platform online untuk mempromosikan bisnis mereka.
3. Memiliki Ketertarikan Pada Kepedulian Sosial
Gen Z cenderung mempunyai nilai sosial yang kuat dan peduli terhadap isu-isu sosial. Bisnis yang memiliki dampak positif pada masyarakat atau lingkungan sangat diminati oleh mereka.
4. Memiliki Kemampuan Multitasking
Gen Z memiliki kemampuan melakukan banyak hal secara bersamaan, termasuk mengelola bisnis. Mereka juga cenderung memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan inovasi.
5. Memiliki Sumber Daya Terbatas
Sebagian besar generasi Z masih dalam tahap pendidikan atau baru memasuki dunia kerja, sehingga sumber daya mereka terbatas. Bisnis yang dapat dimulai dengan modal kecil atau bahkan tanpa modal sangat diminati oleh mereka.
6. Fokus pada Inovasi
Generasi Z cenderung berpikir out of the box dan mencari cara baru untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang berbeda dan menarik.
Berikut adalah Indikator dan Dimensi orientasi kewirausahaan dalam penelitian ini.
Sumber: https://journal.unj.ac.id
Seperti dikutip dari jurnal Econosains “What Rasch Model Tell About Entrepreneurial Orientation Among Gen Z Entrepreneurs in Greater Jakarta”, Gen Z dikenal sebagai generasi yang mandiri, kreatif, menghargai keberagaman, mahir dalam teknologi, fleksibel atau tidak terlalu hirarkis, dan lebih menyukai struktur yang datar, interaktif, berorientasi pada komunitas, atau jaringan kolaboratif (Liu et al., 2019). Sifat-sifat ini sangat selaras dengan (Ferreira, 2020; Liu et al., 2019):
- Dimensi orientasi kewirausahaan yang menekankan pada pencarian pendekatan baru.
- Inisiatif untuk bertindak tanpa menunggu orang lain.
- Keberanian untuk menjelajah ke hal-hal yang tidak diketahui tanpa banyak mempertimbangkan risiko yang ada.
- Kemauan untuk berbagi pengetahuan.
Selain itu, frasa "pengembara identitas" dikaitkan dengan Generasi Z. Mereka tidak ingin didefinisikan oleh satu stereotip sambil bereksperimen di media sosial untuk membangun beberapa identitas digital (Chicca & Shellenbarger, 2018).
Hamdi dkk. (2021) menemukan bahwa Generasi Z Indonesia lebih memilih untuk segera merasakan pengalaman membangun usaha baru dan belajar secara mandiri dari berbagai sumber digital. Mereka juga mengejar identitas mereka sendiri sebagai wirausahawan dan ingin menjadi wirausahawan yang otentik tanpa terpengaruh oleh kepribadian lain. Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator atau "teman" belajar dan penghubung sumber daya di dalam lingkungan kewirausahaan universitas untuk Generasi Z Indonesia.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
Pengaruh Tingkat Pendidikan pada Orientasi Kewirausahaan Gen Z
Peran Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia
Pendidik sebagai fasilitator yang mendukung orientasi kewirausahaan pada Gen Z, memiliki peran untuk banyak mengenalkan ragam jenis wirausaha yang menarik dan sesuai dengan perkembangan jaman. Fasilitator memberi stimulasi melalui pendidikan kewirausahaan yang dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan wirausaha di Indonesia. Apa saja peran penting yang dimainkan oleh pendidikan kewirausahaan di Indonesia?
1. Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan Wirausaha
Pendidikan kewirausahaan membantu para siswa dan mahasiswa untuk memahami dasar-dasar bisnis, mengembangkan keterampilan manajemen, dan mempelajari prinsip-prinsip pemasaran dan keuangan. Ini membantu mereka mempersiapkan diri untuk menjadi wirausaha yang sukses dan berdaya saing.
2. Penerapan Karakteristik Wirausaha
Penerapan ini dapat dilakukan dengan menekankan pola pembelajaran kewirausahaan yang mengarahkan kepada empat prinsip penting yaitu:
- Learning to know, melalui prinsip ini siswa dan mahasiswa belajar untuk mengetahui atau memahami kewirausahaan. Prinsip ini dikondisikan agar siswa dan mahasiswa aktif mencari tahu dan menciptakan rasa ingin tahu yang besar tentang kewirausahaan.
- Learning to do, dimana siswa dan mahasiswa belajar untuk melakukan wirausaha.
- Learning to be, siswa dan mahasiswa belajar mempraktikkan kegiatan wirausaha agar siswa dan mahasiswa mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha.
- Learning to live together, siswa dan mahasiswa belajar untuk bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha. Pembelajaran kewirausahaan di sekolah dan universitas perlu diintegrasikan dengan sikap dan perilaku seperti tanggung jawab, kerja keras, disiplin, semangat belajar, dan lain-lain.
Banyak jenis penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki dampak EO atau Education and Training of Entrepreneurship terhadap perilaku kewirausahaan siswa. Sebagai contoh, (Barba-Sánchez & Atienza-Sahuquillo, 2012) menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan secara substansial terkait dengan pengambilan risiko dan bakat proaktif siswa dalam belajar. Studi lain menemukan bahwa mahasiswa yang berpartisipasi dalam pendidikan kewirausahaan lebih kreatif. Sebagai hasilnya, universitas memainkan peran penting dalam pelatihan kewirausahaan, antara lain:
1. Memberikan Informasi yang Lebih Baik dan Tingkat Pengalaman yang Lebih Tinggi
Hal ini memberikan kompetensi yang lebih kuat bagi seseorang untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan dan memperoleh sikap kewirausahaan. Penelitian menemukan bahwa mahasiswa dengan pengalaman kewirausahaan yang lebih besar memiliki EO yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki pengalaman kewirausahaan (Cho & Lee, 2018; Mutlutürk & Mardikyan, 2018; Sutanto et al., 2018).
2. Orientasi Kewirausahaan Tercermin Dalam Sikap dan Nilai Seseorang
Hal ini berkonsentrasi untuk secara proaktif mengejar peluang dan berinovasi. EO juga merupakan prosedur pelatihan yang memungkinkan siswa dan mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan kewirausahaan yang memberikan wawasan, meningkatkan kesadaran, dan mengungkapkan gambaran mental yang kuat tentang kewirausahaan.
3. Pendidikan Kewirausaan Muncul untuk Membantu Siswa dan Mahasiswa dalam Mengembangkan Kemampuan yang Diperlukan
Kinerja yang sukses selama proses kewirausahaan berdasarkan gagasan bahwa kewirausahaan dapat diajarkan dan dipelajari. Keterampilan ini dapat membantu wirausahawan masa depan untuk meningkatkan kewirausahaan (Cho & Lee, 2018; Sahoo & Panda, 2019; Sutanto et al., 2018).
Jika instruksi kewirausahaan yang tepat diberikan, siswa dan mahasiswa akan belajar kepercayaan diri yang penting untuk meluncurkan perusahaan mereka selama, sebelum, atau setelah program pendidikan tinggi mereka. Selain itu, dengan mengintegrasikan mahasiswa ke dalam berbagai kegiatan bisnis, pendidikan menjadi sangat penting dalam meningkatkan efikasi kewirausahaan mahasiswa (Cho & Lee, 2018; Hoffman & Peters, 2021; Sahoo & Panda, 2019; Sutanto et al.)
Baca Juga: Pengaruh Kemudahan Akses Keuangan Terhadap Performa Bisnis UMKM, Simak Pembahasannya!
Dampak Orientasi Wirausaha Gen Z di Indonesia
Dengan pola orientasi kewirausahaan yang dimiliki Gen Z di Indonesia, tentu saja memberikan dampak yang cukup besar yang berpengaruh pada beberapa faktor, diantaranya:
1. Menjadi Tren Baru dalam Dunia Wirausaha
Dengan semakin banyaknya Gen Z yang tertarik untuk terjun dalam dunia wirausaha, maka akan menjadi tren baru dalam dunia bisnis di Indonesia. Dengan adanya generasi yang memiliki cara pandang dan strategi yang berbeda dari generasi sebelumnya, maka akan memberikan dampak positif bagi perkembangan dan inovasi bisnis di Indonesia.
2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Semakin banyaknya wirausaha dari generasi muda ini tentunya akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena mereka akan menciptakan lapangan kerja baru dan membuka usaha baru, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan Kreativitas Bisnis
Karena Gen Z merupakan generasi yang sangat terbuka terhadap teknologi dan perubahan. Hal ini membuat mereka mampu untuk mengembangkan bisnis dengan kreativitas yang lebih tinggi. Dengan demikian, bisnis yang dijalankan oleh Gen Z akan lebih berkembang dan bisa lebih bersaing di pasar.
4. Memperluas Pasar
Kebanyakan Gen Z merupakan konsumen aktif yang gemar membeli barang atau jasa secara online. Mereka juga cenderung lebih suka untuk membeli produk yang memiliki nilai tambah dan memiliki nilai sosial yang baik. Sehingga, wirausaha Gen Z mampu memperluas pasar melalui pemanfaatan teknologi dan produk yang ramah lingkungan atau memiliki nilai sosial yang baik.
5. Menyebarkan Semangat Kewirausahaan pada Generasi Berikutnya
Kegiatan wirausaha yang dilakukan oleh Gen Z bisa menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bisnis mereka. Hal ini bisa memperkuat semangat kewirausahaan di Indonesia dan mendorong munculnya wirausahawan yang lebih berkualitas dan memiliki nilai-nilai sosial yang baik.
Baca Juga: 6 Tips Bisnis Sukses Bagi UMKM Agar Siap Naik Kelas
Jenis Wirausaha Yang Digemari Gen Z
Pola orientasi kewirausahaan Gen Z di Indonesia juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang mereka anut. Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat peduli dengan isu-isu sosial, lingkungan, dan kesehatan mental. Hal ini tercermin dalam bisnis yang mereka ciptakan, hingga banyak dari bisnis yang didirikan oleh Gen Z memiliki misi sosial atau tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau lingkungan sekitar. Dalam hal ini, kewirausahaan menjadi alat untuk mencapai tujuan sosial dan nilai-nilai yang mereka anut.
Lalu, seperti apa bentuk wirausaha atau bisnis yang disasar dan digemari oleh Gen Z yang bisa mewujudkan nilai yang dianut?
1. Bisnis Online
Contohnya, bisnis e-commerce, dropshipping, dan afiliasi marketing.
2. Bisnis Sosial
Contohnya, bisnis yang memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram dan TikTok.
3. Bisnis Lingkungan
Contohnya, bisnis yang berfokus pada produk atau layanan yang ramah lingkungan.
4. Bisnis Fashion
Contohnya, fashion yang unik dan berbeda, fashion yang mengikuti tren terbaru dan mampu memberikan dampak berkelanjutan.
5. Bisnis Makanan
Contohnya, bisnis yang menawarkan makanan sehat, vegan dan organik.
6. Bisnis teknologi
Contohnya, bisnis yang berfokus pada teknologi seperti pengembangan aplikasi, game, dan perangkat lunak.
7. Bisnis kreatif
Contohnya, bisnis yang menawarkan produk atau layanan kreatif seperti seni, musik, dan desain grafis sangat diminati oleh mereka.
Kewirausahaan menawarkan potensi penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan bekerja pada perusahaan lain. Hal ini membuat banyak Gen Z yang memilih untuk menciptakan peluang kerja mereka sendiri dengan memulai bisnis. Walaupun pola orientasi kewirausahaan Gen Z di Indonesia juga memiliki tantangan tersendiri, seperti kurangnya modal dan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk memulai bisnis tetapi daya juang Gen Z dalam menempa jiwa wirausaha terlihat masih sangat kuat. Jadi, bagi Sahabat Wirausaha yang termasuk Gen Z, teruslah bersemangat menjalankan impian sebagai seorang wirausaha, ya!
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi :
- What Rasch Model Tell About Entrepreneurial Orientation Among Gen Z Entrepreneurs in Greater Jakarta, 27084-Article Text-86785-1-10-20221215.pdf/ http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains
- https://kumparan.com
- https://lifestyle.kompas.com
- https://mediaindonesia.com
- https://www.liputan6.com
- https://instiki.ac.id
- https://talentics.id
- https://cabdindikwil1.com