Pernahkah sahabat UKM mengalami sebuah fenomena tidak memiliki modal untuk membeli bahan baku, padahal laporan laba rugi menyatakan adanya sejumlah profit. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh arus kas yang sebenarnya kurang baik.

Berkaca pada kasus tersebut, penting bagi sahabat UKM untuk mulai melihat arus kas yang sebenarnya ada dalam laporan keuangan bernama laporan arus kas. Laporan ini akan membantu sahabat UKM untuk mencegah kasus tersebut terjadi.

Baca Juga : Tips Memilih Sumber Peer-to-Peer lending untuk Mendukung Rantai Pasok dan Arus Kas


Definisi Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang mencatatkan sumber kas masuk dan kas keluar dalam menjalankan sebuah bisnis. Secara tidak langsung, laporan ini tidak memasukkan transaksi atau akun yang tidak melibatkan pertukaran kas.

Pada laporan ini, arus kas dibagi berdasarkan tiga sumbernya, yaitu operasional, investasi dan pembiayaan. Setiap kategori tersebut disusun dari jurnal arus kas yang merangkum arus kas bisnis selama satu periode berjalan.

Pada dasarnya, laporan arus kas bukan sebuah laporan yang berdiri sendiri seperti neraca dan laba rugi. Laporan ini disusun untuk mempermudah sahabat UKM untuk melihat kondisi kas. Oleh karena itu, sebenarnya laporan arus kas juga bisa dianalisis dan dicari sumbernya dari laporan keuangan lainnya. Laporan arus kas dengan sumber operasional dapat dibaca dari laporan laba rugi. Sedangkan laporan arus kas dari sisi investasi dan pembiayaan dapat ditemukan dari neraca.

Baca Juga : Tips Mengelola Stok Barang Untuk Kelancaran Arus Kas

Dalam melakukan analisa lebih lanjut, tulisan ini akan menggunakan contoh laporan arus kas yang digunakan oleh Ibu Damar. Berikut adalah laporan arus kas milik beliau.

Kebab Ibu Damar

Laporan Arus Kas

Untuk laporan 31 Desember 2020











Arus Kas dari Kegiatan Operasional





Kas diterima dari pelanggan


Rp 150,000,000



Dikurangi beban produksi dan operasional


-Rp 129,000,000


Arus Kas Bersih Operasional



Rp 21,000,000






Arus Kas dari Kegiatan Investasi





Pembayaran kas untuk pembelian mesin


-Rp 15,000,000


Arus Kas Bersih Investasi



-Rp 15,000,000






Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan





Kas diterima dari investasi pemilik


Rp 30,000,000



Dikurangi pembagian dividen usaha


-Rp 3,000,000


Arus Kas Bersih Pembiayaan



Rp 27,000,000






Arus Kas Bersih dan Saldo Kas Desember 2020



Rp 33,000,000


Menganalisis Arus Kas Operasional

Kegiatan operasional berupa produksi dan penjualan produk merupakan sumber utama dari arus kas bisnis. Bisnis harus mampu menghasilkan operasionalisasi yang positif dari kegiatan utamanya. Meskipun begitu, mungkin saja dalam beberapa kondisi arus kas operasional menunjukkan nilai negatif. Akan tetapi, nilai tersebut tidak boleh terjadi secara terus menerus.

Arus kas operasional sebenarnya memiliki nilai yang kurang lebih sama dengan yang terdapat pada laporan laba. Hanya saja laporan ini tidak memasukkan beberapa akun yang tidak melibatkan kas, seperti depresiasi. Depresiasi sendiri adalah sebuah biaya yang diperhitungkan dalam laba rugi karena adanya penggunaan aset tetap untuk keperluan produksi. Akan tetapi, sebenarnya tidak terjadi pengeluaran kas sama sekali. Oleh karena itu, depresiasi mungkin penting untuk dimasukkan dalam laporan laba rugi, tetapi tidak dimasukkan dalam laporan arus kas.

Baca Juga : 40 Minutes Finance Accounting Series - Memahami Laporan Arus Kas

Selain mengeluarkan yang tidak melibatkan kas, laporan arus kas juga memiliki perbedaan lain dari laporan laba rugi, yaitu hanya mencatat kegiatan operasional saja. Pada laporan laba rugi, terdapat akun yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasional seperti beban bunga. Beban bunga merupakan sebuah beban yang tidak memiliki kaitan dengan kegiatan operasional. Oleh karena itu, akun ini seharusnya tidak ada pada laporan kas untuk sumber pembiayaan operasional.

Pada laporan Ibu Darma, terlihat bahwa arus kas dari kegiatan operasional seluruhnya berasal dari produksi dan penjualan barang saja. Pada kasus ini, Ibu Darma mendapatkan kas masuk sebesar 150 juta rupiah dari penjualan produknya. Sedangkan untuk kas keluar sejumlah 129 juta rupiah untuk keperluan biaya produksi dan penjualan. Berdasarkan data tersebut, tercatat kas bersih dari kegiatan operasional menunjukkan adanya pemasukan sebesar 21 juta rupiah.

Dengan melihat laporan tersebut, sahabat UKM juga dapat mengidentifikasi apakah kegiatan operasional perusahaan dapat menghasilkan kas atau tidak. Hal ini tentu membantu karena apabila melihat laba rugi saja, mungkin nilai laba bersih yang didapatkan terkesan lebih kecil. Akan tetapi, dengan melihat laporan arus kas, sahabat UKM dapat benar-benar mengidentifikasi nilai arus kas yang tersedia.

Sebagai contoh dalam kasus Ibu Darma, nilai laba yang didapatkannya adalah sebesar 11 juta rupiah. Pada awalnya Ibu Darma khawatir, apakah nilai tersebut saja yang kemudian beliau dapatkan dari kegiatan operasionalnya. Bagi Ibu Darma, nilai tersebut terlalu kecil. Akan tetapi, setelah menghitung arus kasnya, Ibu Darma cukup puas karena sebenarnya kegiatan operasionalnya menghasilkan kas sebanyak 21 juta rupiah yang itu dapat digunakan untuk diputar Kembali dalam kegiatan operasional.

Baca Juga : Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)


Menganalisis Arus Kas Investasi

Investasi merupakan salah satu kegiatan menghasilkan kas. Kegiatan investasi selalu dapat dikaitkan dengan pengadaan dari aset tetap. Oleh karena itu, arus kas yang muncul dari kegiatan investasi ini juga merupakan arus kas dari transaksi yang muncul berkaitan dengan penjualan atau pembelian aset tetap. Pembelian aset tetap pasti akan memerlukan kas untuk dibayarkan kepada penjual. Oleh karena itu, setiap penambahan aset tetap pada bisnis, pasti akan menimbulkan kas keluar pada laporan arus kas. Hal ini pun berlaku sebaliknya saat menjual aset tetap.

Sama halnya dengan arus kas yang berasal dari kegiatan operasional, arus kas dari kegiatan investasi juga bisa dilihat dari laporan keuangan lainnya, yaitu neraca. Berbeda dengan laporan laba rugi, sahabat UKM perlu melihat perubahan nilai ketika ingin melihat nilai suatu akun selama periode berjalan di neraca. Sebagai contoh, apabila sahabat UKM ingin mengetahui berapa jumlah aset yang dibeli selama periode 2020, maka sahabat UKM perlu mengurangi posisi aset pada neraca tahun 2020 dengan neraca pada tahun 2019. Perubahan nilai tersebut yang kemudian menjadi nilai dari perubahan aset, yang di saat yang sama juga memiliki implikasi terhadap kas. Perhitungan melalui neraca memang menjadi cukup rumit, maka laporan arus kas akan sangat membantu dalam melakukan identifikasi kegiatan investasi ini.

Baca Juga : Agar Proposal Bisnis Tembus Investasi, Yuk Simak Saran dari Para Mentor!

Pada laporan arus kas yang disusun oleh Ibu Darma, terlihat bahwa kegiatan arus kas yang berasal dari investasi adalah pembelian mesin. Dalam kasus pembelian mesin ini, terjadi penambahan aset dengan nilai 15 juta rupiah. Pada sisi yang lain, terdapat penurunan nilai kas dengan jumlah yang sama dimana nilai tersebut masuk ke dalam laporan arus kas. Berdasarkan informasi tersebut, sahabat UKM dapat melihat berapa banyak kas yang kemudian dikeluarkan untuk keperluan investasi ini.


Menganalisis Arus Kas Pembiayaan

Apabila investasi selalu berbicara mengenai aset tetap, pembiayaan merupakan pasangan yang tepat karena berfokus pada sumber dana jangka panjang. Seperti yang sahabat UKM mungkin tahu, pembiayaan merupakan kegiatan pendanaan jangka panjang yang seringkai digunakan untuk kepentingan investasi. Apabila investasi berfokus pada pembelian suatu aset, yang berarti mengeluarkan kas, pembiayaan justru berfokus untuk mencari kas.

Pembiayaan sendiri bisa berasal dari dua akun, yakni kewajiban jangka panjang dan juga ekuitas. Apabila akun-akun ini mengalami peningkatan, artinya terdapat kas masuk bagi bisnis. Sebaliknya, apabila terjadi pengurangan pada dua kategori akun ini, maka terjadi kas keluar. Beberapa contoh kas masuk seperti penyetoran modal ataupun penambahan utang jangka panjang. Sedangkan beberapa contoh kas keluar adalah pengambilan uang pribadi, pembayaran dividen, pembayaran utang dan pembayaran bunga utang.

Sama halnya dengan investasi, kegiatan pembiayaan ini juga dapat ditelisik dengan metode yang sama dari neraca. Meskipun begitu, kegiatan pembiayaan tercatat pada sisi pasiva, sedangkan kegiatan investasi tercatat pada sisi aktiva.

Baca Juga : Memahami Berbagai Jenis Aset Untuk Mulai Menyusun Langkah Diversifikasi Rasio

Pada kasus Ibu Darma, terlihat bahwa beliau sama sekali tidak memiliki utang. Beliau menyetorkan 30 juta rupiah untuk kegiatan bisnisnya dimana ini merupakan sebuah kegiatan pembiayaan yang berasal dari modal. Pada sisi yang lain, bisnisnya ini pun membayarkan dividen atas kepemilikan Ibu Darma sebesar 3 juta rupiah. Berdasarkan kedua arus kas tersebut, lebih banyak uang yang kemudian masuk dibandingkan yang keluar sehingga kegiatan pembiayaan menghasilkan kas masuk sebesar 27 juta rupiah.

Berdasarkan ketiga kategori arus kas tadi, terdapat beberapa poin tambahan berkaitan dengan arus kas. Pertama, arus kas operasional seharusnya berdiri sendiri. Kegiatan operasional yang baik tentu saja yang dapat menghasilkan kas masuk dengan cukup baik. Kedua, arus kas investasi sebenarnya harus mampu ditutupi dengan baik melalui arus kas pembiayaan. Hal ini tidak terlepas dari peran pembiayaan yang memang dilakukan untuk mencari dana dalam kegiatan investasi perusahaan. Pada kasus Ibu Darma, sahabat UKM dapat melihat bahwa kriteria tersebut terpenuhi dengan cukup baik sehingga bisnis beliau memiliki arus kas masuk sebesar 33 juta rupiah.

Baca Juga : Pentingnya Pencatatan Keuangan bagi UMKM

Nah, demikianlah analisa sederhana mengenai laporan arus kas. Melihat pentingnya laporan arus kas ini, yuk sahabat UKM mulai menggunakannya dengan baik.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.