Strategi Konten Jelang Produk Pre-Order – Ketika sebuah produk baru hendak dirilis, momen pre-order bisa jadi penentu seberapa besar minat pasar terhadap produk tersebut. Namun agar pre-order berhasil, kamu tidak cukup hanya memposting informasi harga dan tanggal rilis. Diperlukan pendekatan konten yang tepat, menarik, dan disusun dengan alur yang strategic.
Lewat strategi konten jelang produk pre-order yang disusun dengan baik, bisnis bisa membangun antusiasme, menciptakan ekspektasi, hingga memperkuat kepercayaan calon pembeli. Berikut 8 pendekatan konten yang bisa kamu terapkan agar kampanye pre-order tidak hanya ramai, tapi juga menghasilkan penjualan yang sesuai harapan.
1. Bangun Rasa Penasaran Lewat Teaser yang Konsisten
Langkah awal dari strategi konten jelang produk pre-order adalah menciptakan rasa penasaran. Kamu bisa memulainya lewat teaser berupa potongan gambar produk, cuplikan fitur, atau sekadar pertanyaan menggugah yang disisipkan di media sosial.
Misalnya, Sahabat Wirausaha bisa unggah foto siluet produk dengan caption singkat seperti, “Sudah siap menyambut kejutan bulan depan?” atau gunakan video berdurasi 5–10 detik dengan backsound yang mencuri perhatian. Konsistensi penting.
Pastikan kamu merilis teaser secara berkala dan memiliki benang merah dengan narasi produk yang akan diluncurkan. Hal ini akan menciptakan ekspektasi bertahap, membentuk rasa penasaran, dan mengundang interaksi lebih banyak dari audiens.
Baca Juga: Malu Tampil di Kamera? Coba 7 Strategi Jualan Tanpa Tampil Wajah di Video Ini!
2. Buat Konten Edukasi Terkait Masalah yang Diselesaikan Produk
Sebelum membahas fitur produk, ajak dulu calon pembeli untuk memahami alasan kenapa mereka butuh produk tersebut. Salah satu strategi konten jelang produk pre-order yang cukup kuat adalah dengan membuat konten edukasi yang relevan dengan kebutuhan mereka.
Contoh sederhana, jika kamu akan meluncurkan botol minum dengan filter air, kamu bisa membuat konten seputar pentingnya kualitas air minum sehari-hari, efek jangka panjang air kotor, dan cara mudah memilah air bersih saat bepergian.
Konten edukasi bisa berbentuk carousel di Instagram, reels, artikel blog, atau thread di X. Intinya, ajak audiens agar merasa “tercerahkan” dulu. Setelah itu, mereka akan jauh lebih terbuka untuk mengenal solusi yang kamu tawarkan.
3. Ajak Calon Pembeli Menjadi Insider lewat Behind the Scene
Sahabat Wirausaha pasti pernah merasa lebih dekat dengan sebuah brand saat melihat proses di balik layar, bukan? Strategi ini juga sangat cocok diterapkan sebagai bagian dari strategi konten jelang produk pre-order.
Buat konten tentang proses produksi, tim kreatif yang bekerja, atau tantangan yang dihadapi saat mengembangkan produk. Boleh juga tampilkan momen real seperti revisi desain, proses testing, atau sesi diskusi tim saat menentukan kemasan.
Konten seperti ini membangun rasa percaya dan kedekatan emosional antara brand dan calon pelanggan. Mereka merasa menjadi bagian dari perjalanan tersebut, bukan sekadar penonton.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
4. Aktifkan User Generated Content (UGC) dari Komunitas
Jika kamu sudah punya basis audiens atau pembeli dari produk sebelumnya, manfaatkan mereka untuk membuat konten sebelum pre-order dibuka. Ini termasuk dalam strategi konten jelang produk pre-order yang sering berhasil membentuk validasi sosial.
Kamu bisa kirim sneak peek produk ke beberapa pelanggan loyal atau influencer kecil, lalu minta mereka memberikan pendapat jujur dalam bentuk testimoni, unboxing, atau review singkat. UGC ini bisa kamu repost di akun resmi untuk memperluas jangkauan dan membangun rasa penasaran dari audiens baru. Validasi dari pengguna nyata akan lebih meyakinkan dibanding iklan dari pihak brand itu sendiri. Selain itu, UGC memberi nuansa lebih kasual dan alami.
5. Susun Kalender Konten Countdown Pre-order
Momentum pre-order butuh waktu yang cukup untuk membangun atensi. Disinilah pentingnya membuat kalender konten hitung mundur menuju tanggal rilis. Dalam strategi konten jelang produk pre-order, alur konten semacam ini berguna untuk menjaga konsistensi dan ekspektasi publik.
Misalnya, kamu bisa susun alur konten selama 14 hari sebelum pre-order dimulai. Hari pertama fokus ke teaser, hari ke-3 edukasi masalah, hari ke-5 behind the scene, hari ke-7 bocoran fitur, dan seterusnya hingga hari ke-14 adalah peluncuran pre-order itu sendiri.
Setiap konten diberi konteks hari keberapa menuju rilis agar audiens merasa mereka “mengikuti perjalanan” produk dari awal. Format ini bisa kamu terapkan di media sosial maupun email kampanye.
6. Sorot Keunggulan Produk Tanpa Menjual Terlalu Keras
Saat calon pembeli sudah cukup teredukasi, kamu bisa mulai masuk ke tahap mengenalkan keunggulan produk. Namun ingat, hard selling terlalu dini bisa membuat audiens kehilangan minat. Maka, bagian dari strategi konten jelang produk pre-order adalah menyusun konten perkenalan produk secara soft namun meyakinkan.
Misalnya, bandingkan fitur produkmu dengan kebiasaan lama yang merepotkan. Gunakan narasi yang membuat audiens merasa mereka “butuh” produk itu, tanpa harus dipaksa membeli.
Contoh konten: “Biasanya kamu harus membawa 3 alat berbeda untuk kegiatan outdoor, tapi sekarang cukup 1 produk ini saja.” Tambahkan visual menarik, animasi, atau ilustrasi yang memperjelas tanpa terlalu promotional.
Baca Juga: 7 Ide Konten UMKM Pakai Canva Gratis yang Bikin Bisnismu Makin Dilirik!
7. Tawarkan Early Access dan Bonus Khusus agar Audiens Mendaftar
Terakhir dan tak kalah penting, arahkan semua atensi yang sudah kamu bangun ke satu aksi konkret: mendaftar pre-order. Bagian ini adalah puncak dari seluruh strategi konten jelang produk pre-order yang kamu susun.
Tawarkan insentif seperti early access, diskon terbatas, atau bonus eksklusif bagi mereka yang mendaftar lebih awal. Sahabat Wirausaha juga bisa gunakan sistem waitlist yang akan dihubungi terlebih dahulu saat pre-order dibuka.
Pastikan CTA (ajakan) di setiap konten kamu mengarah ke tautan yang jelas: apakah itu form pendaftaran, landing page, atau grup WhatsApp eksklusif. Buat CTA terasa mendesak, tapi tetap ramah. Contohnya adalah kalimat seperti “Ingin jadi yang pertama mencoba? Daftar sekarang, tempat terbatas.”
8. Libatkan Audiens Lewat Voting dan Kuis Interaktif
Salah satu cara membangun keterlibatan yang kuat sebelum pre-order adalah dengan membuat konten interaktif. Dalam strategi konten jelang produk pre-order, pendekatan ini membantu calon pembeli merasa dilibatkan dalam proses pengembangan produk.
Kamu bisa membuat polling warna kemasan yang paling disukai, kuis tebak nama produk, atau ajakan sederhana seperti memilih varian aroma favorit. Format seperti ini bisa kamu kemas dalam Instagram Story, X Polling, atau komentar terbuka di TikTok.
Manfaatnya bukan cuma meningkatkan interaksi, tapi juga memberi sinyal ke audiens bahwa suara mereka berarti. Secara psikologis, mereka akan merasa punya “kepemilikan” terhadap produk—dan ini bisa meningkatkan kemungkinan mereka untuk ikut dalam pre-order saat dibuka nanti.
Merancang strategi konten jelang produk pre-order bukan hanya mengunggah foto produk dan berharap orang tertarik. Perlu perencanaan konten yang detail, narasi yang menyentuh kebutuhan audiens, serta konsistensi dalam membangun ekspektasi.
Dengan menggabungkan teaser yang menarik, konten edukatif, validasi sosial, hingga ajakan pre-order yang halus, kamu bisa menciptakan journey yang berkesan bagi calon pelanggan. Dan tentu saja, peluang produk sukses di pasaran pun jadi lebih besar.
Sahabat Wirausaha, yuk mulai susun konten pre-order produkmu dari sekarang. Jangan lupa terus explore referensi dan belajar dari pengalaman kampanye brand lokal lainnya agar strategi kamu semakin matang. Semangat!
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.