Usaha Jual Ketoprak

Memulai usaha ketoprak mungkin terdengar sederhana. Makanan khas Betawi ini memang sudah sangat akrab bagi masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Depok, dan Bekasi. Namun di balik tampilannya yang merakyat, ketoprak menyimpan potensi bisnis yang besar. Sajian berbahan dasar tahu, lontong, bihun, dan bumbu kacang ini mampu menciptakan perputaran uang harian yang stabil, terutama jika disajikan dari lokasi strategis.

Menurut data BPS tahun 2023, sub-sektor makanan dan minuman menyumbang lebih dari 39% terhadap Produk Domestik Bruto UMKM nasional, terbesar di sektor ekonomi mikro. Di dalamnya, usaha kuliner kaki lima seperti ketoprak terus bertahan, bahkan berkembang, berkat karakter produknya yang fleksibel terhadap situasi ekonomi. Jika Sahabat Wirausaha sedang mencari peluang usaha yang mudah dijalankan dan populer, maka memulai usaha ketoprak adalah langkah yang patut dipertimbangkan. Berikut ini panduan lengkapnya.


Riset Awal: Menentukan Lokasi, Pasar, dan Diferensiasi Produk

Langkah pertama sebelum benar-benar terjun ke lapangan adalah melakukan riset yang komprehensif. Aspek lokasi, preferensi konsumen, dan pemahaman terhadap kompetitor adalah kunci penting yang akan menentukan keberlangsungan usaha ke depan. Dalam konteks memulai usaha ketoprak, riset meliputi:

1. Mengenali Pasar dan Target Konsumen

Konsumen utama ketoprak umumnya berasal dari kalangan pekerja harian, pelajar, mahasiswa, dan warga sekitar. Cita rasa pedas-manis dan harga terjangkau menjadi daya tarik utamanya.

Contoh: Di Jakarta Pusat, dalam radius 1 km bisa terdapat 5–7 pedagang ketoprak. Namun sebagian besar hanya buka pada pagi atau siang hari. Celah waktu malam hari masih bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha baru.

Baca Juga: 10 Ide Bisnis Kuliner Unik & Viral di Tahun 2026

2. Riset Lokasi

Lokasi strategis akan sangat memengaruhi volume penjualan. Pastikan area yang kamu pilih memperbolehkan usaha makanan kaki lima, dan tidak melanggar Perda atau ketentuan RTRW setempat. Pilihan lokasi ideal antara lain:

  • Dekat kampus atau sekolah
  • Sekitaran perkantoran
  • Dekat pasar atau stasiun
  • Kawasan permukiman padat

3. Studi Kompetitor

Cicipi produk kompetitor: berapa harga satu porsi? Bagaimana penyajian dan kebersihannya? Apakah mereka menawarkan varian atau topping tambahan? Dengan riset ini, kamu bisa merancang pembeda yang menarik, misalnya: ketoprak topping tempe, ketoprak jumbo, atau ketoprak pedas level.


Mempersiapkan Modal dan Sarana Produksi

Setelah mengetahui seperti apa pasar yang akan kamu masuki, kini saatnya mempersiapkan modal dan kebutuhan produksi. Usaha ketoprak tidak memerlukan dapur besar atau peralatan canggih. Namun, beberapa perlengkapan dasar wajib dimiliki untuk menjamin kelancaran operasional sehari-hari. Perlengkapan usaha ketoprak dasar antara lain adalah :

  • Gerobak atau etalase kecil (Rp3 juta-Rp7 juta)
  • Kompor gas & tabung (Rp500 ribu)
  • Wajan dan peralatan masak (Rp500 ribu – Rp1 juta)
  • Peralatan makan dan kemasan take-away (Rp500 ribu)
  • Seragam & apron (opsional)

Selain itu, kamu juga perlu menyiapkan bahan baku utama. Untuk menjaga konsistensi rasa, pastikan membeli bahan dari supplier tetap yang segar dan bersih. Berikut adalah bahan-bahan ketoprak yang bisa kamu beli di pasar :

  • Tahu, lontong, bihun, tauge
  • Bumbu kacang (kacang tanah, bawang, cabai, gula, garam)
  • Minyak goreng, kecap manis, air jeruk limau

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!


Analisis Modal Usaha dan Proyeksi Keuntungan

Kira-kira berapa modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan kapan bisa balik modal? Di segmen ini, kita akan kupas tuntas perhitungan modal usaha hingga proyeksi keuntungan secara realistis dan aplikatif. Berikut contoh perhitungan lengkapnya :

1. Estimasi Biaya Awal, yaitu perkiraan biaya yang harus dikeluarkan untuk peralatan-peralatan dasar yang dibutuhkan untuk memulai usaha ketoprak dan umumnya dikeluarkan di awal memulai usaha :

Komponen

Biaya

Gerobak atau meja etalase

Rp5.000.000

Kompor gas + tabung + wajan

Rp1.000.000

Alat makan, sendok, baskom, piring

Rp750.000

Seragam & branding

Rp500.000

Bahan baku 1 minggu pertama

Rp1.500.000

Biaya izin & cetak spanduk/menu

Rp250.000

Total Estimasi Modal Awal

Rp9.000.000

2. Estimasi Operasional Bulanan, yaitu biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk menjalankan usaha, seperti bahan baku harian, kemasan, dan lain-lain : 

Komponen

Biaya

Bahan baku harian (30 hari x Rp200.000)

Rp6.000.000

Gas dan minyak goreng

Rp500.000

Biaya kemasan (Rp2.000 x 30 porsi x 30 hari)

Rp1.800.000

Upah tenaga bantu (jika ada)

Rp1.000.000

Lain-lain

Rp500.000

Total Operasional

Rp9.800.000/bulan

3. Estimasi Pendapatan:

  • Penjualan per hari: 30 porsi x Rp15.000 = Rp450.000
  • Pendapatan bulanan: Rp450.000 x 30 = Rp13.500.000
  • Laba kotor bulanan: Rp13.500.000 – Rp9.800.000 = Rp3.700.000

Dengan asumsi modal awal sebesar Rp9 juta, dan laba bersih sekitar Rp3,7 juta per bulan, maka balik modal dapat dicapai dalam 2,5 bulan saja. Tentunya ini bisa meningkat jika penjualan konsisten naik atau kamu membuka cabang baru.

Baca Juga: 6 Tips Menjaga Konsistensi Kualitas Produk pada Bisnis Kuliner


Tips Menjalankan Usaha: Operasional Harian dan Kualitas Produk

Setelah semua persiapan selesai, kini waktunya menjalankan usaha secara nyata. Menjaga kualitas rasa dan kebersihan adalah dua hal paling utama. Pastikan bumbu kacang selalu dibuat dalam kondisi segar, tidak berbau tengik, dan memiliki konsistensi kental yang khas. Rasa bumbu kacang yang otentik sering kali menjadi pembeda utama antara satu pedagang dengan lainnya.

Pengolahan tahu yang tepat juga sangat penting. Gunakan tahu yang digoreng garing di luar tapi lembut di dalam. Tauge harus dicelup air panas agar tetap segar tanpa rasa langu, sementara lontong harus dipotong dengan ukuran yang pas agar nyaman dikunyah.

Konsistensi dalam rasa dan pelayanan adalah kunci agar pelanggan mau datang kembali dan merekomendasikan usahamu ke orang lain. Sebagai pelengkap, kamu juga bisa menarik pelanggan baru lewat promo musiman seperti "Beli 3 Gratis 1", diskon khusus pelajar, atau program loyalti untuk membangun basis pelanggan yang lebih luas dan setia.


Saat Bisnis Mulai Stabil, Mulai Strategi Pengembangan Usaha

Setelah usahamu berjalan stabil selama beberapa bulan, ada banyak cara untuk mengembangkan bisnis ini. Setelah stabil, kamu bisa mulai memikirkan pengembangan usaha:

  • Menambah Cabang: Cari lokasi strategis lain yang belum banyak pesaing
  • Diversifikasi Menu: Tambahkan menu pelengkap seperti es teh, es jeruk, kerupuk, atau gorengan
  • Kemitraan atau Franchise: Jika sistem operasionalmu sudah rapi, tawarkan paket kemitraan dengan merekmu sendiri
  • Digitalisasi: Gunakan aplikasi kasir sederhana atau spreadsheet untuk memantau omzet dan pengeluaran harian
  • Bekerja Sama dengan Komunitas atau Event: Menjadi vendor makanan di kegiatan lokal atau sekolah bisa meningkatkan brand exposure

Baca Juga: 10 Ide Bisnis Kuliner Ready-to-Cook dengan Bahan Segar Lokal


Menjaga Daya Saing: Adaptasi dan Inovasi

Di tengah dinamika dunia usaha yang terus berubah, menjaga daya saing menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, penting untuk terus memantau perkembangan harga bahan baku, tren makanan di masyarakat, dan preferensi rasa dari pelanggan. Jika harga kacang tanah naik, misalnya, kamu bisa menyiasatinya dengan memperkecil porsi bumbu atau menggunakan campuran bahan tambahan tanpa mengurangi kualitas.

Teknologi juga bisa dimanfaatkan, misalnya dengan menggunakan aplikasi keuangan sederhana untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran harian. Langkah ini akan membantumu membuat keputusan bisnis berdasarkan data, bukan hanya intuisi.


Saatnya Menyajikan Rasa dan Peluang dalam Satu Piring

Melihat potensi pasarnya yang luas, biaya awal yang rendah, serta siklus pengembalian modal yang cepat, memulai usaha ketoprak bisa menjadi gerbang awal menuju kemandirian finansial bagi banyak pelaku UMKM. Meski terlihat sederhana, usaha ini mengajarkan banyak hal tentang kedisiplinan, pelayanan pelanggan, dan kreativitas dalam menjaga cita rasa.

Ketoprak bukan sekadar makanan pinggir jalan, tetapi warisan kuliner yang selalu punya tempat di lidah dan hati banyak orang. Dengan tekad, strategi yang matang, dan semangat belajar, bukan tidak mungkin ketoprak buatanmu menjadi favorit baru di lingkunganmu.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi:

  1. Badan Pusat Statistik (2023). Statistik UMKM Indonesia.
  2. Kementerian Koperasi dan UKM (2024). Laporan Tahunan Sektor Mikro.
  3. Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Panduan Kebersihan Usaha Pangan.
  4. Kompas.id, CNBC Indonesia, dan Jurnal Gizi Indonesia.