Cara Membuat Konten Soft Selling – Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, pendekatan hard selling yang agresif kerap membuat calon pelanggan merasa tidak nyaman. Sebagai pemilik bisnis, kamu tentu ingin menemukan cara promosi yang lebih efisien. Di sinilah peran penting strategi soft selling.
Melalui artikel ini, kita akan membagikan panduan mengenai cara membuat konten soft selling. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada peningkatan penjualan, tetapi juga membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Mari kita bahas delapan strategi yang bisa langsung kamu praktikkan untuk menciptakan konten yang menjual tanpa terkesan memaksa.
1. Manfaatkan Kekuatan Storytelling
Salah satu metode paling mendasar dalam soft selling adalah storytelling atau seni bercerita. Manusia secara alami terhubung dengan cerita. Daripada langsung menjabarkan keunggulan produk, kamu bisa mengemas pesan penjualan dalam sebuah narasi yang menyentuh emosi.
Ceritakan kisah di balik berdirinya brand, perjuangan dalam menemukan formula produk terbaik, atau bagaimana produkmu secara nyata mengubah kehidupan seorang pelanggan. Kisah yang otentik bisa membangun jembatan emosional antara brand dan audiens. Mereka tidak lagi melihatmu hanya sebagai penjual, tetapi sebagai sesama manusia dengan nilai dan visi.
Misalnya, sebuah brand fashion lokal bisa menceritakan kisah para pengrajin di desa binaan yang membuat setiap helai kain dengan teliti. Cerita semacam ini membuat produk lebih bernilai dan personal. Ini adalah cara membuat konten soft selling yang paling otentik karena berfokus pada hubungan, bukan sekadar transaksi.
Baca Juga: 10 Ide Reels Instagram UMKM dengan Engagement Tinggi
2. Buat Konten yang Edukatif dan Informatif
Memberikan nilai sebelum meminta imbalan adalah inti dari soft selling. Ciptakan konten yang bisa mendidik dan memberikan informasi bermanfaat bagi target pasar. Ketika kamu secara konsisten memberikan wawasan yang relevan, brand milikmu akan dianggap sebagai ahli atau pakar di industrinya.
Kepercayaan ini adalah aset yang sangat penting. Misalnya, jika kamu memiliki bisnis yang menjual bahan makanan sehat, buatlah konten tentang "Tips Memulai Pola Makan Sehat untuk Pemula" atau "5 Resep Sarapan Bergizi di Bawah 15 Menit".
Di dalam konten tersebut, kamu bisa secara halus menyebutkan produk sebagai salah satu bahan yang direkomendasikan. Dengan begitu, audiens merasa mendapatkan ilmu, dan ketika mereka siap membeli, brand kamulah yang pertama kali muncul di benak mereka.
3. Tunjukkan Proses "Di Balik Layar" (Behind the Scenes)
Di era digital, transparansi adalah mata uang baru. Audiens sekarang sangat menghargai otentisitas. Mengajak mereka melihat proses "di balik layar" adalah cara membuat konten soft selling yang sangat efisien untuk membangun kedekatan. Konten ini bisa berupa video singkat tentang proses produksi, foto suasana kerja tim yang solid, atau bahkan cerita tentang bagaimana kamu mengemas setiap pesanan dengan penuh perhatian.
Menunjukkan sisi manusiawi dari bisnis membuat brand lebih hidup dan bisa dipercaya. Pelanggan merasa menjadi bagian dari perjalananmu. Mereka melihat ada kerja keras, semangat, dan orang-orang nyata di balik produk yang mereka beli. Kedekatan personal seperti ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditiru oleh kompetitor besar sekalipun.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
4. Gunakan Bukti Sosial (Social Proof) dan Testimoni
Orang cenderung lebih percaya pada rekomendasi sesama konsumen daripada iklan. Inilah kekuatan dari social proof. Memanfaatkan testimoni pelanggan yang puas adalah salah satu taktik soft selling paling kuat.
Biarkan pelanggan yang melakukan "penjualan" untukmu. Kumpulkan ulasan positif, kutipan inspiratif, atau video testimoni dari pelanggan setia. Tampilkan bukti sosial ini di situs web, media sosial, atau bahkan materi promosimu.
Ketika calon pelanggan melihat bahwa sudah banyak orang lain yang puas dan terbantu oleh produkmu, keraguan mereka akan berkurang. Ini adalah cara halus untuk meyakinkan mereka tentang kualitas yang kamu tawarkan tanpa perlu mengatakannya secara langsung.
5. Libatkan Audiens dengan UGC
Tingkatan selanjutnya dari testimoni adalah User-Generated Content (UGC). Ini adalah semua bentuk konten baik foto, video, maupun tulisan yang dibuat dan dibagikan secara sukarela oleh pelangganmu. UGC adalah cerminan pemasaran dari mulut ke mulut di dunia digital dan merupakan salah satu cara membuat konten soft selling yang paling jujur.
Kamu bisa mendorong terciptanya UGC dengan membuat kampanye menggunakan hashtag khusus. Ajak pelanggan untuk membagikan foto mereka saat menggunakan produkmu. Kemudian, tampilkan kembali (repost) konten-konten terbaik di akun media sosial resmi bisnismu. Langkah ini tidak hanya memberikan materi promosi gratis, tetapi juga membuat pelanggan merasa diakui dan dihargai.
6. Fokus pada Solusi, Bukan Sekadar Fitur Produk
Pelanggan tidak membeli produk; mereka membeli solusi untuk masalah mereka. Alih-alih membuat daftar fitur teknis yang mungkin sulit dipahami, fokuslah untuk menjelaskan bagaimana produkmu bisa membuat hidup mereka lebih baik. Terjemahkan setiap fitur menjadi manfaat nyata.
Sebagai contoh cara membuat konten soft selling, daripada mengatakan, "Ponsel ini punya baterai 5000 mAh," akan lebih menarik jika kamu mengatakan, "Nikmati aktivitas seharian penuh, mulai dari bekerja hingga menonton film, tanpa perlu khawatir kehabisan daya." Cara ini langsung menyasar pada "rasa sakit" atau kebutuhan audiens. Dengan begitu, konten akan lebih relevan dan persuasif secara halus.
7. Ciptakan Konten Interaktif
Konten yang baik tidak hanya berjalan satu arah. Ajak audiens untuk ikut berpartisipasi aktif. Konten interaktif seperti kuis, jajak pendapat (polling), atau sesi tanya jawab (Q&A) bisa meningkatkan keterlibatan (engagement) secara penting.
Interaksi ini membangun hubungan dua arah antara kamu dan pengikutmu. Misalnya, sebuah brand pakaian bisa membuat polling "Pilih gaya mana yang paling kamu suka untuk koleksi berikutnya?". Atau, sebuah jasa konsultasi bisa mengadakan sesi Q&A mingguan untuk menjawab pertanyaan seputar industri mereka. Semakin sering audiens berinteraksi denganmu, semakin kuat ikatan yang terbangun.
Baca Juga: 7 Formula Konten Jualan Harian yang Nggak Terlihat Maksa
8. Lakukan Kolaborasi dengan Pihak Lain
Terkadang, cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan adalah dengan "meminjamnya" dari pihak lain yang sudah lebih dulu dipercaya oleh target pasar. Melakukan kolaborasi dengan influencer (terutama micro-influencer yang memiliki audiens loyal), pakar industri, atau brand lain yang tidak bersaing adalah cara membuat konten soft selling yang cerdas.
Ketika seorang figur yang dihormati merekomendasikan produkmu dalam konten mereka, pesan itu akan diterima dengan lebih terbuka oleh pengikut mereka. Ini adalah bentuk promosi yang terasa seperti rekomendasi tulus dari seorang teman. Pastikan kamu memilih kolaborator yang citra dan nilainya sejalan dengan brand milikmu untuk menjaga otentisitas.
Pada akhirnya, kunci utama dari cara membuat konten soft selling adalah pergeseran fokus dari "menjual produk" menjadi "membangun hubungan". Dengan menerapkan delapan strategi di atas—mulai dari storytelling, edukasi, hingga kolaborasi—kamu tidak hanya bisa menciptakan konten yang menarik, tetapi juga membangun pondasi bisnis yang kuat berbasis kepercayaan pelanggan.
Pendekatan ini mungkin membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan hard selling, namun hasilnya adalah loyalitas jangka panjang yang penting untuk pertumbuhan bisnis. Sekarang, strategi mana yang akan kamu coba terapkan lebih dulu? Semangat!
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.