Sebagai pelaku usaha, pasti kamu setuju kalau uang adalah nafas bagi bisnis. Bukan hanya soal berapa banyak keuntungan yang tercatat, tapi yang lebih penting adalah kelancaran aliran uang masuk dan keluar. Inilah yang kami sebut dengan mengelola arus kas usaha atau cash flow management.

Banyak bisnis yang terlihat untung di atas kertas, tapi akhirnya "boncos" karena kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, kami disini ingin berbagi panduan praktis agar kamu bisa mengelola arus kas usaha dengan efisien dan memastikan kesehatan finansial bisnismu senantiasa terjaga. Yuk, simak 10 tips yang bisa langsung diterapkan!

1. Pahami dan Buat Laporan Arus Kas Secara Rutin

Langkah paling dasar dalam mengelola arus kas usaha adalah dengan memahami dan secara rutin menyusun laporan arus kas. Laporan ini memberikan gambaran jelas mengenai dari mana saja uang masuk ke bisnismu dan kemana saja uang itu keluar.

Secara umum, ada tiga aktivitas utama dalam laporan arus kas: aktivitas operasi (dari kegiatan utama bisnismu), aktivitas investasi (pembelian atau penjualan aset jangka panjang), dan aktivitas pendanaan (utang atau modal). Dengan membuat laporan ini, misalnya bulanan, kamu bisa memantau kesehatan finansial bisnis secara berkala.

Baca Juga: 10 Tips Mengelola Keuangan Usaha Kecil agar Tetap Sehat

2. Susun Budget Usaha dengan Teliti dan Realistis

Mengelola arus kas usaha yang baik selalu dimulai dengan perencanaan matang. Di sinilah peran budget menjadi sangat penting. Budget usaha membantu kamu memproyeksikan berapa perkiraan pendapatan yang akan diterima dan pengeluaran yang perlu dibayarkan dalam periode tertentu.

Susunlah budget secara teliti, realistis berdasarkan data historis atau riset pasar jika baru memulai. Jangan lupa untuk meninjau kembali budget yang sudah dibuat dan melakukan penyesuaian jika memang diperlukan, karena kondisi bisnis bisa berubah.

3. Percepat Penerimaan Piutang

Piutang usaha adalah uang yang seharusnya menjadi hak bisnismu namun masih berada di tangan pelanggan. Semakin lama piutang tidak tertagih, semakin besar tekanan pada arus kasmu.

Untuk itu, percepat penerimaan piutang dengan beberapa cara, seperti menetapkan termin pembayaran yang jelas sejak awal transaksi, mengirimkan invoice atau tagihan tepat waktu, dan melakukan follow-up secara berkala namun sopan kepada pelanggan yang belum membayar.

Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk memberikan sedikit insentif atau diskon bagi pelanggan yang membayar lebih awal. Ini adalah salah satu kunci dalam mengelola arus kas usaha dari sisi pemasukan.

4. Kelola Utang Usaha dengan Bijaksana

Tidak semua utang itu buruk, asalkan dikelola dengan bijaksana. Jika memang memerlukan utang, pastikan utang tersebut bersifat produktif, artinya digunakan untuk hal-hal yang bisa meningkatkan pendapatan, bukan untuk kebutuhan konsumtif.

Pertimbangkan dengan cermat kemampuan bisnismu untuk membayar cicilan. Selain itu, usahakan untuk bernegosiasi mengenai termin pembayaran yang lebih panjang dengan supplier kamu. Pengelolaan utang yang cermat sangat mendukung upaya mengelola arus kas usaha agar tetap sehat.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!

5. Lakukan Manajemen Persediaan (Inventory) yang Efisien

Bagi kamu yang menjalankan bisnis ritel atau manufaktur, persediaan barang atau inventory adalah aset yang mengikat sejumlah dana. Persediaan yang terlalu banyak bisa berarti ada modal yang "mati" dan tidak produktif, belum lagi risiko barang rusak atau usang serta biaya penyimpanan. Sebaliknya, persediaan yang terlalu sedikit bisa membuatmu kehilangan potensi penjualan.

Maka dari itu, lakukan manajemen persediaan yang efisien. Pahami berapa kebutuhan ideal stokmu, gunakan metode seperti First-In, First-Out (FIFO), dan pantau perputaran persediaan secara rutin. Langkah ini penting dalam mengelola arus kas usaha agar tidak ada dana yang terbuang sia-sia.

6. Identifikasi dan Tekan Biaya Operasional yang Tidak Perlu

Setiap pengeluaran, sekecil apapun, akan mempengaruhi arus kas bisnismu. Cobalah untuk secara rutin meninjau semua pos pengeluaran operasional. Apakah ada biaya yang sebenarnya bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan?

Misalnya, mencari supplier bahan baku dengan harga lebih terjangkau, menghemat penggunaan listrik dan air, atau memanfaatkan tools digital marketing yang gratis atau berbiaya rendah. Efisiensi biaya operasional akan berdampak langsung pada ketersediaan kas yang lebih baik.

7. Siapkan Dana Darurat untuk Kondisi Tak Terduga

Sama halnya dengan keuangan pribadi, bisnis juga memerlukan dana darurat. Kondisi tak terduga seperti penurunan penjualan drastis, kerusakan alat produksi, atau kebutuhan mendesak lainnya bisa datang kapan saja.

Memiliki dana darurat yang cukup akan menjadi "bantalan" pengaman bagi arus kas bisnismu. Besaran idealnya bisa disesuaikan dengan skala dan risiko bisnis, namun umumnya berkisar antara 3 hingga 6 kali pengeluaran operasional bulanan. Dana darurat ini sangat penting sebagai penyelamat saat kamu mengelola arus kas usaha dalam situasi krisis.

Baca Juga: 10 Strategi Pengelolaan Keuangan UMKM untuk Meningkatkan Profit, Wajib Praktik!

8. Pisahkan Keuangan Pribadi dengan Keuangan Bisnis Secara Tegas

Ini adalah salah satu kesalahan yang masih sering dilakukan oleh pelaku UMKM, yaitu mencampuradukkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis. Kebiasaan ini membuat pelacakan arus kas menjadi sulit dan tidak akurat.

Akibatnya, kamu tidak bisa mengetahui secara pasti kondisi keuangan bisnis. Mulailah dengan langkah sederhana namun penting: buat rekening bank terpisah khusus untuk bisnis. Disiplinkan diri untuk semua transaksi bisnis melalui rekening tersebut. Ini adalah langkah fundamental untuk mengelola arus kas usaha secara lebih profesional.

9. Manfaatkan Bantuan Software Akuntansi atau Keuangan

Di era digital ini, sudah banyak teknologi yang bisa membantu mempermudah pekerjaan kita, termasuk dalam mengelola keuangan bisnis. Pertimbangkan untuk menggunakan software akuntansi atau aplikasi keuangan.

Banyak pilihan tersedia, mulai dari yang gratis hingga berbayar, dengan berbagai fitur seperti pencatatan transaksi, pembuatan laporan keuangan otomatis (termasuk laporan arus kas), manajemen invoice, hingga analisis keuangan sederhana. Penggunaan software ini bisa meningkatkan akurasi, menghemat waktu, dan membuat proses mengelola arus kas usaha menjadi lebih efisien.

Baca Juga: 10 Cara Mengelola Keuangan UMKM, Rahasia Bisnis Anti Gagal

10. Tinjau dan Evaluasi Strategi Pengelolaan Secara Berkala

Mengelola arus kas usaha bukanlah pekerjaan yang cukup dilakukan sekali saja, melainkan sebuah proses yang berkelanjutan. Kondisi pasar, tren konsumen, dan situasi internal bisnismu bisa berubah seiring waktu.

Oleh karena itu, sangat penting untuk secara berkala, misalnya setiap bulan atau kuartal, meninjau kembali laporan arus kas dan mengevaluasi apakah strategi pengelolaan yang kamu jalankan masih relevan. Lakukan penyesuaian jika diperlukan agar arus kas bisnismu tetap optimal dan sehat.

Mengelola arus kas secara cermat adalah kunci utama agar bisnis kamu tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga terus berkembang. Dengan menerapkan sepuluh tips yang sudah dibagikan di atas, maka kamu memiliki kontrol yang lebih baik atas kesehatan finansial bisnis dan terhindar dari risiko "boncos" yang menakutkan.

Mulailah dari langkah kecil, bangun kebiasaan finansial yang baik, dan jangan pernah berhenti belajar. Kita senantiasa berkomitmen untuk mendukung perjalanan bisnismu dengan menyediakan wawasan dan informasi yang relevan. Semoga sukses selalu dalam mengelola arus kas usaha kamu ya!

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.