Composition with frozen fish on the table

Bisnis merupakan salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan finansial di masa depan. Tak heran jika saat ini banyak bermunculan bisnis-bisnis baru, yang bahkan dikelola oleh anak-anak muda. Memang, berbisnis tidak harus menunggu tua. Merintis bisnis sedari muda justru akan memberikan banyak kesempatan untuk belajar, sehingga peluang untuk meraih sukses lebih besar.

Bicara tentang bisnis, tentu banyak sekali bidang bisnis yang bisa digeluti. Salah satunya adalah frozen food atau makanan yang dibekukan. Jenis dari frozen food ini beraneka ragam, mulai dari olahan ikan seperti otak-otak dan tempura, chicken nugget, sosis, dim sum, seblak, pempek, hingga ayam dan bebek bumbu ungkep, yang masing-masing memiliki pangsa pasarnya tersendiri.

Baca Juga: Peluang Pasar Produk Frozen Food

Pada umumnya, perusahaan bisa tumbuh menjadi skala besar, awalnya tentu merintis dari nol. Para entrepreneur yang sekaligus owner perusahaan di permulaan bisnis tak segan untuk terjun langsung mengelola bisnisnya agar bisa jalan dan berkembang hingga menjadi besar. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis frozen food pun bisa dimulai dari nol. Artinya, bisnis ini bisa dikerjakan dengan modal terbatas, yang hanya memanfaatkan dapur di rumah, tetapi memiliki potensi penghasilan yang menggiurkan. Lantas, bagaimana caranya membangun bisnis frozen food mulai dari nol? Yuk, simak tipsnya berikut ini.


Potensi Pasar Bisnis Frozen Food

Persaingan bisnis dari tahun ke tahun semakin ketat. Demikian pula dengan bisnis makanan beku (frozen food). Artinya semakin banyak entrepreneur yang bermain di dalam industri makanan beku ini. Meskipun demikian, Anda tidak perlu khawatir karena potensi pasar untuk bisnis frozen food sangatlah besar.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia. Tak bisa dipungkiri bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia tergolong cukup tinggi. Artinya, jumlah penduduknya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berkenaan dengan hal tersebut, kebutuhan akan pangan tentu saja juga meningkat. Sebab itulah bisnis makanan seolah tidak ada matinya, karena setiap orang pasti butuh makan.

Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner

Jika bicara data, perusahaan frozen food terbesar di Indonesia yakni PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk dengan produk unggulannya Fiesta Chicken Nugget mampu meraup omzet dan laba bersih triliunan rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar bisnis makanan beku ini sangat besar. Itupun distribusinya hanya menjangkau pasar domestik, dalam arti hanya Indonesia saja. Apabila mampu menjangkau pasar internasional melalui ekspor, maka peluangnya akan lebih besar lagi.

Mungkin dalam benak Anda terbersit pertanyaan, “Bagaimana bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar?”. Ketakutan akan persaingan biasa muncul dalam bisnis, apalagi entrepreneur pemula yang baru mulai merintis bisnis kecil. Sebenarnya Anda tidak perlu juga bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang telah menguasai pangsa pasar frozen food. Anda cukup melayani ceruk pasar (market niche) yang belum terlayani oleh perusahaan-perusahaan besar tersebut. Meskipun nantinya Anda hanya mampu melayani 5% dari pangsa pasar saja, itu pun sudah luar biasa potensi pendapatannya.

Baca Juga: Tang Kitchen, Usaha Kuliner yang Dirintis di Usia Muda


Teknologi Internet Memudahkan Pemasaran

Frozen food awalnya dianggap sebagai makanan yang rendah nutrisi dan kurang sehat. Untuk mengubah mindset pasar tentang frozen food ini dibutuhkan usaha keras dan waktu yang cukup lama. Banyak kampanye dan sosialisasi yang dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman kepada konsumen bahwa frozen food memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan makanan lainnya, bahkan keunggulannya bisa tahan lebih lama karena dibekukan.

Seiring dengan pemahaman konsumen tentang frozen food, bisnis ini semakin menggeliat dan dilirik oleh banyak entrepreneur yang ingin menyediakan makanan alternatif yang praktis tanpa perlu ‘ribet’. Dan benar saja, bisnis frozen food semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan di masa pandemi Covid-19 mulai Maret 2019 lalu, terjadi perubahan pola transaksi dari offline menjadi online. Ketatnya pembatasan mobilitas masyarakat mengakibatkan ekonomi terpuruk, di mana banyak toko, warung makan mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran besar tutup atau hanya memberikan layanan dan penjualan terbatas.

Baca Juga: Belajar dari Kegagalan Bisnis Kuliner Ayam Bakar KO

Untuk bisa tetap dan terus eksis menjalankan bisnis, banyak pelaku bisnis kuliner yang mengolah produknya menjadi frozen food yang bisa dibeli baik secara offline maupun online. Tujuannya agar konsumen tetap dapat menikmati makanan restoran di rumah kapan saja dengan melakukan pembelian take away varian bekunya.

Perubahan orientasi penjualan dan pola transaksi ini semakin membuka peluang bisnis frozen food semakin lebar. Meski penjualan secara offline dinilai lebih efektif karena bisa berinteraksi langsung dengan konsumen, namun penjualan online melalui internet dengan memanfaatkan platform media sosial akan memudahkan pemasaran guna menjangkau pasar yang lebih luas.

Baca Juga: Jenis-jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

Pemasaran secara online dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial Instagram, Facebook, Twitter, Telegram, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain itu juga bisa berjualan melalui marketplace atau e-commerce. Banyaknya marketplace menjadikan saluran distribusi dan penjualan semakin variatif. Artinya, peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas pun semakin besar.


Mulai dari Reseller Hingga Produksi Sendiri

Sebagai entrepreneur pemula, untuk menjalankan bisnis frozen food sebaiknya apakah langsung memproduksi produk sendiri atau menjadi reseller yang menjual produk orang lain lebih dahulu? Pertanyaan ini sering kali mengusik para pelaku bisnis yang masih newbie. Sebenarnya menjadi reseller atau langsung produsen yang memproduksi produk sendiri bukanlah masalah. Hal ini tentu akan sangat tergantung pada kesiapan modal dan mental masing-masing.

Jika Anda telah siap secara modal dan mental, disertai dengan produk yang berkualitas, maka Anda bisa langsung menjadi produsen. Namun perlu dipertimbangkan bahwa melakukan proses produksi sendiri tidaklah mudah, karena Anda harus paham tentang harga pokok produksi, harga pokok penjualan, manajemen persediaan, skedul produksi, branding, pemasaran, hingga distribusi produk ke tangan konsumen. Memang prosesnya cukup kompleks, namun peluang penghasilannya juga bisa semaksimal mungkin.

Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Kinerja Reseller

Sementara apabila Anda belum memiliki kesiapan yang memadai baik secara modal maupun mental, ada baiknya Anda belajar menjadi reseller terlebih dahulu, dengan menjualkan produk milik orang lain. Berperan sebagai reseller tidak menutup kemungkinan bagi Anda untuk mengembangkan bisnis dan meraih kesuksesan bisnis. Jika Anda terampil dalam menjual, sehingga omzet yang dihasilkan besar, maka Anda bisa naik level menjadi agen atau bahkan distributor. Dari belajar menjadi reseller Anda bisa mengetahui pola pembelian dan tingkat permintaan konsumen terhadap produk frozen food yang dijual.

Kemampuan mengobservasi dan analisis pasar bisa menjadi amunisi untuk beralih dari reseller ke produsen. Bahkan asyiknya lagi, untuk menjadi produsen, Anda tidak perlu memiliki fasilitas produksi sendiri. Anda bisa menggunakan jasa maklon untuk menjual produk dengan brand sendiri. Maklon merupakan kegiatan manufaktur produk yang dilakukan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi permintaan pihak lain.

Baca Juga: Membangun Brand Positioning Agar Bisnis Berkembang

Saat ini banyak perusahaan frozen food yang membuka jasa maklon. Hanya saja untuk memanfaatkan jasa ini, umumnya pihak perusahaan penyedia jasa menuntut adanya perjanjian hitam di atas putih terkait dengan jumlah orderan, sehingga mereka bisa menyesuaikan dengan skedul produksi untuk produk perusahaan sendiri. Biasanya perusahaan penyedia jasa maklon meminta forecast penjualan dari pihak pengguna jasa.

Jika Anda pemain baru, tentu akan sulit untuk membuat forecast penjualan, karena belum tahu dinamika bisnis frozen food. Selain belum memiliki data penjualan, juga pengalaman untuk menganalisis dan memprediksi penjualan dalam satu tahun mendatang. Sebab itu, memulai bisnis frozen food dengan berperan sebagai reseller bisa jadi pilihan terbaik untuk belajar tentang seluk-beluk bisnis ini.


Melakukan Riset Pasar

Banyak pelaku bisnis yang hanya bermodal nekat memproduksi dan menjual produk tanpa tahu target pasarnya. Hal ini bukanlah pemikiran awal yang baik untuk berbisnis. Sebab, ketika Anda hanya berfokus pada produksi produk, dan gencar ‘melemparnya’ ke pasaran tetapi tidak tahu target pasar yang akan dibidik, Anda hanya membuang-buang peluru saja. Artinya, pekerjaan yang telah dilakukan menjadi sia-sia karena salah strategi. Sebab itulah pentingnya melakukan riset pasar.

Pahami dan tanamkan dalam diri Anda bahwa produk yang Anda jual merupakan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh target pasar tertentu. Untuk itu, Anda harus melakukan riset pasar guna mencari tahu permasalahan yang dihadapi oleh konsumen yang akan disasar.

Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM

Misalnya, saat ini banyak kaum milenial dan ibu rumah tangga yang usianya berkisar antara 20 hingga 35 tahun resah dan merasa kesulitan untuk memasak dan menghidangkan makanan baik bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Mereka ingin bisa memasak makanan yang mudah dan praktis tanpa ‘diribetkan’ dengan racikan aneka bumbu yang rumit. Selain itu, mereka juga tidak mau menghabiskan waktu berjam-jam untuk memasak di dapur, sehingga mereka bisa melakukan aktivitas lainnya. Atas dasar permasalahan tersebut, frozen food hadir sebagai solusi agar mereka dapat memasak hidangan untuk keluarga secara praktis, mudah, dan cepat.

Dengan melakukan riset pasar, Anda bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh target pasar melalui produk Anda. Ketepatan dalam memberikan solusi akan berdampak pada kecepatan pertumbuhan bisnis, karena produk Anda akan senantiasa dicari oleh konsumen.

Baca Juga: 7 Strategi Mengelola Hubungan Baik Dengan Konsumen

Tanpa riset pasar, Anda justru berisiko mengalami kerugian, karena produk yang diproduksi dan dijual tidak diterima pasar. Misalnya Anda ikut-ikutan memproduksi produk yang sedang booming di pasar karena tingginya permintaan. Tanpa melakukan riset pasar, umur produk tidak akan berlangsung lama, karena tidak memberi solusi bagi permasalahan konsumen. Mungkin dalam jangka waktu tertentu produk tersebut laku di pasaran, namun tidak ada jaminan akan kelangsungan hidup produk tersebut. Bahkan bisa jadi produk yang telah diproduksi justru tidak laku di pasaran, sehingga Anda harus menanggung kerugian yang besar.


Perhatikan Legalitas Bisnis

Meski masih skala kecil, pastikan bisnis yang Anda jalankan memiliki legalitas sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Frozen food tergolong dalam bisnis makanan, sehingga Anda harus memperoleh izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Jangan lesu apalagi patah semangat!

Pengurusan izin BPOM dulu mungkin memang birokratis, berbelit-belit, dan prosesnya begitu lama. Namun sekarang tidak lagi. Jika Anda dapat memenuhi persyaratan administrasi dan proses pengolahan produk Anda benar-benar higienis sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan, maka BPOM akan segera memproses perizinan bisnis Anda tersebut. Sebab, saat ini BPOM semakin aware dengan bisnis-bisnis UKM, sehingga lebih aktif dalam memproses izin yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis tersebut.

Baca Juga: Siapa Bilang UKM Tidak Memerlukan Sertifikasi Halal?

Pada prinsipnya membangun bisnis frozen food mulai dari nol bukanlah hal yang mustahil. Mulai dari skala kecil dengan menjadi reseller akan berubah menjadi produsen seiring dengan bertumbuhnya bisnis. Menarik bukan? Jika Anda tertarik untuk mengetahui tips selengkapnya, Anda bisa mengakses video Membangun Bisnis Frozen Food Dari Nol.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.