C:\Users\JX\Downloads\Manjmn-Pros-Bisnis.jpg

Sahabat wirausaha, kita ketahui bersama bahwa dunia usaha sekarang semakin luas. Banyak perusahaan yang menciptakan produk-produk baru yang pada dasarnya hampir sama antara produk satu dengan yang lainnya, yang membedakan hanya kualitas dan merk. Menghadapi keadaan yang demikian, perusahaan menggunakan berbagai cara agar produk mereka laku dan berkembang di pasaran.

Kebanyakan orang ketika diberikan pertanyaan “apa impianmu?”, mereka menjawab “saya ingin punya usaha barang mebel, kain, dan masih banyak lagi”. Banyaknya impian mereka untuk memiliki usaha sendiri menciptakan usaha kecil-kecilan yang juga berkembang atau yang biasa dikenal dengan sebutan industri rumah tangga yang tentunya diperlukan usaha yang maksimal untuk memasuki dunia bisnis dan persaingan bisnis yang ketat. Mengembangkan usaha yang baru berkembang bahkan masih industri rumah tangga memang tidak mudah, diperlukan usaha yang optimal demi berkembangnya usaha.

Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau dasar dari usaha untuk mengembangkan sautu usaha yang baru berkembang maupun industri baru, diantaranya adalah perencanaan proses produksi.

Baca Juga: Mengenal Istilah Kapasitas Produksi


Pentingnya Proses Produksi?

Dalam menjalankan suatu usaha, tentu tidak lepas dengan yang namanya proses produksi. Proses produksi merupakan proses yang menjadi ujung tombak usaha tersebut. Mengapa demikian? Seperti yang telah kita tahu, bahwa proses produksi adalah suatu kegiatan yang menggabungkan berbagai macam faktor untuk dapat menciptakan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses produksi adalah Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Modal, Sumber Daya Manusia (SDM), dan Keahlian.

Tidak hanya itu, proses produksi juga disebut sebagai kegiatan mengolah bahan baku dan bahan pembantu sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih bernilai dari bahan awalnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka produksi mengandung dua hal pokok, yaitu menciptakan nilai guna seperti membangun rumah, membuat pakaian, membuat tas dan membuat sepeda serta menambah nilai guna seperti memperbaiki televisi, memperbaiki sepatu dan memperbaiki atau memodifikasi mobil/motor.


Apa itu Pemetaan Proses Produksi?

Dalam sebuah produksi pabrik, diperlukan adanya peta proses produksi. Tujuan dari adanya pengadaan hal tersebut tak lain adalah untuk membuat proses produksi berjalan dengan terstruktur, aman, lancar, dan menghasilkan bahan hasil produksi yang memang berkualitas dan sesuai dengan keinginan. Hal ini sangat penting dan harus dipahami oleh setiap pebisnis. Sayangnya, masih banyak pebisnis pemula yang belum memahami tentang hal ini sehingga memberikan edukasi mengenai peta tersebut sangatlah diperlukan dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Pentingnya Kontrak Pengadaan Bahan Baku Bagi UMKM


Sahabat wirausaha mungkin bertanya,”Apa sih pemetaan proses produksi itu?”

Nah.. Pemetaan proses produksi merupakan suatu usaha untuk menyajikan semua proses mulai dari input, output, kendala, dan arus suatu perusahaan yang biasanya disajikan dalam bentuk alur. Atau bisa juga merupakan sebuah diagram yang mana berisi mengenai Langkah-langkah dalam melakukan suatu proses produksi yang memuat tentang bahan baku, urutan operasi yang akan dilalui mulai dari tahap awal tahap akhir dan sudah menjadi produk jadi dari proses produksi yang diharapkan serta memuat informasi untuk menganalisa proses produksi, menganalisa material produksi, menganalisa alat produksi, dan menganalisa tempat produksi.


Apakah Pemetaan Proses Produksi Dianggap Penting?

Dalam usaha peningkatan kualitas diperlukan pengendalian kualitas untuk mewujudkan produk yang berkualitas dengan harga yang lebih murah dan yang paling penting adalah kecepatan dalam menghasilkan produk sehingga sampai ke tangan konsumen tepat waktu. Perbaikan kualitas dan percepatan proses terhadap sistem produksi secara menyeluruh harus dilakukan jika perusahaan ingin mewujudkan target terciptanya produk berkualitas yang baik dalam waktu yang relatif singkat.

Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan efisiensi dalam keseluruhan proses produksi. Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi tersebut adalah dengan melakukan pemetaan proses produksi. Kegiatan ini penting karena dapat menganalisis aliran pekerjaan di seluruh fungsi hingga ke bagian detailnya. Selain untuk menganalisis, kegiatan ini juga memiliki fungsi yang lain, lho!

Fungsi lainnya yaitu dapat dijadikan sebagai proses pengambilan dan pemodelan bisnis, proses desain ulang, dan sebagai dukungan terhadap proses-proses lainnya. Perusahaan biasanya diorganisasikan ke dalam hierarki fungsional dan vertikal, seperti pemasaran dan keuangan, dengan tingkat hierarki yang tinggi di mana status, kekuasaan, kontrol, dan peringkat lebih penting daripada efisiensi, kerja sama, dan layanan. Peta membantu perusahaan untuk pindah ke struktur manajemen lintas fungsi.

Selain itu, juga digunakan sebagai sarana untuk memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku dalam proses produksi, mengetahui berbagai macam kebutuhan mesin lengkap dengan anggarannya, menentukan suatu tata letak produksi dalam sebuah pabrik, dan melakukan evaluasi atau perbaikan terhadap cara kerja yang sudah dilakukan.

Baca Juga: Memanfaatkan Peluang Pasar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah


Bagaimana Cara Melakukan Pemetaan Proses Produksi?

Wah, menarik juga nih pemetaan proses produksi! Tentunya, perusahaan atau usaha apapun ingin menerapkan proses ini juga dong biar usahanya makin TOP! Yuk, sekarang kita belajar bagaimana sih cara melakukannya? Sebelum menyusun peta proses operasi, diperlukan adanya rancangan dan persiapan terlebih dahulu dengan matang. Hal ini dimaksudkan agar peta yang dihasilkan nantinya benar-benar sesuai dengan keinginan proses produksi yang akan dibuat. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah-langkah di bawah ini :

1. Menentukan jenis peta

Langkah pertama dalam membuat peta proses operasi yakni menentukan jenis petanya terlebih dahulu. Sang pembuat harus bisa menentukan bahwa mereka akan membuat jenis peta Man Process Chart atau Material Process Chart. Kedua jenis peta tersebut berbeda dan tentunya mempunyai tujuan serta langkah-langkah pengoperasian produksi yang tidak sama pula.

Untuk Man Process Chart, peta operasi akan lebih ditekankan pada proses pengolahan yang akan dilakukan manusia terhadap bahan mentah atau setengah jadi yang akan diproduksi. Sebaliknya, untuk Material Process Chart, di sana penekanan lebih difokuskan pada material apa saja yang akan digunakan dalam proses produksi baik itu material utama sebagai bahan baku atau pun material pendukung lainnya yang akan menyukseskan proses produksi.

2. Menentukan judul dan identifikasi proses

Daftarlah kegiatan-kegiatan tersebut secara teliti dan terperinci. Sebaiknya, analisalah secara mendalam dan telitilah hingga berkali-kali agar tidak ada satu pun proses yang terlewatkan karena hal ini sifatnya sangat penting. Melewatkan satu proses operasi produksi, berarti bahwa ada satu langkah penting dalam pegolahan produk yang tidak dilakukan. Jika memang begitu, hal ini sangat fatal karena bisa mengacaukan proses produksi yang dilakukan. Hasil produksinya pun dijamin tidak akan sempurna jika salah satu proses pengolahan barang tidak dilakukan.

Baca Juga: Apa itu Buffer Stock?

3. Menentukan simbol

Hal ini dimaksudkan agar diagram nantinya mempunyai tampilan yang baik dan tidak terlalu banyak tulisan yang ada di dalamnya. Namun begitu, pembuat harus memahami dengan baik mengenai simbol-simbol yang digunakan sebelum mereka menuangkannya dalam peta. Kemudian, simbol-simbol tersebut akan disusun secara berurutan dengan arah vertikal dalam peta proses operasi. Hal ini menunjukkan bahwa ada perubahan proses produksi yang akan terjadi dalam setiap simbol yang dituliskan. Sebisa mungkin, berilah warna simbol tersebut dengan semenarik mungkin agar orang lain tertarik untuk membaca serta menganalisanya.

4. Pemberian nomor

Yang perlu diingat adalah hal ini harus diberikan dengan benar-benar urut karena jika salah memberikan penomoran, proses produksi yang dilakukan juga akan melewati tahapan yang tidak seharusnya. Jadi, sebelum menyusun penomoran, urutkan terlebih dahulu langkah-langkah produksinya. Penomoran ini juga dilakukan dengan menganut aturan-aturan yang diberlakukan pada peta proses produksi.

Pelajarilah pedoman penomorannya dengan baik, agar penomoran yang diterapkan bisa benar-benar sesuai aturan yang berlaku. Jangan membuat aturan penomoran tersendiri karena itu nanti tidak akan valid dan rawan terhadap kesalahan.

5. Menggambarkan produk

Gambar-gambar tersebut harus diletakkan dalam garis vertikal secara berurutan seperti layaknya simbol pada peta proses operasi. Hal ini lumayan rumit memang. Akan tetapi, jika sang pembuat sangat kreatif dan inovatif, bukan tidak mungkin bahwa peta yang akan dihasilkan akan sangat luar biasa.

Baca Juga: Economies of Scale


Teknik yang Digunakan Pada Pemetaan Proses Produksi

Value stream mapping adalah salah satu metode untuk memetakan aliran produksi dan aliran informasi untuk memproduksikan satu produk atau satu famili produk, tidak hanya pada masing masing area kerja, tetapi pada tingkat total produksi serta mengidentifikasi kegiatan yang value added dan non value added. Fungsi dari VSM ini banyak diantaranya yaitu agar orang mengerti dengan mudah dimana waste berada dalam proses, memberikan tim perbaikan sebuah landasan untuk memprioritaskan usaha perbaikan, dan memberikan tim sebuah alat peraga untuk mewakili ide perbaikan mereka, jadi tim dapat lebih baik untuk berkomunikasi dengan orang yang di dalam maupun di luar organisasi. Model VSM ini berisi tentang pengurangan variabilitas dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, baik material, personil, maupun peralatan.

Tujuan inti dari VSM adalah untuk mewujudkan proses bisnis sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Oleh karena itu, analisis permintaan dan keinginan pelanggan harus ditinjau dan dinilai terlebih dahulu. Selain itu, VSM memberikan gambaran aliran fisik dan informasi, waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas, jarak yang ditempuh dan tingkat persediaan produk dalam setiap tahap produksi. Kemudahan identifikasi aktivitas terjadi karena adanya pergolongan aktivitas menjadi 5 jenis yaitu produksi, transportasi, inpeksi, delay, dan penyimpanan.

Baca juga: Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik


Bagaimana Implikasi Teknik VSM ini?

Implikasi dari VSM adalah perubahan cara kerja. Ini tampaknya sederhana, tetapi masalah-masalah praktis sering kali muncul karena orang terbiasa dengan tingkat kebebasan tertentu dalam melakukan aktivitas mereka. Setiap aktivitas yang telah biasa dilakukan kini harus disalurkan dengan cara yang berbeda. Penentuan keadaan masa depan yang diinginkan adalah tidak awal yang penting bagi perbaikan. Oleh karena itu, kondisi proses masa depan perlu dirumuskan dan divisualisasikan dengan cermat.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menjalankan suatu usaha perlu memperhatikan proses produksi karena merupakan faktor yang penting bagi perusahaan. Agar proses produksi dapat berjalan lebih baik dan lebih lancar, perlu dilakukan pemetaan proses produksi. Pelaksanaan pemetaan proses produksi ini memang agak rumit dan banyak, namun kegiatan ini dapat menjadi salah satu tips dan trik yang dapat diterapkan bagi kalian yang memiliki usaha dalam bentuk apapun.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi :

  1. https://osf.io/xtz8q/download
  2. https://cerdasco.com/pemetaan-proses/
  3. https://qualityengineering.wordpress.com/2008/06/30/pemetaan-proses/