Karyawan merupakan aset utama dalam sebuah bisnis yang menentukan keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan sebuah sistem yang mengatur tentang insentif dan disinsentif yang adil dan layak. Pemberian insentif berupa bonus dan komisi merupakan motivasi yang baik bagi bisnis dengan mempertimbangkan prestasi karyawan selama bekerja di perusahaan Anda.
Prestasi karyawan ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu kemampuan dan dorongan. Kemampuan seseorang dapat dinilai dari kapasitas dan kapabilitas yang dimilikinya seperti pendidikan, pengalaman, dan sifat dasarnya. Sedangkan dorongan berasal dari luar yang memengaruhi proses pencapaian seseorang melalui motivasi, dapat berupa materil maupun non-materil.
Pengertian Insentif dan Disinsentif
Insentif adalah salah satu sarana untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, yaitu dengan mengetahui apa yang dibutuhkan karyawan dan berusaha untuk memenuhinya. Tunjangan kesejahteraan merupakan salah satu hal insentif yang diberikan oleh perusahaan yang bertujuan meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai target yang telah ditentukan.
Sedangkan, disinsentif merupakan sebuah hukuman bagi karyawan yang telah melanggar peraturan atau memiliki kinerja yang tidak sesuai harapan. Hal ini juga bertujuan seperti insentif, yaitu meningkatkan prestasi kerja karyawan. Disinsentif berpengaruh pada pemotongan besaran insentif yang akan diberikan oleh sebuah perusahaan tergantung pada besar atau kecil dan banyaknya sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
Tujuan Insentif dan Disinsentif
Secara lebih spesifik, tujuan insentif dan disinsentif adalah sebagai berikut:
Bagi PerusahaanPemberian insentif dan disinsentif bagi perusahaan bertujuan sebagai berikut:
- Sebagai sarana dalam mengatur karyawan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
- Meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja bagi karyawan.
- Tanggungjawab perusahaan dalam mensejahterakan karyawan.
Pemberian insentif dan disinsentif bagi karyawan bertujuan sebagai berikut:
- Standar prestasi dapat diukur berdasarkan kuantitatif.
- Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian balas jasa yang dapat diukur dalam bentuk uang.
- Karyawan harus lebih giat jika ingin mendapatkan insentif dalam bentuk uang yang lebih banyak.
Jenis-Jenis Insentif dan Disinsentif
Masing-masing perusahaan dan UMKM memiliki jenis insentif dan disinsentif yang berbeda-beda menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Adapun jenis-jenis insentif dan disinsentif, yaitu sebagai berikut:
Jenis Insentif1. Bonus
Bonus diberikan kepada karyawan yang mampu bekerja sesuai dengan target dan harapan perusahaan. Contohnya bagi karyawan di bidang produksi yang telah berhasil memproduksi produk diatas dari jumlah minimum produksi.
2. Komisi
Komisi diberikan kepada karyawan apabila berhasil menjual produk melebihi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perhitungan jumlah komisi pada masing-masing perubahan tentu berbeda tergantung pada jenis produk yang dijual, harga produk, dan kapasitas perusahaan dalam memberikan komisi.
3. Insentif bagi eksekutif
Insentif ini diberikan oleh perusahaan khusus bagi level manajer dan diatasnya. Insentif ini diberikan atas penilaian kinerja dalam memimpin sebuah tim dan karyawan yang berada dibawahnya. Besaran insentif yang diterima disesuaikan dengan deskripsi pekerjaan dan tanggung jawabnya.
4. Insentif Kelompok
Insentif ini diberikan bagi kelompok yang berhasil dalam sebuah proyek tertentu. Penilaian yang digunakan adalah penilaian secara menyeluruh pada kelompok tersebut bukan masing-masing individu yang tergabung dalam kelompok tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama di dalam tim dan memacu kinerja yang lebih baik secara bersama-sama.
Jenis Disinsentif1. Surat Peringatan
Disinsentif digunakan sebagai sarana dalam mendisiplinkan dan meningkatkan kinerja karyawan lebih baik lagi. Salah satu alat yang digunakan dalam program disinsentif adalah surat peringatan. Surat peringatan diberikan kepada karyawan yang melanggar aturan tertentu dan dirasa memiliki kinerja yang belum maksimal. Surat peringatan yang didapat karyawan akan berdampak pada pengurangan insentif yang diterima.
2. Penundaan dan Penurunan Gaji
Disinsentif dengan menerapkan penudaan dan penurunan gaji pada suatu karyawan dapat dilakukan apabila perusahaan menilai kinerja karyawan tidak mengalami peningkatan, beberapa kali mendapatkan surat peringatan, dan hingga melakukan pelanggaran yang cukup berat yang berdampak langsung bagi kesehatan perusahaan. Namun faktor eksternal juga dapat memengaruhi disinsentif ini, yaitu lesunya perekonomian nasional,bencana alam, dan bencana tak terduga yang dialami langsung oleh perusahaan.
Tips Menyusun Sistem Insentif dan Disinsentif
Setelah Sahabat Wirausaha mengetahui pengertian dan jenis-jenis insentif dan disentif, maka kami kini akan menjelaskan proses menyusun sistem perhitungan insentif dan disinsentif untuk mencapai target usaha. Kali ini kita akan berfokus pada insentif yang berjenis bonus. Langkah-langkah menyusun sistem insentif dan disinsentif adalah sebagai berikut:
Rumus Perhitungannya:
Bonus Tahunan = (Poin Masa Kerja x Level Jabatan x Departemen x Gaji) x Jumlah Sanksi Peringatan
1. Masa Kerja
Masa Kerja | Presentase |
1 - <2 Tahun | 90% |
2 - <4 Tahun | 100% |
4 - <6 Tahun | 110% |
6 - <8 Tahun | 120% |
8 - <10 Tahun | 130% |
Lebih dari 10 Tahun | 140% |
2. Level Jabatan
Level jabatan dapat menyesuaikan dengan level jabatan yang berada pada bisnis Anda. Level jabatan disusun dari level terendah hingga level tertingga.
Level | Persentase | Keterangan |
Operator Pelaksanaan | 80% | Level Jabatan Terendah |
Foreman | 90% | |
Supervisor | 100% | |
Superintendent | 110% | |
Manajer | 120% | Level Jabatan Tertinggi |
3. Kategori Departemen
Kategori departemen juga dapat anda sesuaikan dengan departemen yang berada di perusahaan Anda. Persentasenya dibedakan berdasarkan kategorinya dan tanggung jawabnya.
Departemen | Persentase | Keterangan |
Supporting | 100% | Kategori Ringan |
Non-produksi | 110% | Kategori Sedang |
Produksi | 120% | Kategori Berat |
5. Jumlah Sanksi Peringatan
Jumlah Sanksi | Persentase | Keterangan |
Tanpa Sanksi | 100% | Tidak Pernah Sanksi |
Surat Peringatan 1 | 90% | Pernah atau sedang menjalaninya |
Surat Peringatan 2 | 80% | Pernah atau sedang menjalaninya |
Surat Peringatan 3 | 70% | Pernah atau sedang menjalaninya |
Skorsing 3 bulan | 60% | Pernah atau sedang menjalaninya |
Skorsing 6 bulan | 50% | Pernah atau sedang menjalaninya |
Misalkan, Anda memiliki karyawan 5 Karyawan dengan berbagai latar belakang pekerjaan, anda ingin memberikan insentif kepada karyawan anda dengan melihat data historis berdasarkan kinerja mereka, sebagai berikut:
- Ari : Gaji Rp. 2.000.000 dengan masa kerja 2 - <4 tahun, berada pada level jabatan operator pelaksanaan di departemen supporting, serta pernah mendapatkan SP1.
- Alfian: Gaji Rp. 4.000.000 dengan masa kerja 4 - <6 tahun, berada pada level jabatan superintendent di departemen Non-produksi, serta pernah mendapatkan Skorsing 3 bulan
- Ana: Gaji Rp. 7.000.000 dengan masa kerja <10 tahun, berada pada level jabatan supervisor di departemen Produksi, serta tidak pernah mendapatkan surat peringatan.
- Arafah: Gaji Rp. 10.000.000 dengan masa kerja <10 tahun, berada pada level jabatan superintendent di departemen Non-produksi, serta tidak pernah mendapatkan surat peringatan.
- Andhira: Gaji Rp. 15.000.000 dengan masa kerja >10 tahun, berada pada level jabatan manajert di departemen Produksi, serta tidak pernah mendapatkan surat peringatan.
Maka dengan ini perhitungannya sebagai berikut:
Nama | Perhitungan Insentif dan Disinsentif | Jumlah |
Ari | (2.000.000 x 110% x 80% x 100%) x 90% | Rp. 1584.000 |
Alfian | (4.000.000 x 110% x 90% x 110%) x 60% | Rp. 2.613.600 |
Ana | (7.000.000 x 130% x 100% x 120%) x 100% | Rp. 8.400.000 |
Arafah | (10.000.000 x 130% x 110% x 110%) x 100% | Rp. 12.100.000 |
Andhira | (15.000.000 x 140% x 120% x 120%) x 100% | Rp. 30.240.000 |
Kesimpulan
Dalam bisnis dibutuhkan sebuah sistem yang mengatur insentif dan disinsentif bagi karyawan, selain bertujuan untuk memotivasi karyawan untuk lebih maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan, insentif dan disinsentif juga digunakan untuk efisiensi dan efektifitas perusahaan. Kini Sahabat Wirausaha telah mengetahui pula cara menyusun sistem insentif dan disinsentif untuk karyawan Anda. Perhitungan diatas dapat disesuaikan dengan kebijakan Anda dalam menetapkan insentif dan disinsentif bagi karyawan Anda dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan Anda.
*** Dimas A. Septyan, Kontributor Penulis UKM Indonesia.