Salah satu produk yang cukup menarik untuk dieksplorasi oleh sahabat wirausaha adalah sambal. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sambal adalah makanan penyedap yang dibuat dari cabai, garam, dan sebagainya yang ditumbuk, dihaluskan, dan sebagainya, biasanya dimakan bersama nasi. Sambal merupakan istilah yang berasal dari Indonesia, khususnya dari bahasa Jawa untuk menggambarkan sebuah produk tambahan makanan yang memiliki rasa pedas.

Baca Juga: Potensi Ekspor Sambal ke Amerika Serikat

Apabila berbicara mengenai sejarah, sambal sendiri sebenarnya telah ada semenjak abad ke-10. Hal ini dikutip dalam buku Indonesia Poenja Tjerita (2016) yang ditulis oleh Eka Saputra. Pada masa tersebut, cabai yang merupakan bahan baku dari sambal sudah menjadi komoditas utama perdagangan dan juga pengolahan.

Dalam beberapa literatur lain, sambal juga menjadi salah satu olahan makanan yang menarik bagi para turis yang berkunjung ke Batavia. Sambal ini juga yang menjadi inspirasi dalam pembuatan saus pada saat revolusi industri pada abad ke-18. Saat ini sambal sendiri telah menjadi nama dari sebuah produk oalahan cabai yang tersedia di berbagai pasar di Eropa.

Dengan besarnya nama dari sambal ini dan latar belakangnya yang kental dengan budaya Indonesia, sahabat wirausaha sebenarnya bisa menjadikan sambal sebagai salah satu produk unggulan, bukan hanya di Indonesia, tapi juga hingga mancanegara, khususnya di Eropa.


Inovasi Jenis Sambal sebagai Potensi

Produk sambal sendiri saat ini memiliki berbagai varian yang dapat diinovasikan. Berdasarkan definisi pada KBBI sendiri, terdapat beberapa jenis sambal yang terdefinisikan. Jenis sambal tersebut dapat berbeda dalam beberapa hal, mulai dari bahan baku hingga proses pembuatan. Keunikan setiap sambal tersebut juga merupakan representatif dari keberagaman budaya Indonesia dalam mengolah produk olahan cabai.

Jenis sambal pertama yang dapat dibuat adalah sambal bajak. Sambal bajak merupakan sambal yang terdiri dari cabai, bawang merah, kemiri, garam dan terasi. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan santan dan direbus hingga air santannya menguap habis. Selain dengan cara tersebut, masih terdapat banyak metode lain untuk membuat sambal bajak sesuai tata cara masing-masing.

Baca Juga: Prospek Usaha Sambal

Selain sambal bajak, sambal terasi juga merupakan sambal yang cukup banyak dikonsumsi. Sambal terasi memilik proses yang mirip dengan sambal bajak. Akan tetpai pada prosesnya sambal terasi hanya menggunakan terasi dan cabai rawit saja.

Sambal lain yang juga didapat adalah sambal goang. Sambal goang menggunakan bahan baku utama garam dan cabe rawit yang ditumbuk dalam cobek atau ulekan. Sambal ini biasanya digunakan untuk menemani lalapan. Selain sambal goang, ada juga sambal kemiri dimana sambal ini menggunakan bahan baku kemiri dan cabe rawit.

Bahan tersebut kemudian dibakar atau digoreng untuk kemudian ditumbuk dengan bumbu lainnya.Setiap jenis sambal yang dibuat tersebut dapat menjadi referensi bagi sahabat wirausha untuk menciptakan sebuah sambal yang berkualitas dan sesuai dengan selera masyarakat.

Sesuai dengan jenis sambal sendiri yang termasuk dalam kategori kuliner, rasa menjadi sangat penting. Oleh karena itu, inovasi apapun yang sahabat wirausaha lakukan, rasa enak tetap menjadi fokus utama. Tanpa rasa enak tersebut, konsumen tidak akan memiliki alasan untuk membeli produk yang dibuat.

Satu hal lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan rasa enak dari sebuah sambal adalah kesesuaian selera. Sebagai contoh, beberapa konsumen mungkin menyukai rasa sambal yang sangat pedas. Beberapa konsumen lain mungkin menyukai rasa sambal yang relatif manis atau pun asin. Hal ini yang juga menjadi tantangan bagi sahabat wirausaha untuk mampu menentukan produk yang ingin dibuat.

Aspek kedua yang juga penting diperhatikan dalam pembuatan sambal adalah daya tahan. Sambal yang merupakan hasil olahan dari cabai merupakan salah satu produk yang relatif cepat busuk. Sahabat wirausaha harus mampu menemukan komposisi dari produk sambal mereka yang tidak hanya enak tapi juga awet.


Melihat Potensi Sambal di Eropa

Makanan asia sebagai salah satu kategori dari sambal memiliki tempat sendiri di hati para masyarakat Eropa. Berdasarkan data dari Harist Interactive, 66% dari masyarakat Perancis mengkonsumsi makanan Asia sekali atau lebih dari sekali dalam sebulan. Lebih spesifik lagi, 24% dari responden tersebut mengkonsumsi makanan Asia setidaknya sekali dalam satu minggu. Angka ini dapat menjadi indikasi bahwa konsumsi makanan Asia sebenarnya menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Eropa.

Baca Juga: UKM Bisa Siap Ekspor Dengan Kenali 8 Hal ini

Gambar 1. Konsumsi Makanan Asia di Perancis

Sumber: Statista (2019)

Apabila ingin melihat secara spesifik dari produk sambal itu sendiri, kedekatan Indoneisa dengan beberapa negara Eropa, salah satunya adalah Belanda yang memiliki latar belakang historis yang cukup kuat. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Belanda yang pernah menduduki Indonesia sebelum masa kemerdekaan memiliki ikatan yang kuat dengan budaya Indonesia.

Hal ini juga dapat terlihat dari beberapa budaya Indonesia yang melekat pada keseharian masyarakat Belanda, salah satunya makanan. Masyarakat Belanda cukup biasa mengkonsumsi masakan-masakan Indonesia dalam kesehariannya. Salah satu jenis masakan tersebut adalah sambal.

Produk sambal bukan barang yang sulit ditemukan di toserba Belanda. Sambal ini dapat dikonsumsi bersama nasi atau pun roti. Peneterasi sambal itu sendiri kemudian meluas. Beberapa toko di negara selain belanda juga sudah menjual produk sambal.

Dengan semua potensi dari penjualan produk sambal tersebut, penjualan sambal dari merek Indonesia sendiri masih belum terlalu banyak. Pasar ini kemudian digarap oleh beberapa perusahaan multinasional seperti Unilever yang membuat brand seperti Conimex untuk menangkap pasar makanan Asia di Eropa. Salah satu produk dari Conimex sendiri adalah beragam jenis sambal yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat Eropa.

Baca Juga: Potensi Ekspor Rempah-Rempah di Pasar Eropa

Selain brand tersebut, masih terdapat beberapa jenis sambal lain yang diambil dari produsen di Asia. Akan tetapi, hal yang patut disayangkan, beberapa importir produk makanan Asia masih menjadikan Thailand sebagai tempat ekspor dari produk-prooduk olahan mereka.

Dalam beberapa kasus, makanan dengan logo halal pun masih merujuk pada standarisasi halal dari Thailand. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Pasar ini sebenarnya memiliki potensi dan dapat digarap dengan lebih serius.

Dengan segala potensi yang telah disampaikan sebelumnya, sambal merupakan sebuah produk yang dapat menjadi alternatif bagi sahabat wirausaha. Segmen sambal di Eropa ini memiliki potensi yang dapat digarap apabila sahabat wirausaha dapat mengikuti standar dan prosedur yang sesuai dengan permintaan dan regulasi dari pasar di luar negeri tersebut.


Melihat Standar Makanan di Eropa

Sebagai seorang produsen dari makanan yang ingin diekspor ke suatu lokasi, sahabat wirausaha perlu memahami standar mengenai makanan yang diperbolehkan diperjual belikan di suatu negara. Setiap negara di Eropa memiliki regulasi masing-masing mengenai makanan yang diperbolehkan diperjual belikan di suatu negara. Regulasi ini mencakup bahan baku dan kemasan dari makanan itu sendiri.

Baca Juga: Menembus Pasar Global Melalui Pemberdayaan Potensi Lokal Ala Salam Rancage

Sebagai contoh apabila sahabat wirausaha ingin mengirimkan sambal ke Belanda, maka sahabat wirausaha harus mengetahui juga komposisi makanan yang diperbolehkan untuk suatu sambal. Hal ini sering berdampak terhadap perbedaan rasa. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia yang terbiasa mengkonsumsi Indomie ketika berada di Indonesia, mungkin akan merasakan hal yang berbeda ketika mengkonsumsi di Belanda.

Hal ini dikarenakan ada beberapa bumbu dan bahan baku yang perlu disesuaikan secara regulasi. Dengan kondisi tersebut, sahabat wirausaha harus bisa memastikan bahwa rasa dari makanan tersebut tetap enak untuk dikonsumsi meskipun telah mendapatkan penyesuaian berkaitan dengan regulasi.

Berkaitan dengan komposisi ini sendiri, sahabat wirausaha dapat mengecek secara langsung standar konsumsi untuk setiap jenis makanan melalui halaman web dari pemerintah negara tersebut. Dalam kasus sahabat wirausaha ingin melakukan ekspor ke Belanda, maka sahabat wirausaha dapat membuka website NEVO, sebuah website dibawah kementerian kesejahteraan, Kesehatan dan olahraga pemerintah Belanda.

Pada website tersebut, sahabat wirausaha dapat melihat komposisi nutrisi dari sebuah sambal yang ada di Belanda. Berikut adalah tampilan beberapa produk sambal yang terdapat pada database NEVO.

Gambar 2. Komposisi Nutrisi Produk Sambal di Belanda

Sumber: NEVO (2022)

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa sambal ulek, sebagai salah satu produk sambal yang tersedia cukup banyak di Belanda memiliki komposisi kalori sebanyak 36 kcal. Produk ini juga memiliki komposisi air sebesasr 91 gram dan protein 1,6 gram. Komposisi lain dari produk ini adalah lemak, karbohidrat dan fiber dengan nilai berturut-turut sebesar 0,7, 4,9 dan 1,9 gram untuk setiap kandungan.

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Global Produk Ekspor

Nilai ini dapat menjadi acuan dasar untuk mengukur tingkat nutrisi yang diperbolehkan di Belanda. Dengan mengetahui besaran gizi tersebut, sahabat wirausaha dapat mempersiapkan produk yang sesuai dengan standar pangan dari negara tujuan yang dalam hal ini adalah Belanda.

Selain Belanda, sahabat wirausaha juga dapat melihat berbagai standar dan komposisi bahan baku sambal di negara lain di Eropa dengan mengunjungi website FAO. Pada website tersebut akan terdapat beberapa link yang akan mengarahkan sahabat wirausaha untuk mengunjungi website kementerian terkait pada setiap negara yang menentukan standar makanan. Meskipun begitu, jenis nutrisi yang terkandung dalam setiap makanan tidak akan berbeda terlalu jauh.

Setelah memahami standar gizi dan bahan baku, sahabat wirausaha juga harus memahami selera dari para konsumenn yang ada di Eropa. Sebagai contoh, masyarakat Eropa mayoritas tidak terlalu kuat dengan rasa pedas. Hal ini yang kemudian membuat jenis sambal yang dipasarkan di Eropa mengalami sedikit perubahan. Sambal tersebut tidak sepedas sambal yang biasa dirasakan di Indonesia dan cenderung terasa lebih asin.

Dalam mengakomodir hal tersebut, sahabat wirausaha perlu mencari solusi mengenai rasa sambal yang disukai oleh konsumen di Eropa.


Tahapan Praktis Mempersiapkan Sambal yang Layak di Pasar Eropa

Sebelumnya, sahabat wirausaha telah melihat jenis-jenis sambal yang dapat dijadikan sebagai sumber inovasi. Sahabat wirausaha juga telah melihat potensi dan standar dari produksi sambal di Eropa. Terakhir, sahabat wirausaha perlu mengetahui juga mengenai tahapan untuk membuat sebuah produk sambal yang diharapkan mampu menembus pasar Eropa.

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

Tahap pertama dalam mencapai target tersebut adalah membuat produk. Sahabat wirausaha harus membuat produk tersebut dengan baik. Pastikan bahwa sambal tersebut terasa enak. Setelah itu, lakukan penyesuaian terhadap kandungan nutrisi, bahan dan juga takaran yang sesuai dengan keinginan konsumen dari Eropa. Sahabat wirausaha dapat mencari referensi umum terlebih dahulu dengan melihat Youtube atau social media lainnya.

Setelah sahabat wirausaha membuat sebuah produk, tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan riset pasar. Riset pasar ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama adalah mencari warga mancanegara yang tinggal di Indonesia.

Sahabat wirausaha dapat meminta tanggapan beliau mengenai produk yang telah dibuat. Tanggapan tersebut berkaitan dengan berbagai hal, mulai dari rasa, kemasan hingga potensi pasar dari produk yang sudah dirasakan.

Cara lain untuk melakukan riset pasar adalah dengan menitipkan produk tersebut ke warga Indonesia yang tinggal di luar negeri. Sahabat wirausaha dapat memanfaatkan koneksi sekitar atau kerabat yang mungkin dikenal untuk membawa produk yang telah dibuat ke negara tujuan untuk dicicipi secara gratis.

Setelah itu, sahabat wirausaha dapat menanyakan respon dari para penikmat produk tersebut. Metode ini juga dapat membantu sahabat wirausaha untuk mengevaluasi ketahanan dan kesesuaian produk tersebut untuk dikirim ke Eropa.

Setelah mendapatkan respon positif dalam riset pasar, sahabat wirausaha dapat memulai proses untuk memasarkan barang. Sahabat wirausaha dapat mencari melalui Google toko-toko Asia ataupun oriental yang menjadi penyedia barang-barang dari Asia.

Baca Juga: Potensi Ekspor Cokelat Indonesia

Sahabat wirausaha dapat mencoba mengontak dan menanyakan kemungkinkan untuk memasok produk yang telah dibuat. Proses ini tentu tidak mudah karena biasanya toko tersebut hanya memasok barang-barang dari brand yang sudah cukup memiliki nama. Akan tetapi, metode ini dapat pula dicoba.

Selain menggunakan metode tersebut, sahabat wirausaha juga dapat mencoba melakukan pemasaran dari mulut ke mulut. Hal ini dengan menggunakan metode yang digunakan pada riset sebelumnya, dimana sahabat wirausaha menawarkan sambal yang telah teruji enak dan berkualitas tersebut untuk dibawa gratis dan disebarkan ke calon konsumen di Eropa.

Sahabat wirausaha juga memastikan untuk terus menanyakan respon dan feedback dari kualitas produk tersebu sambil mengingatkan untuk melakukan pemesanan ulang. Apabila telah cukup banyak pemesanan, sahabat wirausaha dapat mencari seorang distributor di Eropa untuk kemudian menjembatani konsumen dengan sahabat wirausaha.

Terakhir, sahabat wirausaha juga dapat mengikuti berbagai kesempatan untuk memasarkan produk di Eropa. Beberapa kedutaan besar Indonesia di Eropa beberapa kali melakukan pameran produk Indonesia di negara kedudukannya. Kondisi ini dapat sahabat wirausaha manfaatkan.

Baca Juga: Javara: Produk Lokal yang Mendunia

Nah, setelah memahami seluruh hal mengenai potensi ekspor sambal Indonesia di Eropa, sahabat wirausaha diharapkan dapat memanfaatkan potensi ini dengan baik. Sahabat wirausaha dapat memulai dengan membuat produk sambal yang berkualitas.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.