B Corp di Indonesia


Pada artikel Bisnis untuk Kebaikan (Kontan, 8 Feb 2018) kami mengungkapkan bahwa sudah ada dua perusahaan Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi B Corp. Yang pertama adalah Indosole, sebuah perusahaan yang memanfaatkan ban bekas untuk dijadikan soal sepatu dan sandal yang bukan saja menarik dan nyaman, namun juga sangat tahan lama. Yang kedua, Percolate Galactic, sebuah perusahaan komunikasi yang banyak menangani isu-isu sosial dan lingkungan.

Di situ kami juga menyatakan bahwa Danone Aqua sedang menjalani proses sertifikasi yang sangat komprehensif dan bergengsi itu. Dan, pada tanggal 27 Februari kita semua mendengar kabar yang sangat menggembirakan. Danone Aqua telah dinyatakan lulus sertifikasi itu, menjadikannya perusahaan ketiga di Indonesia yang beroleh sertifikat B Corp. Sebuah hadiah ulang tahun ke-45 yang indah untuk perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) paling terkemuka di negeri ini.

Mereka yang tersertifikasi B Corp—kini jumlahnya 2.441 dari 50 negara—adalah perusahaan-perusahaan yang dianggap telah dapat membuktikan bahwa kekuatan bisnisnya dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai tantangan sosial dan lingkungan. Dengan sertifikasi, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh. Namun, di antara yang menurut kami sangat penting adalah diferensiasi dari mereka yang sebetulnya hanya berpura-pura membawa manfaat positif buat masyarakat.

Salah satu media massa paling terkemuka, The New York Times, ketika mengomentari tentang B Corp sangatlah menekankan manfaat ini. “B Corp provides what is lacking elsewhere: proof.” Siapapun yang mendalami komunikasi tanggung jawab sosial pastilah menyadari bahwa banyak sekali perusahaan—termasuk di Indonesia—yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk membuat klaim tentang kinerja keberlanjutan perusahaan. Dengan sertifikasi oleh pihak ketiga, apalagi dengan metodologi yang sangat komprehensif oleh auditor B Lab—organisasi nirlaba di balik sertifikasi B Corp—kita bisa menggantungkan harapan bahwa klaim yang dinyatakan memang terbukti.

Ada banyak pencapaian Danone Aqua yang bisa kita lihat memang membuatnya pantas untuk mendapatkan sertifikat itu. Sejak satu dekade lalu, intensitas penggunaan air telah dikurangi lebih dari 62%-nya. Jejak karbon dari proses produksinya juga telah diturunkan sebanyak 29% sejak 2008, suatu prestasi yang sangat sulit dicapai oleh perusahaan manapun. Sampah dari botol plastiknya juga sebagian besar sudah didaur ulang, termasuk sejumlah lebih dari 12.000 ton per tahun yang dikelola oleh bisnis sosial recycling business unit (RBU) yang mereka buat. Ini juga yang menjelaskan mengapa di tahun 2017 Danone Aqua berhasil mendapatkan peringkat PROPER Emas dan Hijau dari KLHK.

Namun demikian, sebagaimana yang bisa kita lihat dari B Impact Report, yang bisa dilihat siapapun, sesungguhnya Danone Aqua masih memiliki ruang perbaikan yang sangat luas. Dalam aspek tata kelola, nilainya memang tinggi. Demikian juga aspek pengelolaan lingkungannya. Tetapi di aspek ketenagakerjaan, Danone Aqua tampak masih di bawah rerata dalam soal benefit bagi pekerja dan kepemilikan saham oleh pekerja. Dalam indikator HAM juga terlihat Danone Aqua cuma sedikit saja di atas rerata.

Tentu, setelah rapor ini keluar akan banyak pemangku kepentingan di Indonesia yang tertarik. Danone Aqua perlu untuk memastikan transparensi atas kinerja itu. Bukti-buktinya tentu sudah dipegang B Lab, tetapi pemangku kepentingan di Indonesia juga membutuhkannya, dan mungkin dalam wujud yang berbeda, melalui saluran komunikasi yang berbeda pula. Danone Aqua juga perlu meningkatkan kinerjanya dalam indikator-indikator yang masih mungkin ditingkatkan kinerjanya.

Hal tersebut akan menjadi relatif mudah dilakukan bila Danone Aqua merasakan manfaat sertifikasi itu. Di level global sendiri—sebagaimana yang dituliskan salah seorang pendiri B Lab, Jay Coen Gilbert, pada artikelnya yang terbit di Forbes tanggal 20 Februari lalu—perkembangannya sangat mengagumkan. Danone telah menerima komitmen dari 12 bank global yang dipimpin oleh BNP Paribas untuk beroleh rabat bunga atas pinjaman USD2 miliar. Syaratnya? Bila Danone bisa membuktikan dampak positifnya bagi dunia lewat semakin banyak perolehan sertifikat B Corp. Pesannya jelas: perbankan dan investor semakin menghargai bisnis yang membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Danone—dengan 6 anak perusahaannya yang sudah bersertifikat, dan 4 lagi yang sedang menunggu keputusan—jelas adalah pendorong luar biasa bagi gerakan B Corp dan tanggung jawab sosial perusahaan di seluruh dunia. Dengan sertifikasi keenam yang diperoleh Danone Aqua, kita boleh berharap perusahaan-perusahaan besar di berbagai sektor di negeri ini juga bisa mengikuti jejaknya.


Sumber:
Artikel ini pernah dimuat di surat kabar KONTAN, pada tanggal 8 Maret 2018.

Penulis: Wahyu Aris Darmono dan Jalal (Pendiri dan Komisaris Perusahaan Sosial WISESA).

Mungkin Anda perlu membaca Artikel ini: