Dalam menjalankan usaha, peran permodalan tentu menjadi sebuah hal yang penting. Modal membantu pelaku usaha untuk mampu melakukan ekspansi dan mengembangkan usaha lebih jauh. Salah satu aktivitas yang kemudian dapat muncul dari permodalan adalah adanya inovasi yang lebih baik. Hanya saja, dampak ini perlu dikaji lebih jauh. Pertanyaan tersebut dapat dikembangkan kembali apabila mencoba melihat dampak dari inovasi terhadap performa perusahaan.

Dalam mencoba melihat dampak tersebut, sebuah kajian dilakukan oleh Marioa Rio Rita, Yeterina Widi Nugrahanti dan Ari Budi Kristanto dengan judul Peer-to-Peer Lending, Financial Bootstrapping and Government Support: The Role of Innovation Mediation on MSME Performance. Kajian tersebut membantu kita mengidentifikasi apakah terdapat pengaruh dari inovasi terhadap performa bisnis pelaku UMKM, termasuk di dalamnya dengan melihat faktor yang mendorong adanya inovasi itu sendiri.

Menarik bukan? Yuk, kita lihat lebih dalam mengenai kajian tersebut.


Metodologi Penelitian Pengaruh Inovasi Terhadap Performa Bisnis

Dalam mencari tahu terkait pengaruh dukungan usaha terhadap performa bisnis, kajian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei pada UMKM yang berdomisili di daerah Salatiga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, terdapat 1.969 unit bisnis di Salatiga. Dengan mengacu pada data tersebut, survei berhasil mengumpulkan data sebanyak 112 pelaku UMKM.

Setelah data tersebut terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan ekonometrika. Metode ini menggunakan pendekatan matematika, statistika dan ekonomi dalam satu alat untuk kemudian melihat hubungan antara data yang dimiliki. Secara lebih spesifik, metode pengolahan data yang digunakan adalah Partial Least Squares (PLS) – Structural Equation Model (SEM). Metode ini cocok untuk digunakan pada pengolahan data yang bersifat praktis.

Dalam metode PLS, dilakukan pengujian statistik yang sering disebut sebagai uji signifikansi. Suatu variabel dikatakan signifikan apabila nilai variabel tersebut memiliki ekstrim 1% hingga 10% dari kemungkinan nilai tersebut bisa terdapat dalam sebuah populasi. Indikator signifikansi ini dapat dilihat dari nilai p-value yang lebih kecil dari 1% hingga 10%. Apabila nilai tersebut terpenuhi, maka variabel tersebut dikatakan signifikan dalam menjelaskan variabel dependen, dalam hal ini adalah performa bisnis.

Pada penelitian ini, dilakukan kajian mengenai variabel yang dapat mempengaruhi performa bisnis. Pengaruh tersebut dapat berasal dari tiga variabel utama, yaitu pembiayaan melalui P2P, financial bootstrapping atau yang dapat dikenal sebagai permodalan melalui sumber pembiayaan internal dan dukungan pemerintah. Ketiga variabel ini akan dilihat pengaruhnya terhadap performa bisnis. Selain itu, ketiga variabel ini juga akan diuji pengaruhnya terhadap inovasi yang kemudian dilihat pengaruhnya terhadap performa bisnis.

Baca Juga: 4 Pelajaran Tentang Inovasi dari Buku The Innovator’s Dilemma


Pengaruh Dukungan Usaha Terhadap Performa Bisnis

Setelah memahami mengenai metodologi, hasil penelitian dapat dipahami dengan lebih baik. Pada tahapan pertama, dilakukan pengujian terhadap pengaruh dari ketiga variabel dukungan usaha terhadap performa bisnis dari UMKM. Ketiga variabel ini yang nantinya akan menjadi faktor yang mendorong timbulnya inovasi yang pada akhirnya akan meningkatkan performa bisnis.

A screenshot of a computer

Description automatically generated with low confidence

Tabel 1. Hasil pengolahan Data Pengaruh Pembiayaan terhadap Performa Bisnis UMKM

Pada tabel 1, dapat terlihat mengenai hasil pengolahan data berkaitan dengan pengaruh faktor dukungan usaha terhadap performa bisnis UMKM. Pada tabel tersebut, terdapat notasi asterisk (*) pada kolom P-value yang menggambarkan tingkat signifikansi dari sebuah pengujian yang dilakukan. Pengujian sendiri dapat dilihat pada kolom pertama dimana penelitian tersebut melakukan pengujian terhadap setiap variabel dukungan usaha dan inovasi terhadap performa bisnis. Pengujian juga dilakukan untuk melihat variabel pendukung usaha terhadap tingkat inovasi.

Pada pengujian pertama, dilakukan pengujian apakah terdapat pengaruh dari pembiayaan peer to peer lending (P2P) terhadap performa bisnis (BP) dari UMKM. Pada pengujian ini terlihat bahwa koefisien dari pembiayaan peer to peer lending adalah 0,09 dengan nilai probabilitas 0,097. Nilai probabilitas tersebut lebih rendah dari nilai 10% atau 0,1 sehingga kondisi ini dapat dikatakan sebagai sebuah kondisi yang tidak biasa terjadi. Dalam statistik, hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari pembiayaan peer to peer lending terhadap performa bisnis. Hal ini dapat disebabkan oleh penambahan modal yang disertai dengan kewajiban bagi UMKM yang menerima pembiayaan dari peer to peer. Kewajiban tersebut mendorong UMKM untuk mampu menggunakan pinjaman yang didapatkan dengan sebaik mungkin sehingga berdampak pada peningkatan performa perusahaan.

Selanjutnya pada pengujian kedua, terlihat bahwa terdapat pengaruh dari financial bootstrapping (FB) terhadap performa bisnis (BP) dari UMKM. Pada pengujian ini, nilai probabilitas menunjukkan nilai 0,058 dimana angka ini juga menunjukkan signifikansi seperti pada pembiayaan peer to peer lending. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari financial bootstrapping dalam mendorong adanya peningkatan performa bisnis. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil tersebut adalah mekanisme yang dapat meringankan kondisi keuangan dapat meningkatkan performa bisnis pada para pelaku UMKM. Bentuk keringanan ini dapat diperoleh dari beberapa sumber seperti kemudahan yang diterima dari konsumen dengan pembayaran tunai, maupun penyediaan bahan baku yang cenderung tidak terlalu banyak dalam kegiatan operasional sehingga tidak memperberat likuiditas dari pelaku usaha.

Pada pengujian terkait pengaruh dukungan pemerintah (GS) terhadap performa bisnis (BP), tidak ditemukan hasil yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari nilai probabilitas yang hanya sebesar 0,182 dimana nilai tersebut lebih besar dari batas 10% atau 0,10. Kondisi ini dapat disebabkan oleh pengaruh peran pemerintah yang justru mungkin membuat pelaku UMKM menjadi merasa dibantu dan menurunkan performa bisnis mereka. Dalam beberapa penelitian, kondisi ini dapat disebut sebagai kondisi dengan adanya moral hazard dimana kemudahan yang diterima justru membuat seorang individu tidak ingin berusaha lebih keras.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!


Kaitan Faktor Dukungan Usaha dan Inovasi pada Pelaku UMKM

Setelah melihat hubungan antara beberapa variabel dukungan usaha dan performa bisnis secara langsung, pengaruh tersebut dapat diuji kembali dengan memasukkan inovasi sebagai mediator antara dukungan yang diterima oleh pelaku UMKM dengan performa bisnisnya.

Dalam rangka hubungan tersebut, dilakukan pengujian terhadap setiap variabel dukungan usaha terhadap variabel inovasi. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di baris ke 5 hingga ke 7 dimana nilai p-value untuk seluruh pengujian tersebut berada di bawah 0,05 yang menandakan bahwa pengaruh tersebut dapat dikatakan signifikan. Selain melihat signifikansi, penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif dari setiap variabel dukungan usaha terhadap tingkat inovasi. Hal ini dikonfirmasi dengan nilai positif pada kolom path coefficient pada Tabel 1.

Dengan hasil yang signifikan dan hubungan yang positif, maka dapat disimpulkan pembiayaan dari peer to peer, financial bootstrapping dan dukungan pemerintah, yang dapat meningkatkan adanya inovasi. Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan akan mampu memberikan kesempatan kepada para pelaku UMKM untuk melakukan inovasi berkaitan kegiatan bisnisnya. Hal ini tidak terlepas dari bantuan baik berupa keuangan dan juga non-keuangan yang dapat meningkatkan kapasitas bisnis pelaku UMKM.

A picture containing diagram, line, circle, font

Description automatically generated

Gambar 1. Pemetaan Hasil Penelitian

Selain melihat pengaruh positif dari berbagai faktor dukungan usaha, terlihat bahwa variabel inovasi (IN) sendiri memiliki pengaruh positif terhadap variabel performa bisnis (BP). Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value pada tabel 1 yang berada pada angka dibawah 0,1 dan bahkan di bawah 0,05, yaitu 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tersebut signifikan. Dengan tingkat signifikansi tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin inovatif pelaku UMKM maka akan semakin baik performa bisnisnya. Hal ini tidak terlepas dari

Dengan signifikansi dari variabel inovasi yang terdapat pada gambar 1, penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya adalah dengan melihat bagaimana variabel inovasi dapat menjadi mediasi dalam melihat pengaruh dukungan usaha terhadap performa bisnis. Secara statistik, metode yang kemudian digunakan adalah dengan menjadikan variabel inovasi sebagai moderasi.

Baca Juga: Peran WhatsApp Business Dalam Inovasi dan Pelayanan Bisnis, Berikut Pembahasannya


Dukungan Usaha dan Peran Inovasi dalam Mendorong Performa Bisnis

Setelah melihat signifikansi pengaruh dari inovasi terhadap performa bisnis, penelitian ini mencoba melihat pengaruh dari variabel dukungan usaha terhadap performa bisnis melalui peningkatan inovasi. Dengan pengujian tersebut, penelitian ini mampu melihat apakah dukungan usaha dapat meningkatkan performa bisnis dimana hal itu disebabkan oleh peningkatan inovasi.

A screenshot of a calculator

Description automatically generated with low confidence

Tabel 2. Hasil Pengolahan Data dari Variabel Dukungan Usaha, Inovasi dan Performa Bisnis

Pada pengujian pertama, dilakukan pengujian apakah terdapat pengaruh dari pembiayaan peer to peer (P2P) terhadap performa bisnis (BP) dari UMKM dengan melalui pengaruh mediasi dari inovasi (IN). Pada pengujian ini terlihat bahwa koefisien dari pembiayaan peer to peer lending adalah 0,081 dengan nilai probabilitas 0,057. Dalam statistik, hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari inovasi terhadap performa bisnis. Pada sisi lain, inovasi ini juga dapat disebabkan oleh pembiayaan peer to peer yang didapatkan oleh pelaku UMKM. Hubungan antar variabel ini memberikan gambaran bagaimana mekanisme peningkatan akses pembiayaan oleh pihak ketiga dapat meningkatkan performa bisnis melalui peningkatan inovasi.

Selanjutnya pada pengujian kedua, terlihat bahwa terdapat pengaruh dari financial bootstrapping (FB) terhadap performa bisnis (BP) dari UMKM dengan melalui pengaruh mediasi dari inovasi (IN). Pada pengujian ini, nilai probabilitas menunjukkan nilai 0,001 dimana angka ini juga menunjukkan signifikansi seperti pada pembiayaan peer to peer lending. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari financial bootstrapping dalam mendorong adanya peningkatan performa bisnis melalui peningkatan inovasi. Dalam kesimpulan yang lebih luas, mekanisme operasional yang lebih menguntungkan pelaku UMKM akan memberi kesempatan untuk meningkatkan inovasi yang pada akhirnya akan meningkatkan performa bisnis.

Terakhir, pada pengujian terkait pengaruh dukungan pemerintah (GS) terhadap performa bisnis (BP) dengan melalui pengaruh mediasi dari inovasi (IN), ditemukan juga hasil yang signifikan. Hal ini berbeda dengan hasil pengujian tanpa melibatkan inovasi seperti pada model pertama dimana hasil tersebut tidak signifikan. Signifikansi ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang hanya sebesar 0,001. Berbeda dengan hasil sebelumnya, dukungan pemerintah yang meningkatkan inovasi akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap performa bisnis.

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk melihat lebih jauh pentingnya dukungan kepada pemerintah. Dukungan tersebut tidak harus langsung dari pemerintah, tetapi dapat juga dilakukan dengan menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM seperti memperbanyak akses pembiayaan dan memudahkan akses operasional bagi pelaku UMKM.

Pada sisi permintaan, pelaku UMKM harus mampu dan berani mencari dukungan usaha seperti pembiayaan pihak ketiga, dukungan operasional dan dukungan dari pemerintah. Selain memberikan bantuan berupa pembiayaan, kemudahan berusaha dan lainnya, dukungan tersebut juga akan berdampak terhadap peningkatan inovasi. Pada tahap lebih lanjut, inovasi ini akan berdampak positif terhadap performa bisnis yang menjadi lebih baik.

Nah, itulah ringkasan singkat dari Kajian Peran Inovasi Pada UMKM Menggunakan Akses Modal Untuk Meningkatkan Kinerja. Semoga dengan kajian tersebut, kamu dan para pelaku UMKM lainnya jadi bisa lebih tahu dan berani untuk mengakses berbagai program dukungan bagi usaha, baik itu yang berbentuk pembiayaan atau dukungan lainnya.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.