Strategi marketing yang tepat sangat diperlukan dalam melakukan pemasaran produk agar bisa menarik pelanggan untuk melakukan pembelian. Nah, jika Sahabat Wirausaha tahu akan pentingnya menerapkan strategi yang tepat dalam kegiatan pemasaran, maka akan sangat baik jika Sahabat Wirausaha juga mengetahui strategi pemasaran yang umum digunakan, yaitu ATL, BTL, dan TTL.

Lantas, apa sebenarnya strategi pemasaran ATL, BTL, dan TTL itu? Nah, tenang, semua itu akan dibahas secara lengkap pada artikel berikut, mulai dari pengertian ketiganya, kemudian contohnya, lalu ada juga penjelasan terkait kelebihan dan kelemahan dari ketiga strategi pemasaran, dan terakhir yaitu penerapannya. Penasaran? Yuk, simak pembahasan berikut ini!

Baca Juga: Above The Line (ATL)


Pengertian ATL, BTL, dan TTL

1. ATL (Above the Line)

ATL merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh manajemen pusat dengan target audiens yang luas. Artinya, target yang dimaksud adalah semua kalangan atau tidak terfokus pada satu segmen saja. Umumnya ATL hanya untuk memperkenalkan dan menjelaskan sebuah konsep atau ide suatu produk. Dan biasanya, ATL juga tidak memiliki interaksi secara langsung dengan audiens. Nah, dari clue di atas sudah tau bukan, apa saja medianya. Untuk medianya sendiri, strategi pemasaran ATL umumnya berupa televisi, radio, majalah, koran, papan billboard, media online, website, blog ataupun sosmed. Intinya tidak berinteraksi secara langsung dengan audiensnya.

2. BTL (Below the Line)

Berbeda dengan ATL yang memiliki target audiens yang luas, maka untuk strategi pemasaran BTL, target audiens lebih terbatas, artinya lebih spesifik. Biasanya, media atau kegiatannya akan berinteraksi langsung dengan audiens, yang mana audiens mungkin dapat merasakan, menyentuh atau mencoba langsung produk hingga membelinya saat itu juga. Nah, mungkin Sahabat Wirausaha sudah terbayang nih media-medianya seperti apa. Betul sekali, media yang umumnya digunakan dalam strategi pemasaran BTL ini adalah Event-event, Sponsorship, Sampling, Point of Sale (POS) materials, Consumer Promotion, Trade Promotion dan lain-lain.

Baca Juga: Below The Line (BTL)

3. TTL (Through the Line)

TTL merupakan gabungan antara strategi ATL dan BTL. Jadi, karena semakin majunya sebuah teknologi saat ini, maka ATL dan BTL semakin bias atau menjadi sedikit lebih sulit untuk dibedakan. Karenanya, di dunia marketing akhirnya muncul istilah baru, yaitu TTL. Misalnya begini, beberapa kegiatan mungkin menggunakan BTL tetapi juga mengandung unsur ATL. Bisa juga sebaliknya, ada yang menggunakan BTL tapi juga mengandung unsur ATL.


Contoh Pemasaran ATL, BTL, dan TTL

Salah satu contoh penerapan ATL adalah iklan di televisi. Nah, iklan tersebut bertujuan untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan produk pada masyarakat secara umum. Penggunaan media seperti TV dapat meningkatkan potensi penjualan karena pengguna TV cukup banyak. Nah, di era canggih sekarang, potensi yang lebih besar lainnya adalah iklan-iklan di sosial media, misalnya seperti Youtube. Jadi, iklan-iklan tersebut merupakan salah satu strategi pemasaran ATL ya, Sahabat Wirausaha.

Baca Juga: Bagaimana UKM Dapat Memvalidasi Potensi Produk dan Peluang Pasar?

Berbeda dengan BTL, yang mana memiliki ciri adanya interaksi secara langsung dengan audiens. Contohnya seperti sponsorship. Sponsorship ini merupakan kegiatan pemasaran produk dengan cara membangun kemitraan dengan berbagai perusahaan atau acara yang bertujuan untuk mendapatkan kesan positif dari pelanggan. Selain itu, bertujuan juga untuk membangun brand awareness dan peningkatan penjualan produk.

Sedangkan untuk contoh TTL yang menggabungkan strategi ATL dengan BTL adalah iklan sebuah brand atau produk di suatu majalah yang diberikan sampel produknya.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk dari Recycling Sampah


Kelebihan dan Kelemahan Pemasaran ATL, BTL, dan TTL

Keuntungan strategi pemasaran ATL diantaranya memiliki jangkauan yang lebih luas, memiliki hubungan yang lebih baik dengan khalayak, dan membangun brand dengan lebih baik karena melibatkan konsumen. Kelemahannya jika menggunakan media cetak yaitu resiko cetakan yang buruk atau ada kesalahan dalam pencetakan, mediumnya yang pasif dan statis, membutuhkan minat baca dari konsumen. Jika dengan media radio, kelemahannya yaitu keterbatasan dalam kreativitas, adanya fragmentasi, riset yang terbatas karena perusahaan kecil yang terkendala dana untuk melakukan riset, dan adanya persaingan durasi iklan. Sedangkan jika menggunakan TV, kelemahannya yaitu harganya relatif mahal, pembuatan iklannya juga terlalu rumit, keterbatasan dalam durasi dan materi, jangkauan pemirsanya tidak spesifik dan terlalu banyak repetisi sehingga membosankan.

Keuntungan strategi pemasaran BTL diantaranya memiliki target yang sangat jelas dalam peningkatan penjualan, memiliki pengembalian investasi yang lebih baik karena terikat dengan penjualan, lebih mudah untuk dikontrol dan lebih sesuai dengan kebutuhan para konsumen. Nah, untuk kelemahan BTL sendiri yaitu terkadang tidak tepat sasaran, penjualan tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan untuk acara, dan terkadang kreativitas pemasaran tak diimbangi dengan kualitas produk yang dipasarkan.

Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Kinerja Reseller

Keuntungan strategi pemasaran TTL yaitu gabungan dari keuntungan ATL dan BTL, karena pada dasarnya TTL ini merupakan gabungan dari ATL dan BTL. Penggabungan antara ATL dan BTL juga tentunya memiliki keuntungan yang sudah pasti jauh lebih maksimal.


Kapan Penerapan Strategi ATL, BTL dan TTL?

Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, maka kita dapat melihat urutan strategi dari yang murah hingga mahal. Tentunya ini dapat menentukan kapan sebaiknya penerapan strategi ATL, BTL dan TTL dilakukan dalam usaha.

Baca Juga: Tips Memilih Atribut Brand

Jika Sahabat Wirausaha baru mulai berbisnis atau baru merintis usaha maka alangkah baiknya Sahabat Wirausaha menerapkan strategi pemasaran TTL. Dengan menggunakan sosial media yang tidak perlu memakai iklan berbayar, misalnya Instagram atau Facebook. Hanya dengan modal internet, Sahabat Wirausaha bisa mempromosikan sendiri produk atau jasa yang ditawarkan. Bisa juga mengikuti pameran atau bazar yang diadakan gratis oleh pemerintah dan kemudian mengiklankan di sosmed pribadi.

Nah, jika Sahabat Wirausaha sudah memiliki usaha yang cukup stabil dan ingin memperluas jangkauan penjualan, maka Sahabat Wirausaha sudah mulai bisa melakukan strategi pemasaran BTL yaitu dengan kegiatan kemitraan dan brand activation juga bisa dilakukan dengan budget yang sederhana atau tanpa harus mahal.

Baca Juga: Brand Activation

Sedangkan untuk ATL, yaitu dengan iklan berbayar di media elektronik maupun cetak. Mengingat iklan di media tersebut bisa sangat mahal, maka memang sebaiknya usaha Sahabat Wirausaha sudah cukup atau sudah benar-benar stabil keuangan, produksi dan penjualannya.

Kesimpulan

Setelah mengetahui dan memahami apa itu strategi pemasaran ATL, BTL, dan TTL, contoh, kelebihan dan kelemahan, hingga penerapannya, maka Sahabat Wirausaha sudah memiliki gambaran dan penilaian, serta bisa mempertimbangkan, kira-kira strategi mana yang tepat untuk mempromosikan produk atau jasa yang akan ditawarkan. Jangan sampai salah langkah ya, Sahabat Wirausaha! Semangat!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.