Sahabat Wirausaha, pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana sebuah produk dari UMKM bisa viral di media sosial? Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, meluncurkan produk baru bukan cuma soal membuat produk, tapi juga tentang bagaimana cara memperkenalkannya ke pasar dengan cerdas. Salah satu pendekatan yang kini banyak digunakan adalah strategi soft launch, sebagai strategi promosi produk baru, termasuk yang diproduksi oleh UMKM.
Pendekatan ini memungkinkan kamu untuk memperkenalkan produk secara bertahap, menguji pasar, dan membangun hype atau “perbincangan seru” tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Tapi, bagaimana caranya agar strategi soft launch ini bisa bikin produkmu jadi “perbincangan” netizen secara organik, sehingga tak perlu keluarkan banyak biaya iklan untuk dapatkan jutaan penonton konten promosi kamu?
Yuk, kita ulas langkah-langkahnya pada artikel berikut ini, agar kamu bisa menerapkannya untuk bisnis yang sedang dijalankan. Disimak ya, Sahabat!
Apa Itu Strategi Soft Launch? Apa bedanya dengan Grand Launch?
Sebelum kita masuk ke langkah-langkahnya, mari kita pahami dulu apa itu strategi soft launch. Berbeda dengan grand launch yang biasanya melibatkan peluncuran besar-besaran dengan iklan di mana-mana, strategi soft launch adalah pendekatan yang lebih sederhana atau rendah upaya. Jika pakai istilah netizen gen-z yang lagi ngetren saat ini adalah “low-key” (arti langsung: “kunci rendah”, secara makna sering dipakai untuk menggambarkan sikap seseorang yang ingin menghadapi sesuatu secara santai dan rendah upaya seperti kesantaian menyanyikan lagu dengan kunci nada rendah).
Biasanya, strategi soft launch disusun sebagai satu rangkaian rencana besar promosi produk baru, dari aktivitas soft launch sampai akhirnya ada gong besarnya berupa grand launch.
Pada tahap soft launch, tujuan kita itu lebih ke memperkenalkan produk baru ke kelompok terbatas, misalnya ke pelanggan setia atau komunitas tertentu, sebelum meluncurkannya secara luas, dengan tujuan untuk mengumpulkan feedback, memperbaiki kekurangan, dan membangun buzz atau percikan atau getaran percakapan di kalangan audiens awal.
Bayangkan seperti kamu sedang menguji resep kue baru: sebelum disajikan ke semua tamu, kamu coba dulu ke keluarga kecilmu, kan? Setelah itu, apa yang menjadi perbincangan di keluarga kamu? Pendapat atau review seputar resep tadi kan? Baik buruk, praktis atau tidaknya, enak atau tidaknya, menjadi buzz atau getaran perbincangan yang terus bergulir.
Strategi soft launch ini cocok banget buat UMKM. Dengan sumber daya yang terbatas, kamu bisa meminimalisir risiko, menghemat anggaran, dan tetap menciptakan efek viral yang bikin orang penasaran. Nah, sekarang mari kita masuk ke cerita tentang bagaimana strategi soft launch bisa dijalankan dengan cerdas dan tentunya, kreatif.
Langkah 1: Kenali Target Pasarmu dengan Baik
Bayangkan kamu punya produk baru, misalnya sabun handmade dengan aroma kopi Bali. Sebelum buru-buru memamerkannya ke seluruh dunia, tanyakan dulu: siapa yang bakal paling excited dengan produk ini? Apakah pecinta kopi? Ibu-ibu yang suka perawatan kulit alami? Atau mungkin anak muda yang suka produk estetik untuk Instagram feed mereka? Mengetahui target pasar secara spesifikadalah fondasi dari strategi soft launch yang sukses.
Misalnya, Aulia, seorang pengusaha UMKM dari Yogyakarta, ingin meluncurkan tas anyaman rotan. Dia tahu produknya bakal disukai oleh anak muda yang suka gaya boho-chic. Jadi, dia mulai riset: di mana anak-anak muda ini berkumpul? Apa yang mereka suka? Ternyata, banyak dari mereka aktif di Instagram dan sering menghadiri pop-up market lokal. Dengan informasi ini, Aulia mulai menyusun strategi soft launch yang fokus pada komunitas ini.
Caranya? Gunakan alat sederhana seperti Google Forms untuk mengumpulkan data dari pelanggan potensial, atau pantau hashtag di media sosial untuk melihat apa yang sedang tren atau jadi perbincangan di komunitas tersebut, contohnya #bohochic #vegetarian #organik #mindfulness #dietketo #anime #cosplay dan lain-lain.
Dengan memahami audiensmu, kamu bisa menentukan saluran yang tepat untuk memperkenalkan produkmu nanti.
Langkah 2: Buat Konten Teaser yang Bikin Penasaran
Setelah tahu siapa targetmu, saatnya membangun antisipasi. Salah satu keunggulan strategi soft launch adalah kemampuan untuk menciptakan hype tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Kuncinya adalah konten teaser, yang terjemahan langsungnya berarti “penggoda”. Resep utama dalam membuat konten teaser ini adalah: tunjukkan secuil kehebatan produkmu, tapi jangan kasih tahu semuanya.
Ambil contoh Dika, pemilik UMKM makanan ringan dari Bandung. Dia ingin meluncurkan keripik pisang dengan rasa salted caramel. Sebelum peluncuran resmi, Dika mulai mengunggah sneak peek di Instagram Stories: dengan video 30 detik berisi close-up keripik yang ditaburi garam laut, dengan caption misterius seperti, “Kalau kripik pisang renyah manis kan biasa, kalau manis dan tapi ada sensasi asin tipis-tipis gitu, gimana? Lidah kamu siap, ga ya?”
Dia juga membagikan kuis kecil di Instagram: “Tebak rasa baru kami, menangin sample gratis!” Langkah ini berhasil bikin audiensnya penasaran, dan banyak yang mulai bertanya-tanya soal produk barunya.
Teaser dalam strategi soft launch ini nggak perlu mahal. Kamu bisa pakai foto produk yang estetik, video pendek, atau bahkan countdown di media sosial. Intinya, buat audiensmu merasa mereka sedang menanti sesuatu yang spesial.
Langkah 3: Pilih Platform yang Tepat
Sahabat Wirausaha, salah satu kesalahan yang sering dilakukan UMKM adalah mencoba ada di semua platform sekaligus. Padahal, strategi soft launch yang efektif adalah fokus pada satu atau dua platform yang paling relevan dengan audiens yang jadi target spesifik kamu.
Kalau targetmu adalah Gen Z, mungkin TikTok dan Instagram adalah pilihan terbaik. Kalau produkmu lebih cocok untuk profesional muda, LinkedIn atau WhatsApp Business bisa jadi opsi. Kalau Bapak ibu usia di atas 45 tahun, Facebook lebih cocok.
Langkah 4: Libatkan Komunitas Sejak Awal
Salah satu rahasia strategi soft launch yang bisa bikin produk viral adalah melibatkan komunitas sejak awal. Ini bisa berupa pelanggan setia, teman, atau bahkan early adopters yang excited dengan produkmu. Berikan mereka akses eksklusif, misalnya sample produk gratis, diskon khusus, atau undangan ke acara peluncuran kecil-kecilan.
Kembali ke cerita Aulia, setelah memilih Instagram sebagai platform utama untuk strategi soft launch tas rotannya, dia memilih dan ajak kerjasama beberapa micro-influencer lokal yang punya pengikut 5.000-10.000 orang, yang merupakan bagian dari komunitas pencinta gaya boho-chic.
Siapkan hadiah tas rotan yang memang sudah disiapkan untuk promosi ke Influencer tersebut, lalu ajak mereka untuk mengunggah foto mereka memakai tas rotan Aulia di pop-up market atau kafe estetik. Hasilnya? Banyak pengikut influencer yang mulai bertanya, “Tas ini beli di mana, sih?” Dengan budget minim, Aulia berhasil menciptakan buzz di komunitas yang tepat.
Dengan cara ini, Aulia dapat membangun interaksi digital yang autentik. Jangan lupa, gunakan hashtag yang relevan dan pantau engagement untuk melihat seberapa antusias audiensmu.
Contoh lain di kasus Dika, si penjual keripik, yang melakukan hal ini dengan cerdas. Dia mengirimkan sampel keripik rasa baru ke 50 pelanggan setianya, dengan catatan kecil yang bertuliskan, “Terima kasih sudah jadi pelanggan kami. Untuk itu, kami mengundang kamu untuk jadi bagian pertama yang nyobain produk baru ini! Dukung kami dengan ceritakan review kamu di Instagram, ya! Boleh pakai hashtag #pisangsaltedcaramel ya. Terima kasih banyak!”
Hasilnya, banyak pelanggan yang mengunggah foto keripiknya dengan hashtag khusus yang dibuat Dika. Dalam seminggu, hashtag itu sudah dipakai ratusan kali, dan keripiknya mulai dilirik oleh pelanggan baru.
Selain itu, libatkan komunitas dengan cara yang personal. Misalnya, ajak mereka untuk ikut beta testing atau minta feedback melalui DM di media sosial. Ini nggak cuma bikin mereka merasa spesial, tapi juga membantu kamu memperbaiki produk sebelum peluncuran resmi.
Baca juga: Membangun Brand Awareness melalui Peluncuran Produk Baru
Langkah 5: Kumpulkan dan Manfaatkan Feedback
Strategi soft launch bukan cuma soal bikin hype, tapi juga tentang belajar dari pasar. Feedback dari audiens awal adalah emas. Apa yang mereka suka dari produkmu? Apa yang perlu diperbaiki? Mungkin kemasannya kurang menarik, atau harganya terlalu tinggi? Feedback ini bisa jadi panduan untuk menyempurnakan produk sebelum full launch.
Aulia, misalnya, mendapati bahwa beberapa pelanggan merasa tas rotannya terlalu berat. Dari situ, dia bekerja sama dengan pengrajin untuk membuat versi yang lebih ringan tanpa mengurangi estetika. Hasilnya, saat peluncuran resmi, tasnya mendapat sambutan yang jauh lebih baik.
Kamu bisa mengumpulkan feedback melalui Google Forms, DM, atau bahkan obrolan langsung di acara offline. Yang penting, dengarkan dengan hati terbuka dan tunjukkan bahwa kamu menghargai masukan mereka.
Langkah 6: Manfaatkan User-Generated Content
Nah, ini dia kunci agar strategi soft launch bikin produkmu viral: user-generated content (UGC). Ketika pelanggan atau influencer mulai mengunggah konten tentang produkmu, itu seperti iklan gratis yang jauh lebih autentik. Jangan lupa repost atau share konten yang mereka buat itu ke akun bisnis kamu. Pilih beberapa UGC yang paling menarik, misalnya 3-5 konten, yang secara khusus kamu garap lebih lanjut menjadi konten reaction atau remix baru.
Kita juga bisa dorong konsumen atau user membuat konten tentang produk kita, misalnya dengan membuat lomba foto atau video tentang produk kamu.
Dika, misalnya, membuat lomba kecil di Instagram: “Unggah foto kreatif dengan keripik kami, menangkan voucher belanja!” Hasilnya, ratusan foto estetik bermunculan, dan keripiknya mulai dikenal di luar kota Bandung. UGC ini nggak cuma meningkatkan brand awareness, tapi juga membangun kepercayaan audiens.
Langkah 7: Evaluasi dan Siapkan Grand Launch
Setelah strategi soft launch selesai, saatnya evaluasi. Berapa banyak penjualan yang kamu dapat? Seberapa besar engagement di media sosial? Apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki? Data ini akan jadi bekal untuk grand launch yang lebih besar.
Aulia, setelah berhasil dengan strategi soft launch di Instagram, memutuskan untuk memperluas pasar ke e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. Dia juga mengadakan pop-up store di Jakarta untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Karena sudah punya buzz dari soft launch, peluncuran resminya jauh lebih sukses.
Sahabat Wirausaha, strategi soft launch adalah cara kreatif untuk memperkenalkan produk baru tanpa harus keluar banyak biaya. Dengan pendekatan yang tepat seperti mulai dari mengenal audiens, membuat teaser, memilih platform, melibatkan komunitas, hingga memanfaatkan feedback dan UGC, kamu bisa bikin produkmu viral dengan cara yang santai tapi efektif.
Indikator viral itu apa sih? Apakah harus meraih jutaan views? Nggak juga. Kan tergantung dengan besaran audiens di akun digital kamu juga. Intinya, kalau aktivasi strategi soft launch ini sudah berhasil bikin kamu raih penonton dan interaksi yang minimal 100x lebih tinggi dari biasanya, bisa dibilang aktivasi kamu telah berhasil memancing vitalitas atau menjadi “viral” tanpa biaya boost iklan.
Misalnya, biasanya penonton konten kamu 1000, dengan aktivasi ini bisa raih 100,000. Hashtag kamu misalnya awalnya cuma 100 pengguna, bisa jadi digunakan 10.000 kali, ini juga indikasi kesuksesan promosi produk baru kamu “viral” di komunitas spesifik tertentu.
Ingat, kunci dari strategi soft launch adalah kreativitas dan kesabaran untuk membangun interaksi yang otentik. Jadi, mulailah kecil, uji pasar, dan biarkan hype tumbuh secara organik. Siap bikin produkmu jadi bintang berikutnya?
Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, bantu kami sebarkan ilmu dengan bagikan konten ini juga ya.
Bagi yang mau dapat newsletter mingguan melalui email atau gabung ke komunitas UMKM yang kami kelola dan bisa interaksi lebih akrab di WA Grup, silakan juga gabung jadi member kami disini ya: ukmindonesia.id/registrasi.