Kabar baik bagi UMKM yang produknya ingin Go Global! Kementerian Perdagangan akan rutin gelar business matching UMKM demi genjot ekspor produk lokal. 

Program tersebut disepakati pasca pertemuan dengan para agregator Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendukung salah satu program prioritas Kemendag yang bernama BISA (Berani Inovasi, Siap, Adaptasi) Ekspor.

“Kita kumpulin para pembina UMKM, Agregator. Jadi, kita cari kerjasama bersama-sama apa masalahnya, kemudian dalam waktu dekat apa yang harus kita lakukan. Jadi target kita kan secepatnya UMKM ini segera bisa eksplor,” ujar Budi setelah pertemuan dengan Agregator UMKM di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (8/11) seperti dilansir dari tirto.id. 

Hasil dari pertemuan tersebut membuahkan kesepakatan untuk menangani kendala dan tantangan ekspor yang dihadapi pelaku UMKM, salah satunya dengan menggelar kegiatan business matching UMKM secara rutin. 

“Nah tadi belum disepakati kan, ada yang minta per bulan, per dua bulan sekali, per tiga bulan sekali, nanti habis ini akan diundang oleh Ditjen PEN untuk kelanjutan ini,” tutur Mendag Budi.


Diperuntukkan Bagi Pelaku dan Pembina UMKM

Mendag Budi Santoso menjelaskan jika kegiatan business matching ini diperuntukkan bagi pelaku UMKM yang produknya siap ekspor dan para pembina UMKM.

“Kami akan membuat business matching UMKM dengan perwakilan kita untuk mempromosikan produk-produk kita. Jadi secara rutin, tiap bulan nanti akan ada business matching dengan para pembina UMKM,” tambahnya.  

Mendag Budi menilai bahwa masalah yang ditemui UMKM terkait ekspor ada bermacam-macam sehingga perlu adanya asistensi terkait perpajakan, perizinan, dan promosi produk. 

Selain itu, Mendag menjelaskan jika nantinya akan ada kegiatan pembinaan kepada para pelaku UMKM dengan dua tujuan, antara lain meningkatkan daya saing dan akses pasar. Menurutnya, penting sekali pelaku UMKM bisa melihat daya saing, terutama ketika ingin melakukan ekspor.

“Daya saing bagaimanapun juga ketika kita ekspor, barang kita harus bagus. Kalau nggak bagus, misalnya daya saing itu kan kita seperti di daya saing itu tidak mesti dari sisi produknya ya, tapi dari sisi manajemennya. Kalau perusahaannya ya nggak tau cara ekspor dan sebagainya kan juga itu dari daya saing,” jelasnya. 

Kegiatan business matching UMKM  itu juga akan menyertakan pelatihan untuk mendalami teknik desain produk. Menurut Budi, kegiatan ini sudah pernah dilakukan sebelumnya dan membuahkan hasil positif.

“Jadi misalnya kemarin ada permintaan rotan, misalnya. Supaya ada prototipe produk tertentu dari rotan. Karena kemarin, tahun kemarin, eh tahun ini Expert Expo, dari hasil pendampingan desain itu ternyata laku keras itu,” jelas Budi.

Tujuan selanjutnya dari kegiatan tersebut adalah meningkatkan akses pasar. Dalam hal ini, perlunya meningkatkan tata marketing agar Indonesia bisa mendapat buyer dan agregator di luar negeri. “Ya kalau melalui perwakilan kita mungkin dia lebih tau mana buyer dan agregator yang terpercaya, yang bisa kita pakai,” tuturnya.


Diorganisir oleh Ditjen PEN

Budi kembali menegaskan bahwa kegiatan ini akan dikoordinasikan langsung oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN). Menurutnya, Ditjen PEN lah yang akan melakukan kurasi terhadap produk-produk Indonesia sebelum bisa di eskpor.

“Ditjen PEN yang mengkoordinasikan. Makanya kenapa kita ketemu para pembina UMKM ekspor. Nah mereka juga bisa mengkurasi produk-produknya. Dia kan membina supaya ada standar eksplornya. Nah nanti dari kita juga ada di bawah di Ditjen PEN. Misalnya standar produk yang bisa masuk eksplor seperti apa gitu ya,” ucapnya.

Sumber foto: metrotv

Referensi: 

  1. tirto.id
  2. bisnis.com