Peluang Ekspor Ke Filipina – Filipina, negara tetangga kita di kawasan Asia Tenggara, menghadirkan peluang ekspor yang menggiurkan bagi UMKM Indonesia. Kedekatan geografis, kesamaan budaya, dan hubungan diplomatik yang baik menjadi landasan kokoh untuk memperluas jangkauan produk UMKM Indonesia ke pasar Filipina.

Artikel ini akan mengupas tuntas peluang ekspor yang menjanjikan bagi UMKM Indonesia di Filipina. Kita akan menyelami berbagai produk unggulan yang diminati pasar Filipina serta strategi jitu untuk menembus pasar dalam membantu Sahabat Wirausaha melangkah. Mari bersiap menyambut peluang emas dan menjadi bagian dari kisah sukses ekspansi UMKM dalam membuka peluang ekspor ke Filipina!


Mengenal Lebih Dekat Filipina

Filipina, dengan hamparan sekitar 7.641 pulau yang cantik, dinobatkan sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Luasnya mencapai 300.000 km2, nggak heran kalau Filipina punya tetangga maritim yang banyak, seperti Taiwan di utara, Jepang di timur laut, Vietnam di barat, Palau di timur, serta Malaysia dan Indonesia di selatan. 

Penduduk Filipina berjumlah lebih dari 100 juta jiwa, menempatkannya di peringkat 13 terbanyak di dunia. Uniknya, Filipina juga negara berbahasa Inggris terbesar keempat. Nggak heran, banyak diaspora Filipina yang bekerja di luar negeri, jumlahnya sekitar 10 juta orang! Wajar kalau populasinya termasuk yang termuda di dunia, dengan sekitar 40% berada di bawah usia 20 tahun.  

Soal pekerjaan, Filipina memiliki sekitar 41 juta penduduk dalam angkatan kerja. Sekitar 23,5% bekerja di sektor pertanian, yang menyumbang 14% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, industri menyerap 14% tenaga kerja dan berkontribusi 30% terhadap PDB. Sisanya, berada di sektor jasa yang menghasilkan 56% PDB. 

Baca Juga: Peluang Ekspor Kemiri Indonesia di Pasar Global, Dicari Untuk Bahan Baku Produk Kesehatan dan Kecantikan 

Industri terbesar di Filipina adalah pariwisata dan Business Process Outsourcing (BPO). BPO ini mencakup berbagai bidang seperti alih daya proses pengetahuan, kantor cabang belakang (back office), animasi, call center, pengembangan perangkat lunak, pengembangan game, desain teknik, dan transkripsi medis. 

Untuk industri manufaktur, mitra dagang utamanya adalah Amerika Serikat, mengingat hubungan historis yang panjang. Selain itu, ada juga Jepang, China, Singapura, Korea Selatan, Belanda, Hong Kong, Jerman, Taiwan, dan Thailand. Produk ekspor utama Filipina adalah semikonduktor dan produk elektronik, peralatan transportasi, garmen, produk tembaga, produk minyak bumi, minyak kelapa, dan buah-buahan.


Impor Filipina: Dominasi China dan Peluang dari Negara-Negara Tetangga

Grafik dari ITC Trade Map tersebut menampilkan daftar pasar pemasok untuk produk yang diimpor oleh Filipina pada tahun 2022. China adalah pemasok terbesar dengan nilai ekspor hampir mencapai 30 miliar USD. Ini menunjukkan peran signifikan China sebagai mitra dagang utama Filipina.

Menariknya, nilai impor produk dari Indonesia ke Filipina mencapai hampir 15 miliar USD. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara pemasok terbesar kedua di Filipina, setelah China. Produk yang diimpor dari Indonesia ke Filipina beragam, termasuk makanan, minuman, tekstil, elektronik, dan produk manufaktur lainnya. Nilai impor produk dari Indonesia ke Filipina telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin kompetitif sebagai pemasok produk ke Filipina. Artinya, peluang ekspor ke Filipina juga semakin terbuka. 

Jepang dan Korea (Republik) juga merupakan pemasok yang berkontribusi secara substansial. Jepang memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi, dan Korea juga memiliki peran penting dalam pasokan produk impor Filipina. Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Thailand juga terlibat dalam perdagangan dengan Filipina, meskipun dengan nilai yang lebih rendah.


Peluang Ekspor ke Filipina: Menangkap Pasar Industri Kreatif dan Makanan

Secara keseluruhan, pengeluaran negara Filipina mengalami defisit sebesar 66,96 miliar USD pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa Filipina melakukan impor lebih banyak daripada ekspor.

Di sisi lain, produk industri kreatif menunjukkan pertumbuhan nilai impor yang positif, meskipun kontribusinya terhadap total impor masih kecil. Produk industri kreatif hanya menyumbang 1,7 miliar USD atau 0,11% dari total impor. Berikut adalah 5 produk impor utamanya pada tahun 2022:

  • Furnitur logam (tidak termasuk furnitur kantor, kursi, dan furnitur medis) menempati urutan pertama dengan nilai impor 126 juta USD.
  • Sabun dalam bentuk serpihan, butiran, bubuk, pasta, atau larutan berair berada di urutan kedua dengan nilai impor 110 juta USD.
  • Perangko pos, pendapatan, atau prangko serupa yang tidak terpakai menempati urutan ketiga dengan nilai impor 99 juta USD.
  • Barang keramik, selain porselen atau china, berada di urutan keempat dengan nilai impor 97 juta USD.
  • Furnitur kayu (tidak termasuk furnitur kantor, dapur, kamar tidur, dan kursi) berada di urutan keenam dengan nilai impor 86 juta USD.

Ada beberapa industri kreatif yang mengalami peningkatan impor pada tahun 2022. Industri kreatif yang mengalami peningkatan impor terbesar adalah industri sabun dengan peningkatan sebesar 65% Hal ini menunjukkan bahwa Filipina membeli lebih banyak sabun dari luar negeri pada tahun 2022.

Produk makanan dan pertanian masih menjadi kategori impor yang besar di Filipina dengan nilai mencapai 12 miliar USD. Hal ini menunjukkan ketergantungan Filipina pada impor bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Di kategori-kategori inilah peluang ekspor ke Filipina dari Indonesia bisa ditargetkan. 

Baca Juga: Strategi Ekspor Tuna ke Pasar Eropa, Membedah Langkah, Cara, dan Daftar Importirnya

Berikut adalah beberapa produk impor utama Filipina di tahun 2022:

  • Olicake dan residu padat lainnya: Produk ini digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, seperti industri pakan ternak dan industri kosmetik. Nilai impor olicake dan residu padat lainnya di tahun 2022 mencapai 1,9 miliar USD.
  • Minyak sawit dan fraksinya: Minyak sawit merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Filipina mengimpor minyak sawit dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dan bahan baku industri. Nilai impor minyak sawit dan fraksinya di tahun 2022 mencapai 1,3 miliar USD.
  • Beras: Filipina merupakan salah satu negara importir beras terbesar di dunia. Nilai impor beras di tahun 2022 mencapai 1,1 miliar USD.
  • Persiapan makanan: Kategori ini termasuk berbagai macam produk makanan olahan, seperti saus, bumbu, dan sup. Nilai impor persiapan makanan di tahun 2022 mencapai 979 juta USD.
  • Susu dan krim padat: Produk ini digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, seperti industri makanan dan industri farmasi. Nilai impor susu dan krim padat di tahun 2022 mencapai 712 juta USD.

Produk UMKM Indonesia Yang Potensial Diekspor ke Filipina

Grafik dari ITC Export Potential Map di atas memberikan gambaran tentang produk-produk UMKM Indonesia yang memiliki peluang ekspor ke Filipina. Mari kita bahas lebih mendalam mengenai beberapa produk potensialnya:

1. Kayu Lapis, Veneer, dll.

Indonesia memiliki potensi ekspor kayu lapis ke Filipina yang besar, yaitu sebesar $208 juta per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan plywood di luar negeri cukup tinggi. Sayangnya, realisasi ekspor kayu lapis Indonesia masih jauh tertinggal dari potensi yang ada, yaitu hanya $8,9 juta. Hal ini berarti masih ada $199 juta potensi peluang ekspor ke Filipina yang belum termanfaatkan.

Ada beberapa faktor yang menghambat realisasi ekspor kayu lapis Indonesia ke Filipina, antara lain:

  • Persaingan: Indonesia menghadapi persaingan ketat dari negara-negara lain di pasar ekspor kayu lapis, seperti China, Vietnam, dan Malaysia.
  • Kualitas: Kualitas kayu lapis Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi standar pasar internasional.
  • Harga: Harga kayu lapis Indonesia masih relatif mahal dibandingkan dengan negara-negara pesaing.

2. Produk Kopi Olahan

Filipina merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia, dengan produksi tahunan mencapai lebih dari 7 juta ton. Namun, potensi ekspor kopi olahan Indonesia ke Filipina masih belum terealisasi secara maksimal.

Berdasarkan data Export Potential Map, potensi ekspor kopi Indonesia pada tahun 2022 mencapai $441 juta. Namun, realisasi ekspor hanya mencapai $355 juta. Hal ini berarti terdapat potensi yang belum terealisasi sebesar $87 juta.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan potensi ekspor kopi Indonesia belum terealisasi secara maksimal, antara lain:

  • Kualitas kopi yang belum konsisten.
  • Kurangnya infrastruktur dan logistik.
  • Persaingan yang ketat di pasar global.
  • Kurangnya promosi dan branding.

Baca Juga: Peluang Ekspor Rambut Palsu Indonesia, Jadi Favorit Pasar Mancanegara

3. Waffles dan Wafers

Berdasarkan Export Potential Map, terdapat potensi ekspor waffles dan wafers Indonesia yang mencapai $97 juta. Angka ini menunjukkan peluang besar bagi para pengusaha Indonesia untuk memasarkan produk mereka ke pasar Filipina.

Namun, realita menunjukkan bahwa ekspor waffles dan wafers Indonesia ke Filipina saat ini baru mencapai $48 juta. Artinya, masih terdapat potensi $50 juta yang belum termanfaatkan. Hal ini merupakan peluang emas yang harus segera digarap oleh para pengusaha Indonesia.

4. Sabun dalam Bentuk Butiran/Pasta/Cair

Potensi ekspor sabun dari Indonesia ke Filipina yang mencapai $90 juta. Potensi ekspor ini terbilang besar, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk pembuatan sabun, seperti kelapa sawit dan minyak nabati lainnya.

Namun, sayangnya, potensi ekspor tersebut belum termaksimalkan dengan baik. Hal ini terlihat dari realisasi ekspor sabun yang hanya mencapai $39 juta. Artinya, masih terdapat peluang besar bagi para pelaku usaha sabun di Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk mereka ke luar negeri.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan potensi ekspor sabun di Indonesia belum termanfaatkan secara maksimal, antara lain:

  • Banyak pengusaha UMKM di Indonesia yang belum mengetahui tentang peluang ekspor sabun di Filipina. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses informasi tentang pasar internasional, serta kurangnya kemampuan untuk melakukan riset pasar.
  • Pasar sabun di Filipina sangatlah kompetitif, dengan banyak negara yang memproduksi sabun berkualitas tinggi dengan harga yang lebih murah. 
  • Infrastruktur dan logistik yang kurang memadai di Indonesia dapat menghambat proses ekspor sabun. Hal ini dapat menyebabkan biaya ekspor yang tinggi, sehingga membuat sabun Indonesia tidak kompetitif di pasar Filipina

5. Produk Olahan Makanan Lainnya

Meskipun memiliki potensi ekspor yang lebih rendah, produk olahan makanan lainnya tetap relevan. Ini mencakup berbagai produk makanan yang diolah dan siap dikonsumsi.

Terlihat bahwa potensi ekspor produk olahan makanan Indonesia ke Filipina mencapai $102 juta. Namun, pada kenyataannya, ekspor berhasil dilakukan hanya sebesar $71 juta. Hal ini berarti masih terdapat potensi ekspor yang belum termanfaatkan sebesar $31 juta.

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor produk olahan makanan. Hal ini dibuktikan dengan nilai ekspor produk olahan makanan pada tahun 2021 yang mencapai USD 146,744,568,01 dengan berat total mencapai 64.331.322,81 kilogram.

Baca Juga: Harumnya Peluang Ekspor Jengkol, Makin Diminati di Pasar Mancanegara

Beberapa produk olahan makanan Indonesia yang memiliki potensi ekspor ke Filipina dalam skala besar:

  • Produk olahan laut: Ikan kaleng, udang beku, rumput laut, dan lainnya.
  • Produk olahan buah dan sayur: Buah kaleng, jus buah, sayur beku, dan lainnya.
  • Produk olahan daging: Sosis, kornet, daging asap, dan lainnya.
  • Produk olahan susu: Keju, yogurt, susu bubuk, dan lainnya.
  • Produk makanan siap saji: Mie instan, nasi goreng instan, dan lainnya.

Memasuki pasar Filipina bagaikan membuka gerbang menuju masa depan gemilang bagi UMKM Indonesia. Peluang yang terhampar luas di depan mata menjanjikan peningkatan skala bisnis, perluasan jangkauan pasar, dan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

Artikel ini telah mengupas berbagai aspek penting terkait peluang ekspor ke Filipina bagi UMKM di Indonesia. Kita telah menjelajahi produk-produk unggulan yang diminati pasar, strategi jitu untuk menembus pasar, serta dukungan pemerintah dan lembaga terkait.

Kini, saatnya bagi Sahabat Wirausaha untuk mengambil langkah nyata. Dengan kegigihan, strategi yang tepat, dan pemanfaatan dukungan yang tersedia, kesuksesan di pasar Filipina bukan lagi mimpi. Filipina siap menyambut produk-produk berkualitas dan penuh kekhasan Indonesia.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. ITC Trade Map
  2. ITC Export Potential Map